Orang Tua Jangan Sampai Terjebak dalam Lingkaran Konflik Anak

Buka puasa bersama keluarga besar Bani Karso tahun 2017
Buka puasa bersama keluarga besar Bani Karso tahun 2017

Kegiatan belajar dari rumah yang dilakukan oleh murid-murid lembaga pendidikan formal di seluruh Indonesia di masa pandemi ini menyisakan sejumlah permasalahan yang perlu ditangani oleh orang tua dengan adil bijak dan cermat.

Diantara kendala kegiatan pembelajaran dari rumah, baik secara daring (dalam jaringan) maupun luring (luar jaringan) adalah ketersediaan perangkat elektronik smartphone yang digunakan untuk kegiatan belajar. Jika orang tua memiliki lebih dari satu anak yang sedang bersekolah dan semuanya mengikuti pembelajaran dari rumah, maka mau tidak mau orang tua harus menyediakan beberapa buah smartphone agar digunakan oleh setiap anak dalam kegiatan belajar dari rumah.

Memiliki beberapa buah smartphone bagi keluarga Indonesia bukanlah perkara mudah. Terlebih lagi keuangan dan sumber pendapatan keluarga di masa pandemi ini banyak yang yang berkurang secara drastis. Oleh karena itu penggunaan sebuah smartphone untuk beberapa siswa dalam sebuah keluarga tak bisa lagi terelakkan. Antara adik dan kakak barangkali akan memakai satu unit smartphone yang sama untuk kegiatan belajar dari rumah secara daring maupun luring. 

Konflik yang sering terjadi antara adik dan kakak adalah peristiwa berebut menggunakan smartphone lebih dulu supaya tugas belajar dari rumah mereka selesai lebih dulu. Konflik yang terjadi antara adik dan kakak selama proses belajar dari rumah ini semestinya ditanggapi orang tua dengan lebih bijak. Jangan sampai orang tua memihak kepada salah satu anak walaupun keduanya memang sama-sama memiliki niat baik dalam belajar di rumah.

Orang tua tidak sepatutnya memerintahkan pihak Kakak agar mengalah kepada adiknya. Begitu juga orang tua tidak boleh terlalu membela adik untuk lebih dahulu menggunakan smartphone daripada Kakaknya. Orang tua harus paham peraturan yang dibuat oleh guru sekolah mereka. Hal ini terkait dengan dengan tenggang waktu pengiriman tugas belajar dari rumah.

Tidak semua tugas belajar di rumah bersifat darurat dan mendesak untuk dikerjakan. Setiap guru memiliki kebijakan yang berbeda-beda terkait durasi pengerjaan tugas belajar di rumah. Adakalanya seorang guru memberikan waktu mengerjakan tugas sampai dengan tengah hari. Dan ada pula guru yang memberikan keleluasaan bagi siswanya untuk mengerjakan tugas dan mengirimkannya sampai dengan pukul delapan malam. Hal ini perlu orang tua ketahui agar tidak terjadi konflik dalam penggunaan smartphone yang sama dalam satu keluarga.

Semoga tulisan ini bisa menambah wawasan anda dalam menemani anak-anak belajar di rumah di masa pandemi ini.


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *