Peringatan Hari Kartini Terasa Sepi di Tengah Pandemi Virus Corona

Peringatan Hari Kartini Memakai Pakaian Adat Jawa di SDN Latsari Mojowarno Jombang Tahun 2017
Peringatan Hari Kartini Memakai Pakaian Adat Jawa di SDN Latsari Mojowarno Jombang Tahun 2017

“Padahal saya sudah menjahitkan baju kebaya baru. Maunya sih dipakai buat Hari Kartini tahun ini. Tapi suasananya begini. Mau bagaimana lagi. Pasrah saja.”

Itulah sekelumit percakapan penulis dengan Bu Anik, guru Taman Kanak-kanak (TK) yang penulis temui di Posko Tanggap Corona tadi pagi. Kami berdua terlibat percakapan seru mengenai perayaan Hari Kartini tahun 2020 yang batal dilaksanakan di sekolah-sekolah. Seperti tahun-tahun sebelumnya, guru dan orang tua murid TK sangat antusias menyambut Hari Kartini. Mereka rutin melaksanakan karnaval budaya Nusantara  setiap tanggal 21 April.

Pandemi Virus Corona yang saat ini menyerang negara Indonesia telah membuyarkan banyak kalangan yang berencana mengadakan perayaan Hari Kartini. Para pelajar di Jombang telah dirumahkan sejak 17 Maret 2020 lalu. Segala perencanaan pembelajaran yang dibuat guru telah gagal. Perayaan Hari Kartini tahun ini pun berakhir sepi. Tidak ada tugas khusus untuk para pelajar TK, SD, dan SMP agar mereka berdandan dengan busana adat Nusantara.

Pembelajaran di rumah (home learning) telah mengubah proses pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran dalam jaringan (daring). Akan sangat tidak efektif bila guru memberikan tugas siswa berpakaian adat hanya untuk mendapatkan sebuah foto peringatan Hari Kartini di tengah wabah virus corona. Bentuk penugasan siswa di Hari Kartini pun disederhanakan menjadi kegiatan menulis surat, membaca puisi, menyanyikan lagu Ibu Kita Kartini, maupun sekedar menonton film kisah hidup Raden Ajeng Kartini.

Para guru dan orang tua siswa pun sepertinya memaklumi sepinya peringatan Hari Kartini tahun ini. Mereka rela tidak ikut ngeksis di Hari Kartini tahun ini. Sebaliknya, mereka malah mengunggah foto-foto peringatan Hari Kartini tahun 2017, 2018 dan 2019 sebagai pengganti rasa rindu akan hingar-bingarnya karnaval budaya Nusantara. Status Facebook, WhatsApp, dan Instagram mereka pun dipenuhi dengan foto-foto kenangan tahun lalu saat perayaan Hari Kartini masih berlangsung dalam kondisi masyarakat normal dan aman.

Gambar ilustrasi virus corona Covid-19 - Gambar diambil dari website tci-research.com
Gambar ilustrasi virus corona Covid-19 – Gambar diambil dari website tci-research.com

Semula penulis mengira perayaan Hari Kartini untuk pelajar SMA juga sepi-sepi saja. Ternyata tidak. Sejam yang lalu penulis mendengarkan cerita seorang ibu muda yang tinggal di belakang rumah bahwa putrinya diminta berpakaian adat Jawa esok pagi. Untuk apa guru membebani siswa untuk menyewa baju adat disaat wabah virus corona bergejolak. Guru yang bertindak demikian sungguh keterlaluan.

Mewajibkan siswa berpakaian adat, apalagi harus menyewa, bukanlah keputusan elok saat ini. Pandemi virus corona telah menghambat sejumlah aktifitas ekonomi warga. Pendapatan para pedagang kaki lima telah turun drastis selama sebulan ini. Masyarakat kecil merasa kesulitan memenuhi kebutuhan pokok mereka. Tambahan biaya sewa baju adat akan semakin memberatkan orang tua siswa dibanding keinginan update foto perayaan Hari Kartini.

Daripada terobsesi mengumpulkan foto-foto tanpa arti, penting bagi setiap guru untuk memberikan pemahaman kepada para siswa terkait kegigihan Raden Ajeng Kartini dalam memperjuangkan kaumnya. Guru harus mampu menempatkan diri dalam posisi netral sehingga konsep emansipasi wanita yang digagas Raden Ajeng Kartini tidak mengalami bias makna di era millenial. Pria dan wanita memiliki hak dan kewajiban masing-masing sesuai dengan kodratnya.

Peringatan hari besar nasional bukanlah momen hura-hura dan mengumbar gengsi diri. Wajah cantik dan rupawan bukanlah tujuan akhir perjuangan para pahlawan bangsa. Meneladani sikap mulia para pejuang bangsa itu yang lebih utama, terutama saat bangsa ini sedang dilanda bencana wabah virus corona. Semoga kepedulian Raden Ajeng Kartini terhadap masa depan bangsa bisa kita contoh dalam kehidupan sehari-hari.

Bagaimana dengan peringatan Hari Kartini di sekitar tempat tinggal Anda? Apakah disana masih diadakan karnaval budaya Nusantara dalam memeriahkan Hari Kartini tahun 2020 ini? Silakan berbagi cerita di kolom komentar.


Comments

3 tanggapan untuk “Peringatan Hari Kartini Terasa Sepi di Tengah Pandemi Virus Corona”

  1. Selamat hari kartiniiii. Semoga kita slalu sehat dan bnyk rejeki.

  2. Avatar Thomas Wira
    Thomas Wira

    Kini ibu sedang lara.
    Merintih dan berduka.
    Semoga Kartini milenial selalu tangguh berkarya.

  3. Avatar Liliana
    Liliana

    cari aman aja pak guru. tahun depan bisa dirayakan lagi.

Tinggalkan Balasan ke Thomas Wira Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *