Halo sobat pembaca blog The Jombang Taste! Pernah makan keripik gadung? Oh No! Saya bisa teler dibuatnya, demikian kebanyakan orang berkomentar mengenai makanan keripik gadung. Memang demikian adanya. Sebagian orang ada yang alergi makan keripik gadung. Cukup makan satu atau dua biji keripik gadung bisa membuat mereka mabuk, muntah, kepala pusing, bahkan pingsan. Cerita-cerita keracunan makanan keripik gadung memang sering terdengar di telinga kita. Mungkin saja itu benar. Tapi tidak semuanya benar.
Memang ada orang yang dari sononya sudah alergi makan keripik gadung. Tapi setahu saya, kasusu keracunan keripik gadung pada umumnya disebabkan oleh kesalahan cara mengolah bahan dasar umbi gadung. Kurangnya informasi cara membuat keripik gadung yang aman dan menyehatkan bisa membahayakan orang yang makan keripik gadung tersebut. Oleh karena itu, saat Lebaran tiba kemarin saya tertarik mencicipi dan meneliti secara sederhana aneka keripik gadung yang ada di meja ruang tamu.
Emak saya pernah membuat sendiri keripik gadung yang aman dan tidak menyebabkan keracunan. Awalnya, umbi keripik gadung dibersihkan kulitnya dari tanah. Kemudian cuci bersih bulatan-bulatan umbi gadung tersebut. Pastikan tidak ada getah yang tertinggal. Langkah berikutnya adalah iris-iris umbi gadung dengan ketebalan yang diinginkan. Saran saya jangan terlalu tebal. Kalau terlalu tebal, nanti waktu menggoreng keripik gadung butuh waktu ekstra dan matangnya bisa tidak merata.
Tips Membuat Keripik Gadung
Tahap berikutnya adalah yang paling penting. Ambil abu dapur dan balurkan ke potongan-potongan umbi gadung. Atau kalau cepatnya adalah dengan mencelupkan potongan umbi gadung ke abu dapur. Abu dapur tersebut harus kering. Tidak perlu ditambahkan air. Abu tersebut bisa didapat dari sisa pembakaran kayu, bambu dan ranting kering saat masak dengan tungku biasa atau tradisional di dapur. Jangan khawatir, masih banyak warga Jombang yang masak dengan kayu bakar di kawasan Jombang.
Setelah setiap permukaan gadung tertutup abu, langkah berikutnya adalah menjemur gadung sampai kering dan berbentuk ‘krecekan’ gadung. Saat itu, orang tua saya menjemur gadung selama 3 hari dengan terik matahari sedang. Kalau sudah kering, kumpulkan krecekan gadung ke dalam satu wadah plastik dan rendam di dalam air yang mengalir. Saya masih ingat, orang tua saya ketika itu merendam krecekan gadung di sudut sungai dengan aliran air yang tenang.
Jaman dulu sungai masih dalam keadaan bersih dan minim pencemaran. Kalau sekarang sih sudah tidak menjamin. Kalau di tempat tinggal Anda tidak ada sungai dengan aliran bersih, Anda bisa merendam krecekan gadung tadi di bak air. Tapi ada syaratnya, yaitu airnya harus diganti setiap hari. Lalu, berapa lama waktu merendam krecekan dalam air? Umumnya orang-orang merendam gadung selama 5 sampai 7 hari agar gadung bebas dari abu dan zat-zat beracun.
Nah, kalau sudah lewat masa perendaman maka krecekan gadung dijemur lagi sampai kering. Krecekan gadung yang sudah kering siap untuk digoreng. Taburkan sedikit garam dapur ke permukaan keripik gadung untuk memberi cita rasa gurih. Selesai. Sekarang Anda bisa menikmati sajian keripik gadung yang aman dan tidak beracun. Selamat mencoba tips di atas. Kalau ada saran dan komentar, silakan berbagi pada kolom di bawah ini. Mari lestarikan kekayaan wisata kuliner tradisional Indonesia!
Tinggalkan Balasan