Ngundhuh Wohing Pakarti, Memetik Buah Hasil Pekerjaan

Apa kabar sobat blogger Jombang? Blog The Jombang Taste kembali hadir menyapa Anda melalui artikel kata-kata mutiara Bahasa Jawa. Pada artikel sebelumnya Anda sudah mengenal nasehat bijak Bahasa Jawa agar manusia selalu ikhlas beramal dan tidak pamrih dalam melangkah. Artikel kali ini membahas lanjutan paribasan Jawa yang berbunyi ngundhuh wohing pakarti. Dua hal di atas sangat berkaitan erat satu sama lain dalam kehidupan kita.

Kata-kata bijak Bahasa Jawa ngundhuh wohing pakarti berarti seseorang akan memetik buah kerjanya. Kerja yang baik akan memetik hasil yang baik, kerja yang buruk juga akan buruk. Orang yang tumpul perasaannya tidak akan berkembang otak kanannya. Sebaliknya, orang yang bertingkah laku disertai perasaan yang tajam, otak kanannya akan berkembang. Istilah ngundhuh wohing pakarti mengajarkan kepada kita agar selalu berbuat baik. Karena apa yang kita tanam itulah yang kita tuai (Sudjono: 2013).

Bila Anda menanam angin maka Anda akan menunai badai. Jika Anda menanam budi maka perbuatan Anda akan berbuah kebaikan. Istilah ngundhuh berarti mengambil banyak buah atau menggoyang-goyangkan pohon agar buahnya jatuh dan dapat diambil. Maka begitu pula ngundhuh wohing pakarti, sesuatu kebaikan yang kita tanam maka pada saatnya akan kita petik secara berlipat ganda.

Tuhan Maha Adil. Yakinlah Tuhan tidak pernah salah dalam memberi balasan kepada setiap perbuatan manusia. Hanya saja manusia seringkali tidak sabar dalam melangkah dan berpikir buruk sangka terhadap nikmat yang diberikan Tuhan sehingga seolah-olah Tuhan telah salah memberikan reward and punishment terhadap perbuatan manusia. Nikmat yang diberikan Tuhan seringkali dianggap manusia sebagai laknat Tuhan. Padahal selalu ada hikmah tersembunyi dibalik setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup manusia.

Nasehat Bahasa Jawa ini juga memiliki makna bahwa balasan Tuhan terhadap manusia tidak harus hadir di dunia. Ada kalanya balasan itu datang dalam waktu jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Jika Anda selama ini Anda sudah berbuat kebaikan namun Tuhan tak kunjung memberikan reward kepada Anda, tetaplah optimis balasan itu akan hadir dalam kehidupan Anda di masa depan. Bila kebaikan itu tidak berbuah pada masa anak-cucu Anda, minimal Anda telah menabung amal untuk kehidupan akhirat.

Mari niatkan hati dengan suci dan bersih semata-mata untuk berbuat baik kepada sesama. Mau hidup berapa lama di dunia? Anda satu saat pasti akan meninggalkan semua yang dimiliki saat ini. Semoga tulisan mengenai kata-kata bijak Bahasa Jawa ini bisa memberi inspirasi bagi Anda dalam menjalani kehidupan yang lebih baik dan lebih bersemangat. Mari gali kekayaan nilai moral kebudayaan-kebudayaan daerah di Nusantara!

Daftar Pustaka:

Sudjono. 2013. Nguri-uri Pitutur Luhur Falsafah Adi Luhung. CV. Karya Mandiri Sentosa: Ngawi

Komentar

7 tanggapan untuk “Ngundhuh Wohing Pakarti, Memetik Buah Hasil Pekerjaan”

  1. Avatar Joko Santoso
    Joko Santoso

    Baik dan buruk perbuatan kita akan kembali kepada pelakunya. Entah sekarang atau nanti pasti terjadi.

    1. Avatar Agus Siswoyo

      bahkan keadaan kita hari ini pun itu karena sikap kita di masa lalu.

  2. Avatar Pejuang Cinta
    Pejuang Cinta

    Siapa yg menanam kebaikan, maka ia akan dapat kebaikan juga.

    1. Avatar Agus Siswoyo

      benar. ayat al-quran sudah mengatakan demikian.

  3. Avatar Silvy Potter
    Silvy Potter

    artikel yang keren untuk mengingatkan kita semua kalo hidup tuh harus berbuat baik.

    1. Avatar Agus Siswoyo

      berbuat baik adalah fitrah manusia.

  4. […] bahas salah satu bebasan Jawa yang berbunyi ajining diri dumunung in kumendaling lathi lan budi. Nasehat bahasa Jawa ini kurang lebih berarti harga diri manusia tergantung pada pengendalian ucapan dan […]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *