Pada ajang Olimpiade Paris 2024, dunia menyaksikan pertunjukan olahraga yang memukau, terutama di nomor ganda campuran bulu tangkis. Pasangan dari China, Zheng Si Wei dan Huang Ya Qiong, berhasil meraih medali emas setelah mengalahkan Kim Won Ho dan Jeong Na Eun dari Korea Selatan dengan skor 21-8, 21-11 di La Chapelle Arena. Kemenangan ini tidak hanya merupakan prestasi yang mengagumkan tetapi juga pembalasan atas kekalahan mereka di final Olimpiade Tokyo 2020 dari Wang Yilyu dan Huang Dongping, kompatriot mereka sendiri.
Zheng dan Huang telah menunjukkan dominasi mereka di dunia bulu tangkis sejak menjadi pasangan pada November 2017. Mereka telah mengumpulkan berbagai gelar bergengsi, termasuk Kejuaraan Dunia sebanyak tiga kali, Kejuaraan Asia, Piala Thomas, Asian Games dua kali, Piala Sudirman, dan kini medali emas Olimpiade. Prestasi mereka semakin istimewa karena mereka tidak pernah menelan kekalahan sepanjang turnamen, sebuah rekam jejak sempurna yang terakhir kali diraih oleh pasangan Indonesia, Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir, di Olimpiade Rio 2016[^1].
Kesuksesan Zheng dan Huang di Paris menambah daftar panjang prestasi atlet bulu tangkis China dan menegaskan posisi mereka sebagai salah satu pasangan ganda campuran terbaik dalam sejarah olahraga ini. Kemenangan mereka bukan hanya tentang medali, tetapi juga tentang semangat, dedikasi, dan kerja keras yang mereka tunjukkan. Ini adalah momen yang menginspirasi bagi banyak atlet muda dan pecinta bulu tangkis di seluruh dunia.
Olimpiade Paris 2024 telah memberikan banyak momen tak terlupakan, dan kemenangan Zheng Si Wei dan Huang Ya Qiong di nomor ganda campuran pasti akan dikenang sebagai salah satu highlight dari perhelatan tersebut. Dengan Olimpiade berikutnya yang akan datang, kita semua menantikan untuk melihat siapa yang akan naik ke puncak podium dan membuat sejarah selanjutnya.
Perjalanan karier Zheng Si Wei dan Huang Ya Qiong dalam dunia bulu tangkis adalah cerita tentang kerja keras, dedikasi, dan keunggulan. Pasangan ganda campuran ini pertama kali menarik perhatian dunia ketika mereka berpasangan pada November 2017. Sejak itu, mereka telah menjadi salah satu pasangan paling dominan dalam sejarah bulu tangkis.
Zheng Si Wei, yang lahir pada 26 Februari 1997, dan Huang Ya Qiong, lahir pada 28 Februari 1994, keduanya berasal dari China, negara yang memiliki tradisi panjang dalam menghasilkan pemain bulu tangkis kelas dunia. Zheng, dengan kecepatan dan refleksnya yang luar biasa, Zheng dan Huang, dengan kecerdasan taktis dan kontrol net yang mengesankan, telah membentuk kombinasi yang tak terkalahkan di lapangan.
Mereka memulai karier mereka dengan mengesankan, mengumpulkan gelar demi gelar. Kemenangan mereka mencakup tiga gelar Kejuaraan Dunia, medali emas di Asian Games 2018 dan 2022, serta empat titel Indonesia Open. Mereka juga telah meraih juara Asia, menegaskan dominasi mereka di kawasan tersebut.
Kekalahan mereka di final Olimpiade Tokyo 2020 adalah salah satu momen yang paling menantang dalam karier mereka. Namun, mereka tidak membiarkan kekalahan itu menghentikan mereka. Sebaliknya, mereka menggunakan pengalaman itu sebagai motivasi untuk tumbuh lebih kuat dan lebih fokus. Hasilnya adalah kemenangan medali emas di Olimpiade Paris 2024, sebuah pencapaian yang menyempurnakan gelar juara dalam karier mereka.
Prestasi mereka di Olimpiade Paris 2024 sangat istimewa karena mereka tidak pernah menelan kekalahan sepanjang turnamen, sebuah rekam jejak sempurna yang terakhir kali diraih oleh pasangan Indonesia Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir di Olimpiade Rio 2016. Ini menunjukkan bukan hanya keahlian mereka di lapangan, tetapi juga ketahanan mental dan fisik yang luar biasa.
Zheng Si Wei dan Huang Ya Qiong telah meninggalkan jejak yang tidak terhapuskan dalam sejarah bulu tangkis. Mereka telah menginspirasi generasi pemain yang akan datang dan telah membuktikan bahwa dengan kombinasi bakat, kerja keras, dan keinginan untuk terus belajar dan berkembang, segala sesuatu adalah mungkin. Karier mereka adalah bukti nyata dari apa yang dapat dicapai melalui dedikasi dan komitmen terhadap keunggulan.