Post Power Syndrome Dari Simbah Cucok Rempong

Wordfoto app
Wordfoto app

Pernahkah Anda memiliki kerabat berusia lanjut yang ingin selalu dihormati dan disanjung-sanjung oleh anak cucunya? Atau jangan-jangan saat ini Anda sedang tinggal satu atap dengan para orang tua yang selalu merasa berkuasa atas setiap keputusan kepala keluarga? Tentu perilaku tersebut menghasilkan tanggapan yang berbeda dari anggota keluarga. Ada yang easy-going dan cuek bebek, ada pula yang merasa sangat terganggu.

Generasi pendahulu yang masih terbawa kejayaan masa lalu sehingga tidak mampu menghadapi kenyataan saat ini cenderung mudah stress. Realita kehidupan terus berubah. Kendati norma-norma kehidupan terpelihara oleh alam, namun penerapannya lebih fleksibel sesuai kebutuhan masyarakat. Orang tua yang memaksakan kehendaknya secara membabi-buta dinamakan mengidap post power syndrome.

Ini bukan penyakit kelainan jiwa. Juga bukan penyimpangan perilaku yang mengarah kepada anarkisme. Saya menilai post power syndrom sebagai sebagai sebuah kegagalan para orang tua dalam membangun komunikasi efektif dengan generasi muda. Mereka ingin dihormati, tapi mereka lupa bahwa rasa hormat tidak dapat diminta. Wibawa hanya dapat diterima namun ia tidak dapat direbut melalui kata-kata dan tindakan kekerasan.

Menanggapi para sesepuh yang mengidap Post Power Syndrome memang serba salah dan ribet. Ditanggapi malah makan hati, tapi kalau dibiarkan nanti dikira tidak menghormati orang tua. Rempong banget, dah! Begitu kata anak muda jaman sekarang. Yang perlu orang tua pahami adalah jangan takut kehilangan posisi penting dalam keluarga. Anak-anak tidak akan pernah menyingkirkan orang tua Anda sampai kapanpun.

Kendati Anda sudah tidak seproduktif dulu, para orang tua tetap dianggap menjadi bagian penting dalam tahap kehidupan anak muda. Anak-anak tidak akan melupakan betapa banyak keterlibatan anggota keluarga besar dalam kesuksesan hidup mereka. Anda hanya perlu mempercayai bahwa semua ada masanya. Orang Jawa bilang ada saatnya “kebo nyusu gudhel”. Jadi buat para orang tua keep calm saja dan tetap nikmati hidup. Semua akan baik-baik saja. Semoga terinspirasi.


Comments

2 tanggapan untuk “Post Power Syndrome Dari Simbah Cucok Rempong”

  1. […] solusi menyikapi post power syndrome? Tidak ada jalan mulia selain menunjukkan kompetensi diri remaja dalam berbagai kesempatan. Para […]

  2. Avatar Ceritaku
    Ceritaku

    Ini gue banget. Hahaha…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *