Kepribadian dan Kharisma Hasil Politik Pencitraan

nggak perlu ngoyo membangun personal branding…

Menjelang berlangsungnya Pemilihan Umum (Pemilu) bulan April 2014 mendatang, dunia maya telah dipenuhi oleh politik pencitraan. Para calon anggota DPR dan calon presiden seolah berlomba menjadi yang terpopuler di kalangan netter Indonesia. Hal ini sudah menjadi pemandangan yang lumrah. Sangat wajar jika pencitraan diri tak ubahnya trend mode yang datangnya silih berganti dan selalu berubah-ubah warna dan bentuk. Politik bunglon, mungkin demikian bahasa sederhananya.

Dari sekian banyak sosial media yang digunakan untuk menjalankan politik pencitraan, blog pribadi dan website penggemar adalah yang paling banyak dipilih. Website berbayar dengan desain menarik terkesan lebih elegan daripada akun Facebook gratisan. Namun sadarkah Anda bahwa artikel blog tidak mengajarkan kepada Anda bagaimana mengetahui seseorang berkharisma atau bagaimana Anda bisa mengevaluasi calon Presiden berdasarkan kepribadian diri.

Apa yang Anda lihat dan Anda baca di internet adalah usaha pencitraan semata dan menurut saya tidak banyak membantu masyarakat. Membangun personal branding secara dadakan seperti sekarang ini tak ubahnya menghasilkan buah matang dengan cara karbitan. Enak, tapi beracun. Namun sebagaimana juga sekumpulan perilaku, sikap, dan kepribadian manusia di alam nyata, apa yang Anda lihat di internet dipenuhi dengan beragam motif dan kepentingan.

Seharusnya para calon wakil rakyat menyadari bahwa personal branding building tidak dapat diciptakan dalam waktu semalam. Masyarakat perlu pembuktian. Dan hal tersebut membutuhkan waktu yang panjang. Lagi pula, orang cenderung akan mengingat orang lain menurut kekurangannya atau aibnya. Sangat jarang masyarakat awam akan mengingat tokoh berdasarkan jasa baiknya. Dan sekali seseorang melakukan kesalahan, maka politik pencitraan akan menghasilkan pandangan menjijikan dan sia-sia belaka.

Satu hal yang perlu Anda ingat adalah membangun personal branding tidak dapat dilakukan dalam waktu sehari semalam. Anda membutuhkan waktu yang tak sedikit agar orang paham karakter Anda yang sebenarnya. Mungkin ada sedikit orang yang bisa menciptakan pengaruhnya dalam waktu singkat. Meski demikian, reputasi Anda menjadi pertaruhan yang sebenarnya bagaimana kualitas Anda yang sebenarnya.

Bagaimana dengan pengalaman Anda membaca artikel website akhir-akhir ini? Apakah Anda juga termasuk orang yang terpesona paras rupawan salah satu calon presiden? Silakan berbagi opini di kolom komentar.


Comments

Satu tanggapan untuk “Kepribadian dan Kharisma Hasil Politik Pencitraan”

  1. Sepandai-pandainya tupai melompat, satu saat akan jatuh ke tanah.

Tinggalkan Balasan ke Udin Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *