Mengasah Kemampuan Anak Bercerita Lewat Program Literasi Pustaka Latsari


Pustaka Latsari merupakan wadah yang penulis gunakan dalam mengembangkan budaya literasi di kalangan siswa SDN Latsari. Literasi bukan hanya berkisar tentang kemampuan membaca dan menulis. Literasi juga berhubungan dengan kemampuan berpikir, bercerita dan mengemukakan pendapat. Kali ini penulis membahas kemampuan bercerita para siswa usai membaca buku yang mereka pinjam di perpustakaan. Penulis menyediakan potongan gambar-gambar yang harus disusun menjadi cerita yang baik. Mereka diajarkan untuk berbahasa dengan baik dan benar ketika mendeskripsikan sebuah benda.

Penulis menyisipkan bercerita dalam pelajaran muatan lokal keagamaan untuk kelas 1 SD. Pelajaran Keagamaan banyak diisi dengan materi hafalan sehingga bagi murid kelas satu terasa menjemukan. Kali ini penulis memberikan icebreaking berupa bercerita. Para siswa yang rata-rata berusia tujuh tahun sangat imajinatif. Hasilnya, para siswa tampak lebih bersemangat dalam berekspresi. Lokasi belajar yang berada di dalam perpustakaan menghasilkan suasana yang berbeda dan segar dalam pikiran siswa. Respon audiens juga sangat baik. Tidak sedikitpun jeda waktu kosong tersedia.

Bercerita dan mendongeng melibatkan kemampuan analitis, linguistik sekaligus verbal. Setiap anak dituntut mampu menggabunngkan kemampuan-kemampuan tersebut untuk bisa menampilkan sajian cerita yang menarik. Kendati para siswa terkendala kosakata yang terbatas, mereka tampak senang bercerita di depan kawan-kawannya. Penulis memberikan beberapa kalimat pancingan ketika mereka melupakan salah satu bagian cerita atau saat cerita tidak menyambung dengan gambar yang tersedia. Langkah awal ini menjadi titik balik yang bagus bagi penulis untuk mengembangkan budaya literasi di kalangan murid sekolah dasar. Semoga ke depan bisa lebih baik.


10 tanggapan untuk “Mengasah Kemampuan Anak Bercerita Lewat Program Literasi Pustaka Latsari”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *