
Satu permasalahan utama yang sering melanda kebanyakan lembaga pendidikan di Indonesia adalah mulai pudarnya rasa empati di kalangan pendidik dan tenaga kependidikan yang sedang bertugas. Kebanyakan pendidik zaman now telah mewarisi perilaku pendidik masa lampau yang suka mengancam para siswa dan memperlakukan siswa layaknya robot yang tidak memiliki perasaan. Hal ini harus di hentikan. Budaya buruk memperlakukan siswa secara tidak manusiawi dapat memberikan pengalaman buruk bagi setiap anak yang diajarnya.
Penulis setuju sekali jika para ilmuwan menambahkan salah satu atribut mutu pendidikan adalah munculnya empati dalam diri setiap pengajar di sekolah. Kemampuan lembaga pendidikan dalam memberikan pelayanan dengan ikhlas kepada setiap siswa adalah bukti mutu pendidikan yang baik. Setiap pendidik seharusnya memperlakukan setiap siswa sebagai mitra pendidikan.
Apakah setiap pendidik tidak menyadari bahwa kehadiran mereka di sekolah disebabkan adanya siswa? Jika tidak ada siswa yang aktif belajar tentu setiap pendidik tidak mendapatkan berbagai fasilitas dan tunjangan dari pemerintah maupun Yayasan tempat mereka bekerja. Hal ini harus dipahami dengan baik oleh setiap pendidik.
Selanjutnya, setiap pimpinan lembaga pendidikan dan unit-unit dibawahnya harus memperhatikan keadaan di bawah dengan penuh kasih sayang dan tanggung jawab. Setiap kepala sekolah ataupun kepala madrasah harus mampu memberikan bantuan dan dorongan semaksimal mungkin untuk mendukung kinerja yang optimal dari para bawahannya.
Pendidikan yang Memanusiakan Murid
Kepala sekolah saat ini telah berperan sebagai manajer penuh dalam sebuah lembaga pendidikan. Kepala sekolah tidak lagi dibebani dengan tugas mengajar murid di sekolah sehingga seharusnya setiap kepala sekolah dapat berkonsentrasi memikirkan sistem manajemen terbaik untuk lembaga pendidikan yang dipimpinnya.
Bagian penting dalam menumbuhkan empati adalah resepsionis atau penerima tamu di lobby sekolah. Apakah petugas resepsionis memperlakukan tamu dengan ramah dan sopan dan memberikan bantuan sebaik-baiknya bila diperlukan? Hal ini harus diperhatikan betul mengingat resepsionis dan penerima tamu di sekolah merupakan ujung tombak bukti keramahan sekolah dalam menumbuhkan sikap empati kepada setiap staf yang berada di lingkungan sekolah.
Satu fakta lagi yang perlu kita sepakati adalah setiap bentuk perbuatan yang kita lakukan saat ini akan berimbas kembali kepada diri kita kelak. Mungkin tidak semua pendidik setuju akan berlakunya hukum karma namun setiap orang pasti memahami bahwa hukum sebab-akibat pasti terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Jika kita menanamkan kebaikan kepada anak-anak sejak dini maka mereka akan belajar menumbuhkan kebaikan itu hingga mereka dewasa nanti, berlaku juga sebaliknya.
Ingatlah bahwa Roda Kehidupan terus berputar. Mungkin saat ini anda berperan sebagai pendidik bagi anak-anak dan tidak menutup kemungkinan beberapa puluh tahun mendatang justru anak-anak itulah yang akan mengajari Anda berbagai pembaharuan dalam hidup.
Jika telah tumbuh rasa empati di kalangan pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah maka setiap warga sekolah dapat merasakan kenyamanan dan ketenangan beraktivitas di lingkungan sekolah. Bila hal ini terus ditumbuhkan maka budaya saling menghargai dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Mudah-mudahan artikel ini bisa menginspirasi anda untuk lebih baik dalam mengajar siswa siswi di sekolah.
Tinggalkan Balasan