Memetik Buah Kebiasaan Berdoa Sebelum Belajar

Menyingkap Sejarah Sayyid Jumadil Kubro di Makam Troloyo Trowulan
Menyingkap Sejarah Sayyid Jumadil Kubro di Makam Troloyo Trowulan – Gambar anak kecil belajar agama Islam di bawah bimbingan seorang guru.

Anak-anak adalah makhluk peniru yang ulung. Kebiasaan yang diulang-ulang akan menjadi sebuah karakter diri. Kata-kata bijak bidang pendidikan itu benar terjadi. Kemarin dan hari ini saya disibukkan dengan kegiatan khotmil quran. Kegiatan khotmil quran dimulai sejak jam lima pagi sampai jam empat sore. Saya harus melewatkan kesempatan mengajar di TPQ Al-Mujahiddin karena saya menjadi penutup khotmil quran, yaitu membaca ayat-ayat Quran juz 30.

Syukur alhamdillah sudah ada dua orang mahasiswa KKN STIKES ICME yang bersedia membantu saya mengajar para santri. Kendati demikian, saya selalu was-was meninggalkan mereka. Untungnya para santri sudah tahu hak dan kewajiban mereka sehingga KBM tidak rumit. Tanpa saya komando, mereka menata lokasi kegiatan dan menyiapkan mikrofon.

Tak lama kemudian terdengar lantunan doa asmaul husna dari corong masjid. Suara khas Berlin dan Naila memenuhi ruang pendengaran. Pada saat yang sama saya sedang mengkhatamkan Al-Quran dan telah sampai di juz 30 surat Al-Maun. Lokasi masjid dan rumah Pak Sunarji tempat saya mengaji tidak jauh. Kedua sumber bunyi berjarak sekitar 20 meter. Saya dibuat gelisah oleh keadaan ini. Di satu sisi saya ingin menghentikan suara anak-anak TPQ melalui corong masjid, disisi lain saya juga senang mereka memiliki kesadaran diri untuk mengawali belajar dengan doa asmaul husna.

Kejadian di atas hanyalah sepenggal cerita dinamika pendidikan anak di desa. Anda mungkin menjumpai kejadian serupa di tempat lain. Apapun bentuk peristiwanya, anak adalah buah pendidikan orang tua, guru dan lingkungan. Pikiran dan jiwa anak-anak ibarat lahan subur yang masih perawan dan belum pernah ditanami. Jika orang tua, guru dan lingkungan tempat tinggalnya mengajarkan nilai-nilai kebaikan, maka anak akan tumbuh menjadi pribadi mulia dan tangguh. Berlaku pula hal sebaliknya. Pendidikan masyarakat yang buruk akan menghasilkan kebiasaan buruk pula bagi tingkah laku anak sehari-hari.

Bagaimana dengan perkembangan pendidikan anak di sekitar tempat tinggal Anda? Apakah masih tampak hasil pengajaran kebiasaan terpuji disana? Silakan berbagi cerita di kolom komentar.


Comments

8 tanggapan untuk “Memetik Buah Kebiasaan Berdoa Sebelum Belajar”

  1. Avatar Ujeng
    Ujeng

    Selamat mas. Murid-muridnya pintar dan berakhlaq.

  2. Avatar Dody
    Dody

    Perbuatan baik akan berdampak baik juga. Selamat mas.

  3. Avatar Achmad Suryadi
    Achmad Suryadi

    Tanam padi tdk selalu tumbuh padi, kadang ada suket teki.

  4. Selamat mas!

  5. Semoga jadi amal jariyah mas Agus.

  6. Avatar Ihsan
    Ihsan

    Guru keren selalu bersemangat mengajar.

  7. Pak Agus guru hebat. Selalu punya cara unik utk mengajar siswa.

  8. Avatar Yaya Usman
    Yaya Usman

    Barokalloh ustadz. Semoga jadi amal jariyah.

Tinggalkan Balasan ke Joko Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *