Cerita rakyat China yang terkenal tentang anak yang berbakti kepada orang tua adalah kisah “Shun Yu Shan” atau lebih dikenal sebagai “Dua Puluh Empat Filial Piety.” Cerita ini berasal dari abad ke-14 dan menjadi contoh bagi anak-anak di China untuk menghormati dan berbakti kepada orang tua mereka. Berikut adalah salah satu cer dari kisah tersebut:
Kisah Wu Meng
Wu Meng adalah anak laki-laki yang berasal dari keluarga miskin. Ia tinggal bersama ayah, ibu, dan adik perempuannya. Ayah Wu Meng bekerja keras setiap hari untuk mencari nafkah, namun hasilnya tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Wu Meng sangat menyayangi orang tuanya dan selalu ingin membantu mereka, meskipun usianya baru delapan tahun.
Suatu hari, ketika musim panas tuarga Wu Meng menderita karena kekurangan pangan. Ayahnya jatuh sakit dan tidak mampu bekerja, sementara ibunya harus merawat adik perempuannya yang masih bayi. Melihat keadaan ini, Wu Meng bertekad untuk membantu keluarganya.
Pada satu malam yang panas, Wu Meng tidur bersama ayahnya di bawah pohon. Tiba-tiba, Wu Meng merasakan ada nyamuk yang menggigit tubuhnya. Ia ingin mengusir nyamuk tersebut, tetapi tiba-tiba ia teringat akan perjuangan ayahnya. Wu Meng merasa bahwa ayahnya pasti lebih menderita daripada dirinya, jadi ia memutuskan untuk tidak mengusir nyamuk tersebut dan membiarkan nyamuk menggigit tubuhnya.
Akhirnya, Wu Meng tertidur karena kelelahan. Ketika ia terbangun, ia melihat tubuhnya penuh dengan bekas gigitan nyamuk. Namun, ia merasa lega karena ayahnya tidur nyenyak tanpa diganggu oleh nyamuk. Wu Meng mengorbankan kenyamanan dirinya demi kebahagiaan orang tuanya.
Kisah Wu Meng menjadi salah satu contoh berbakti kepada orang tua dalam kisah “Dua Puluh Empat Filial Piety.” Kisah ini mengajarkan kita untuk menghormati dan mengutamakan kebahagiaan orang tua, serta membantu mereka dalam segala keadaan.