Hari ini (23/11/2018) saya berkesempatan menyaksikan kirab peserta drumband Bupati Jombang Cup 2018 di sepanjang Jalan Wahid Hasyim Jombang. Sebenarnya saya tidak berniat untuk menyaksikan acara tersebut. Namun ketika siang hari saya mendapatkan informasi dari grup WA bahwa akan diadakan kirab. Secara kebetulan saya sedang mengurus penggantian kartu ATM di BSM sebulan dari BSM. Saya terjebak macet oleh arak-arakan mobil patroli polisi yang mengiringi peserta kirab drumband Bupati Cup 2018. Saya pun memutuskan untuk berhenti berkendara dan menyaksikan acara tersebut. Saya berkesempatan menyaksikan 15 grup drumband mulai dari nomor urut 1 sampai dengan nomor urut 15. Kelompok Drum band itu berasal dari lembaga pendidikan tingkat sekolah dasar dan Madrasah Ibtidaiyah se-Kabupaten Jombang.
Kelompok seniman drumband dari masing-masing lembaga pendidikan sekolah dasar dan Madrasah Ibtidaiyah se-Kabupaten Jombang berusaha menampilkan karya terbaiknya. Setiap kelompok menyajikan busana drum band yang menarik, berwarna-warni dan tentu saja atraktif. Suara dentuman alat musik drumband pun terdengar nyaring di telinga. Langkah-langkah tegap para peserta ketika berjalan di jalan beraspal itu sungguh sangat menyenangkan hati. Anak-anak kecil berwajah ceria sekaligus tegas melangkah di sepanjang Jalan Wahid Hasyim yang membelah pusat kota Jombang. Arak-arakan peserta kirab drumband Bupati Cup 2018 dimulai dari Alun-alun Kabupaten Jombang dan berakhir di depan Istana Musik Jombang. Cuaca panas tidak mereka hiraukan. Hiruk-pikuk PKL penjaja minuman ringan menambah semarak suasana jalan protokol Jombang siang itu.
Setiap sekolah yang mengirimkan grup drumband berusaha menjadi yang terbaik. Mereka menampilkan lagu-lagu daerah dan lagu wajib nasional dalam aransemen musik drumband. Kegiatan kirab drumband seperti ini bermanfaat memperkenalkan lagu-lagu daerah kepada masyarakat umum Jombang. Selain itu, para peserta juga menyajikan contoh tindakan disiplin dan teratur dalam berperilaku. Para orang tua pun tak ketinggalan beraksi. Mereka memberi dukungan putra-putrinya di sepanjang pinggir Jalan Wahid Hasyim Jombang. Sebagian besar dari penonton adalah ibu-ibu wali murid yang mengantarkan anak-anak mereka mengikuti lomba tersebut. Kirab peserta drumband dimulai pukul setengah dua siang namun sampai dengan pukul setengah empat sore kirab tersebut belum selesai. Saya pun terburu-buru untuk pulang karena harus melaksanakan tugas mengajar di Taman Pendidikan Al-qur’an (TPQ).
Perkembangan kesenian drumband di lembaga pendidikan sekolah dasar dan Madrasah Ibtidaiyah di Kabupaten Jombang akhir-akhir ini semakin semarak. Setiap sekolah memiliki kepentingan untuk menampilkan grup drumband mereka dalam berbagai perlombaan marching band. Penampilan para siswa tersebut mampu menjadi media promosi yang efektif bagi sekolah swasta maupun sekolah negeri dalam menarik minat calon siswa baru pada tahun ajaran baru. Tidak bisa dipungkiri bahwa orang tua pun memiliki pertimbangan lain dalam menyekolahkan anak-anak mereka ke lembaga pendidikan yang mereka anggap memiliki mutu baik dan memiliki prestasi yang banyak. Salah satu pertimbangan itu adalah adanya ekstrakurikuler drumband yang aktif mengadakan pelatihan dan mengikuti kejuaraan marching band.
Anak-anak yang merasa kesulitan belajar dalam bidang akademik, misalnya menghitung, membaca, dan menghafal, mereka memiliki media ekspresi di bidang seni drumband. Popularitas drum band sedikit meningkat lebih baik akhir-akhir ini ketika grup patrol modern mulai berguguran di Kabupaten Jombang. Meski demikian masih banyak anggota drumband terutama color-guard atau pembawa bendera yang merangkap sebagai penari grup patrol modern di desanya masing-masing. Ekspresi wajah mereka pun tampak berbeda dibanding anak-anak pada umumnya. Drumband diharapkan bisa mengembalikan anak-anak itu berperilaku sesuai umur mereka dan tidak dilebih-lebihkan seperti perilaku orang dewasa. Semoga mereka dapat tumbuh menjadi anak-anak yang sehat dan cerdas sesuai kodratnya.
Tinggalkan Balasan