Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists, jarak ideal antara kehamilan pertama dan kedua adalah antara 18 hingga 24 bulan (1,5 tahun hingga 2 tahun). Hal ini memberikan waktu bagi tubuh ibu untuk pulih sepenuhnya dari kehamilan sebelumnya dan memberikan nutrisi yang cukup untuk bayi kedua.
Jarak waktu yang terlalu dekat antara kehamilan dapat meningkatkan risiko komplikasi pada kehamilan, seperti kelahiran prematur atau bayi dengan berat lahir rendah. Namun, setiap kasus dapat berbeda, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan jarak ideal antara kehamilan berikutnya.
Bagaimana cara mengatur jarak kehamilan?
Untuk mengatur jarak kehamilan, ada beberapa metode yang dapat dilakukan. Berikut ini adalah beberapa metode yang dapat dipilih:
Kontrasepsi hormonal, seperti pil, suntik, atau cincin vagina.
Kontrasepsi dalam bentuk alat kontrasepsi, seperti IUD atau implant.
Metode pengukuran suhu basal tubuh dan metode kalender untuk mengetahui masa subur, lalu menghindari hubungan seksual pada masa subur.
Metode penggunaan kondom saat berhubungan seksual.
Metode operasi sterilisasi pada pria atau wanita.
Namun sebaiknya sebelum memutuskan untuk menggunakan metode kontrasepsi tertentu, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter. Dokter akan membantu menentukan metode kontrasepsi yang paling cocok dengan kondisi tubuh dan kebutuhan Anda.
Apa yang harus wanita lakukan jika terlanjur hamil dalam waktu yang terlalu dekat?
Jika seorang wanita terlanjur hamil dan merasa bahwa waktu terlalu dekat untuk kehamilan, ada beberapa pilihan yang tersedia:
Melakukan aborsi: Ini adalah pilihan yang kontroversial, namun bisa menjadi pilihan bagi wanita yang merasa bahwa kehamilan tersebut akan membahayakan kesehatannya atau dalam situasi yang tidak memungkinkan untuk membesarkan anak, seperti dalam kasus kehamilan yang terjadi setelah pemerkosaan atau hubungan yang tidak diinginkan.
Memilih untuk membesarkan anak: Banyak wanita yang sangat bahagia dan merasa terpanggil untuk membesarkan anak terlepas dari kondisi atau situasi tertentu. Dalam hal ini, ia perlu mempersiapkan diri secara mental, fisik, dan finansial untuk memenuhi kebutuhan anaknya.
Menyerahkan anak untuk diadopsi: Wanita bisa memilih untuk menyerahkan anaknya untuk diadopsi jika ia merasa tidak mampu membesarkan anak atau mempertimbangkan kepentingan terbaik bagi anak. Adopsi biasanya melibatkan proses yang ketat sehingga dapat memastikan bahwa anak diadopsi oleh keluarga yang layak.
Tetapi, keputusan harus dibuat dengan hati-hati setelah mempertimbangkan semua faktor dan dengan bimbingan dari profesional medis atau konselor serta mendiskusikan dengan keluarga terdekat.