Assalamu alaikum. Alhamdulillah putri kami Salmaa di bulan Ramadhan kali ini melaksanakan ibadah puasa sama seperti Ramadhan di tahun kemarin. Tapi karena ada musibah pandemi corona, yang seharusnya di bulan yang barakah ini kita mencari ilmu yg lebih banyak harus terbatasi.
Kita tidak bisa menghadiri acara seperti Pondok Ramadhan, belajar di sekolah dan mendapat nasihat-nasihat dari bapak dan ibu guru. Kami juga tidak bisa menghadiri kajian-kajian di majelis ta’lim bersama anak-anak. Kami rindu ingin bisa hadir kembali diantara orang-orang berilmu.
Disaat para guru tidak dapat mengajar secara tatap muka, kami sebagai orang tua hanya bisa memberikan ilmu semampu kami. Semoga di bulan yang penuh ampunan ini Allah mengampuni kesalahan-kesalahan kami dan mencabut musibah di negeri ini. Aamiin.
(Ibu Yuni)
Komentar Penulis:
Blog pendidikan Jombang menyapa Anda di tengah bulan Ramadhan tahun 2020 ini. Di antara kenikmatan hidup yang utama adalah bisa hadir di majelis taklim dan berkumpul dengan orang-orang berilmu untuk mempelajari agama dan masalah-masalah kehidupan. Berlangsungnya pandemi Corona di Indonesia telah memaksa setiap kelompok kajian untuk berhenti melakukan kegiatan tatap muka.
Sebagai gantinya, Majelis Ta’lim mengadakan kajian secara online menggunakan sosial media seperti Facebook, Instagram TV, Twitter, WhatsApp, maupun mengunggah video melalui akun Youtube. Berdakwah secara online di tengah merebaknya wabah virus Corona dinilai pilihan yang paling tepat untuk menghindari kerumunan massa dan memutus rantai penyebaran virus Corona. Belajar secara online bisa menyenangkan anak selama mereka berdiam di rumah, asal orang tua tahu caranya.
Meskipun memiliki banyak keunggulan, mengikuti kajian secara online memiliki sejumlah kelemahan yang hanya bisa diberikan oleh kajian secara tatap muka. Diantara kelemahan itu adalah berkurangnya semangat silaturahim di antara sesama jamaah majelis taklim. Pertemuan secara online dapat dilakukan antarmuka melalui aplikasi panggilan video (video call), namun tidak semua jamaah memiliki fasilitas pendukung yang memadai untuk berlangsungnya telekonferensi secara berkelompok.
Pada waktu seperti inilah setiap orang tua menjadi sebenar-benarnya teladan kehidupan bagi anak. Orang tua dan anak berinteraksi secara penuh sejak mereka bangun tidur hingga berangkat tidur lagi. Setiap tindakan orang tua mencerminkan contoh bagi anak-anaknya. Orang tua yang berhasil membiasakan diri berperilaku mulia tentu tidak akan sulit memberikan contoh karena mereka telah memiliki kebiasaan-kebiasaan efektif yang baik untuk ditiru oleh anak-anak mereka.
Hal yang berbeda akan terjadi jika orangtua tidak memiliki rutinitas yang baik untuk ditiru sehingga anak mungkin saja mencari role model dari lingkungan luar rumah. Pada kesempatan ini penulis berpesan kepada setiap orang tua untuk terus meningkatkan ilmu dan keterampilan hidup dalam mendidik anak-anak. Tidak pernah ada kata terlambat bagi setiap orang tua untuk belajar sampai anak-anak mereka benar-benar menjadi manusia yang berakhlak dan memberi manfaat bagi orang-orang di sekitarnya.
Membaca kitab suci agama dan buku-buku kajian agama diperlukan oleh orang tua bersama anak untuk mengisi kekosongan kegiatan di rumah selamat demi berlangsung. Tentu saja kegiatan ini bisa menjadi sangat membosankan jika orang tua memiliki persediaan buku bacaan yang terbatas. Sebagai orang tua, anda tidak boleh berhenti mendidik anak hanya karena keterbatasan sumber daya.
Anda bisa menggunakan beragam media pembelajaran yang menyenangkan dari buku maupun alam sekitar. Dengan mengajak anak berpikir mengenai ciptaan Tuhan, tentu mereka akan memiliki pandangan tersendiri terhadap pandemi kali ini. Semoga tulisan ini bisa menambah inspirasi anda dalam mendidik anak-anak di rumah. Tetap semangat untuk para blogger guru Jombang dalam menebar motivasi kebaikan.
Tinggalkan Balasan