Oleh: Slamet Tri *)
Pawai Budaya Jombang merupakan karnaval bertema budaya daerah yang diselenggarakan setiap tahun oleh Pemerintah Kabupaten Jombang. Masyarakat Jombang selalu menanti kehadiran Pawai Budaya Jombang (PBJ) karena kegiatan ini diikuti oleh puluhan lembaga pendidikan dan organisasi masyarakat di Kabupaten Jombang. Antusiasme masyarakat tidak pernah surut untuk mendukung kesuksesan program promosi budaya Jombang ini.
Acara Pawai Budaya Jombang 2019 telah diselenggaran pada Sabtu, 21 September 2019 lalu. Karnaval bertema budaya Jombangan ini dimulai pukul 08.00 WIB yang ditandai dengan sambutan Bupati Jombang, Hj. Mundjidah Wahab. Pawai Budaya Jombang 2019 diikuti oleh 42 kelompok seniman penampil. Mereka berkumpul di Alun-alun Jombang sebagai titik start karnaval.
Para peserta pawai berjalan teratur menggunakan baju adat Jombangan, atribut kesenian Jawa, kostum tokoh daerah Jombang, dan benda-benda kerajinan tangan khas Jombang. Bahkan, beberapa peserta pawai dari kalangan pelajar tampak menggunakan baju dari bahan anyaman bambu. Mereka tidak segan tampil di hadapan Bupati Jombang seraya memainkan alat musik kenthongan.
Ragam Budaya Daerah Jombang
Beragam karya seni seniman Jombang dalam PBJ 2019 merupakan hasil interpretasi seni terhadap 35 sub tema budaya Jombang. Sub-sub tema budaya Jombangan yang ditampilkan pada PBJ 2019 antara lain Tari Remo Bolet, Wayang Jekdong, Gambus Misri, Sendang Made, Jago Manten Jombang, Wayang Topeng Jatiduwur, Undhuh-undhuh, Grebeg Apem, Legenda Kebo Kicak, dan sejumlah tradisi unik Jombang lainnya.
Kegiatan pawai dimulai pukul 08.30 dan berakhir pada pukul 13.00 WIB. Para peserta pawai budaya berjalan beriringan mulai dari depan Pendopo Kabupaten, melalui Jalan Wachid Hasyim hingga finish di Tugu Ringin Contong. Para penonton dari segala usia terlihat membludak mengelilingi barikade jalan utama Kabupaten Jombang. Mereka menjejali setiap sudut jalan yang dilalui arak-arakan peserta pawai.
Pawai Budaya Jombang 2019 bertujuan memperkenalkan dan melestarikan budaya daerah. “Budaya daerah di seluruh Nusantara harus dilestarikan, jika tidak dilestarikan maka tidak menutup kemungkinan budaya kita akan punah atau diakui sebagai milik bangsa lain,” demikian disampaikan Dian Sukarno, salah satu sejarahwan Jombang pada suatu kesempatan.
“Indonesia dengan keragaman ribuan suku, budaya, dan tradisinya jika dimanfaatkan dengan baik akan mampu mengudang para wisatawan asing untuk berkunjung. Hal ini jelas akan menambah pendapatan masyarakat yang berperan penting untuk meningkatkan pembangunan dan kemajuan negara,” imbuh pria pemilik sanggar seni tari ini.
Tanggapan Positif Warga
Beragam komentar masyarakat muncul terkait kesuksesan acara Pawai Budaya Jombang tahun 2019 ini. Kebanyakan penonton pawai merasa puas atas penyelenggaraan karnaval budaya yang rapi ini.
“Kualitas karnaval kali ini lebih baik dibanding tahun kemarin. Jika tahun kemarin peserta tidak bisa bergerak secara leluasa karena terjebak kerumunan massa, maka sekarang setelah ada pagar barikade peserta bisa bergerak dan menari dengan bebas,” ucap Ahmad Mujib, warga Ngudirejo yang ikut menyaksikan PBJ 2019 hingga usai.
“Penonton pun juga bisa melihat para peserta pawai tanpa terhalang penonton yang lain,” imbuh pria bertubuh tinggi ini.
Terdapat beberapa hal menarik tampak pada perhelatan PBJ 201O. Salah satunya adalah kostum yang dikenakan oleh para pelajar SMK Dwija Bhakti. Mereka berkreasi membuat kostum yang terbuat dari anyaman bambu yang diikat membentuk menyerupai baju perang.
Tidak berhenti disitu, mereka juga membuat orang-orangan yang cukup besar terbuat dari bambu. Orang-orangan ini dipikul seperti ondel-ondel dan memiliki tangan yang dapat digerakkan oleh tongkat panjang. Aksi mereka berhasil mengundang tawa para penonton pawai.
Promosi Budaya Jombangan
Melihat ragam hasil kreasi seni para pelajar di Jombang jelas menandakan bahwa anak Indonesia sangat kreatif. Jika kreatifitas itu digunakan untuk berwirausaha mungkin saja mereka akan meraih kesuksesan pada usia muda. Inilah sisi lain dari manfaat menekuni bidang kesenian yang patut diperhatikan oleh setiap anak muda.
Pawai Budaya Jombang 2019 turut mengangkat cerita Anoman Obong. Seperti yang kita kenal, Anoman adalah tokoh pewayangan berwujud kera yang sangat setia kepada majikannya, yaitu Ramajaya. Dengan membawa senjata berupa gada, Anoman berhasil mengalahkan Rahwana. Pertarungan keduanya ditampilkan secara kolosal oleh kelompok peserta PBJ 2019.
Kisah Anoman dihadirkan bersama pasukan kera dalam PBJ 2019. Alur cerita ini mirip dengan cerita rakyat yang selama ini kita kenal. Para pelajar yang memakai kostum karnaval kera tidak berjalan seperti manusia. Mereka berjalan membungkuk seperti kera dan tak jarang meloncat. Mereka benar-benar ingin menghadirkan suasana yang berbeda pada pawai kali ini.
Pawai Budaya Jombang 2019 juga dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk membuka lahan parkir. Setiap sepeda motor yang parkir dikenakan tarif sebesar lima ribu rupiah per kendaraan. Tarif parkir ini terbilang cukup mahal untuk kalangan pelajar. Mungkin karena keterbatasan lapangan pekerjaan dan aji mumpung maka mereka melakukan hal ini.
*) Peserta Lomba Jurnalistik Giat Prestasi Pramuka Penegak Kwartir Daerah Jawa Timur 2019
Sebenarnya tidak mengherankan Mengapa anak muda zaman sekarang kurang mengenal budayanya sendiri. para orang tua mereka terlanjur memanjakan anak-anaknya dengan berbagai alat-alat komunikasi canggih. hal ini semua mengambil alih perhatian anak-anak sehingga mereka memiliki sedikit waktu untuk mempelajari kekayaan budaya mereka.
Sdh waktunya generasi milenial menjadi pelaku utama pelestarian budaya daerah.