Si Kutu Loncat Yang Gagal Melompat

muda dan bersemangat
Berjiwa muda dan bersemangat adalah ciri manusia modern.

Pengalaman membuktikan bahwa karyawan yang sering mendapat tawaran bekerja di tempat lain justru karyawan yang mampu bekerja dengan sungguh-sungguh di tempatnya sekarang. Sebaliknya, karyawan yang berkoar-koar ingin pindah kerja dan memiliki etos kerja setengah-setengah malah susah dapat pekerjaan baru. Maklum saja, perusahaan membutuhkan aksi nyata, bukan hanya omong doang.

Hal tersebut terjadi secara nyata ketika saya dan kawan bekerja di sebuah perusahaan di Sidoarjo sekitar tujuh tahun lalu. Waktu itu saya ingat betul dia menjelaskan panjang lebar rencana besarnya untuk menjadi seorang pengusaha sukses. Dia mampu menjelaskan dengan terinci step by step yang akan dia lakukan agar bisa keluar dari perusahaan tersebut. Saya hanya mengaminkan saja. Kalau ada kawan senang saya pun ikut senang.

Fakta berbeda dengan rencananya. Saya sudah melepaskan diri dari perusahaan tersebut sejak dua tahun lalu. Sebaliknya, dia masih bertahan disana dengan segala dalihnya. Tanpa bermaksud mendiskreditkan pihak manapun, saya merasa lebih bebas dan bahagia karena sudah berani mengambil keputusan berani keluar dari perusahaan lama. Bahkan saya merasa sangat bersyukur atas keadaan saya saat ini yang bisa mencapai hampir semua rencana.

Apa yang bisa kita pelajari dari kasus ini? Salah satu nilai utama dalam bekerja adalah ketika seorang karyawan memberikan kemampuannya secara optimal. Bekerja dengan sungguh-sungguh adalah kewajiban. Sebaliknya, karyawan yang pandai membuat perencanaan tanpa berbuat sesuatu yang nyata akan tertinggal di belakang. Bekerja bukan sekedar masuk kantor, mengisi absensi dan pulang tepat waktu. Bekerja adalah harus bisa memberi kontribusi yang bermanfaat bagi perusahaan.

Para kutu loncat yang gagal melompat lebih tinggi bukanlah manusia yang tidak memiliki kemampuan lebih. Mereka memiliki potensi bagus, namun kompetensi diri yang mereka bangun tidak sesuai dengan kebutuhan pasar. Masih ada beberapa faktor eksternal yang melibatkan keputusan kepala perusahaan. Dan itu adalah hak prerogatif mereka untuk memberikan penilaian terhadap seorang calon karyawan.

Semoga artikel ini bisa memberi inspirasi untuk Anda. Enjoy blogging, enjoy writing!


Comments

Satu tanggapan untuk “Si Kutu Loncat Yang Gagal Melompat”

  1. Avatar Bundabina
    Bundabina

    Fokuslah pada pekerjaan sekarang. Sabar ya mas. Orang sabar disayang Tuhan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *