Bagaimana kabar kawan blogger Jombang hari ini? The Jombang Taste kembali mengulas artikel seri pengetahuan alam. Tahukah kalian bahwa setiap bangsa, suku bangsa atau kelompok masyarakat memiliki ikatan batin dengan flora dan fauna sekitamya. Orang Irian membanggakan keindahan burung cenderawasih. Orang Jawa, Sunda dan Bali sejak lama mengagumi keperkasaan garuda. Orang Dayak menurunkan kegesitan burung enggang pada seni tari mereka.
Orang Sumba memindahkan kegagahan kuda pada tarian dan tenunan ikat mereka. Orang Sulawesi Utara memantapkan kekaguman dan rasa syukur pada tanaman kelapa ke dalam berbagai hasil seni kerajinan mereka. Masing-masing penduduk Nusantara merasa memiliki kewajiban menjaga kelestarian alam tempat tinggal mereka. Upaya menjaga kelestarian alam dilakukan dengan memberlakukan hukum adat maupun hukum negara.
Beberapa contoh ini jelas menggambarkan jalinan hubungan manusia dengan lingkungan alamnya, dengan flora dan fauna sekitar tempat tinggal. Sejak tahun 1990 bangsa Indonesia lebih memantapkan lagi kebanggaan pada tiga jenis flora Nusantara ini yakni bunga melati, anggrek bulan dan padma raksasa atau rafflesia arnoldi. Ketiga jenis flora tersebut menjadi identitas bangsa Indonesia dalam pergaulan dunia.
Apakah maksud dari masing-masing flora tersebut bagi bangsa Indonesia? Bunga melati ditetapkan Kantor Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup sebagai Puspa Bangsa atau Bunga Nasional. Anggrek bulan sebagai Puspa Pesona, dan padma raksasa sebagai Puspa Langka. Ketiga flora khas Indonesia tersebut merupakan tumbuhan endemik di Kepulauan Nusantara.
Bunga melati memiliki arti lambang kesucian dan keluhuran yang sudah berabad-abad tak terpisahkan sebagai lambang berbagai kegiatan nasional. Anggrek bulan yang sangat indah, pesonanya menyebabkan dikeramatkan sejak abad-abad yang silam oleh orang Maluku dan Bali. Keindahannya diakui setiap orang. Flora asli alam indonesia ini memang patut diberi sebutan Puspa Pesona.
Bunga padma raksasa merupakan salah satu keunikan sumber daya alam Indonesia. Bunga yang sangat langka ini tumbuh liar di hutan-hutan Bengkulu, Sumatera Barat dan juga ditemukan di beberapa kawasan konservasi alam di Pulau Jawa. Bunga yang sangat sulit ditemukan ini memang paling tepat digelari Puspa Langka. Semoga tulisan ini bisa menambah wawasan Anda. Mari menjaga kelestarian alam!
Referensi:
———–. 1990. Bunga Nasional dan Maskot Flora-Fauna Daerah. Jakarta: Kantor Menteri Negara Kelestarian Lingkungan Hidup.
———–. 1991. Sekilas Tentang Konservasi Alam dan Pemanfaatan Hutan Secara Lestari. Jakarta : Departemen Kehutanan.
Gradwohl, Judith dan Russell Greenberg. 1991. Menyelamatkan Hutan Tropika. Jakarta: Balai Pustaka
Hadisepoetro, Soebagjo. 1991. Sistem Taman Nasional dan Rekreasi di Indonesia. Disampaikan pada Konferensi PATA ke-40 di Bali.
Sangguana, YP. 1994. Mengisi Liburan di Taman-taman Nasional. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset
Tim Penyusun Kamus Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Tinggalkan Balasan