Angin Semilir, Langit Biru dan Parkir Liar

Parkir Kawasan Wisata Gus Dur Jombang
Parkir Kawasan Wisata Gus Dur Jombang

Indonesia adalah negeri istimewa. Keistimewaan itu sudah terbukti sejak berabad-abad lampau. Bahkan Negeri Saba yang tertulis dalam Kitab Suci Al-Quran pun diyakini berada di Indonesia. Tidak ada hal yang sia-sia di bumi Nusantara ini. Panas matahari sepanjang tahun adalah berkah yang tidak pernah habis digali manfaatnya.

Namun tidak semua keindahan tersebut lantas menghasilkan kenyamanan. Kadangkala birunya langit tidak sempat kita nikmati di pagi hari, walaupun penglihatan mampu menangkapnya. Kebisingan jalan raya menjadi alasan utama mengapa kita lebih suka berfokus pada kemacetan daripada memandang luasnya hamparan lazuardi. Otak kita cenderung dijejali sampah amarah daripada berbaik sangka kepada orang lain.

Permasalahan macet di sekitar kawasan wisata Gus Dur sempat menjadi penyebab saya uring-uringan tahun lalu. Pasalnya, saya menggunakan akses jalan raya sekitar lokasi tersebut hampir setiap hari. Bahkan lokasi kuliah pun menyatu dengan kompleks pesantren Tebuireng. Parkir liar menghasilkan kesemrawutan yang tidak ada habisnya. Sepertinya setiap pihak saling menyalahkan satu sama lain.

Kini permasalahan pelik itu mulai terurai sedikit demi sedikit, bahkan menghasilkan solusi baru yang lebih baik. Pembangunan lapangan parkir kawasan wisata Gus Dur di Tebuireng, Jombang memberikan gairah baru pada dunia pariwisata Jombang. Sepertinya Pemerintah Daerah setempat tidak ingin hanya sekedar membangunan tanah lapang menjadi area parkir. Lebih dari itu, Tebuireng menjadi landmark baru ikon wisata Kota Santri.

Menyusuri setiap sudut lapangan parkir itu menyeret pikiran saya pada keindahan masjid-masjid di Timur Tengah. Luas, rapi dan bertebaran bunga serta pohon palem. Pembangunan calon ikon wisata Kota Jombang itu terbilang cepat. Setiap minggu saya mengamati pembangunan kawasan wisata tersebut dari kelas kelas. Dan kini Tebuireng bersolek diri menjadi lebih cantik dan diharapkan tidak menghasilkan kemacetan lagi.

Masih terlalu dini untuk memastikan bahwa semua harapan akan tercapai di Tebuireng. Namun saya optimis bahwa segala usaha rekayasa lalu lintas di kawasan Tebuireng akan memberikan sumbangsih yang berarti bagi Kabupaten Jombang. Jangan lupakan juga pembangunan Museum Nusantara Hasyim Asyari yang sedang dikebut pengerjaannya. Rasanya, tak sabar menanti semuanya terealisasi. Semoga terinspirasi.

Enjoy blogging, enjoy writing!


Comments

Satu tanggapan untuk “Angin Semilir, Langit Biru dan Parkir Liar”

  1. Avatar Arsumba
    Arsumba

    Semoga cepat terselesaikan masalahnya.

Tinggalkan Balasan ke Arsumba Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *