Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Unggulan Nahdlatul Ulama (NU) Mojoagung Jombang mengadakan pelatihan pendidikan ramah anak di Padepokan Wonosalam Lestari (PWL) pada Jumat, 23 November 2018 kemarin. Acara tersebut dimulai pada Jumat siang dan direncanakan akan berakhir pada Sabtu siang. Salah satu sesi dalam acara tersebut adalah Pelatihan Emotional and Spiritual Quotients (ESQ) for Teacher. Pelatihan ESQ for Teacher menghadirkan narasumber Ustadz Muhammad Yusuf dari lembaga pendidikan Rumah Cerdas Islami (RCI). Pelatihan ESQ for Teachers dimulai pukul 19.30 dan berakhir pada pukul 21.35 WIB. Sebanyak 67 orang peserta mengikuti kegiatan tersebut dengan antusias. Para peserta merupakan guru-guru yang aktif mengajar di SMK Unggulan NU Mojoagung Kabupaten Jombang. Mereka sengaja hadir bersama untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mendidik anak secara ramah dan beradab Islami.
Pelatihan ESQ for Teacher untuk para guru SMK Unggulan NU Mojoagung dimulai di Aula PWL dengan yel-yel dan salam perkenalan. Para peserta malam itu awalnya sudah mulai tampak kelelahan. Sesaat setelah yel-yel dibaca, mereka bangkit dari rasa kantuk dan lebih bersemangat mengikuti pelatihan. Kemudian narasumber acara meminta para peserta menuliskan nama-nama murid yang paling mereka kenang sebanyak-banyaknya. Murid-murid tersebut pada umumnya diingat guru karena adanya sifat atau perilaku khusus yang tidak dimiliki siswa lain. Siswa yang memiliki prestasi paling baik dan prestasi paling buruk adalah dua jenis murid yang paling diingat guru. Masing-masing guru menuliskan nama siswa yang paling diingatnya beserta alasan penulisannya. Peserta pelatihan kemudian diminta untuk mengirimkan satu kali bacaan Surat Al-Fatihah ditujukan kepada setiap nama siswa yang telah mereka tulis. Itulah salah satu bentuk kesabaran guru dalam mendoakan murid-murid yang mereka anggap sulit diatur.
Ustadz Muhammad Yusuf menyatakan bahwa murid yang hadir di kelas dan kita ajar merupakan takdir Allah SWT. Allah mengirimkan murid-murid itu sebagai bentuk ladang ibadah bagi kita dalam mendidik dan menyiapkan generasi islami di masa depan. Kita tidak bisa memilih murid itu. Justru Allahlah yang telah memilihkan murid-murid itu untuk kita ajar. Maka tugas menjadi guru adalah amanah yang harus kita laksanakan dengan penuh tanggung jawab dan sepenuh hati. Sangat aneh jika seorang guru memperlakukan muridnya secara tidak pantas, apalagi menjurus pada tindak kekerasan. Murid telah memberikan ladang pekerjaan bagi guru. Bahasa sederhananya adalah murid yang memberikan guru mata pencaharian. Muridlah yang menggaji seorang guru secara tidak langsung. Maka sungguh tidak sangat etis bila seorang guru memperlakukan muridnya secara kasar. Untuk itulah pelatihan sekolah ramah anak ini dilaksanakan untuk para guru di sekolah menengah kejuruaan berbasis agama tersebut. Keramahan yang guru tunjukkan merupakan keteladanan mulia yang akan murid ingat sepanjang hidup mereka.
Tidak semua orang bisa menjalani profesi guru. Guru adalah profesi mulia dan bersifat ke-Rasul-an. Setiap perilaku seseorang guru Islami harus mencontoh teladan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Maafkanlah murid yang berbuat kesalahan dan dianggap bertindak nakal. Mereka sebenarnya berbuat seperti itu karena mereka belum mengetahui apa tindakan terbaik yang harus mereka lakukan. Sebaliknya, guru harus bisa membimbing murid agar mereka memahami pilihan yang benar dan salah sehingga mereka dapat menjalankan secara sadar nilai-nilai kebenaran itu dalam penerapan kehidupan sehari-hari. Kita semua banyak berharap pada kinerja guru dalam mendidik generasi muda secara Islami. Semoga pelatihan ESQ for Teacher ini mampu menginspirasi guru-guru untuk lebih memanusiakan peserta didik dengan kasih sayang layaknya Nabi Muhammad membimbing umatnya. Aamiin.
Tinggalkan Balasan ke Syadia Share Batalkan balasan