Seorang blogger hendaknya mengantisipasi pro dan kontra dalam menulis artikel dengan mempersiapkan argumen-argumen tandingan. Menjadi pisau bermata ganda bukan berarti menjadi manusia bermuka dua, tetapi melihat sebuah permasalahan dari berbagi sudut pandang.
Salah satu orator terkemuka di abad ke-19, Senator Amerika Theodore Gillmore Bilbo, diberi julukan oleh publik sebagai Pisau Bermata Ganda untuk kemampuannya mendebat isu apa pun dari dua sisi dengan kemahiran dan semangat yang sama. Menurut D. Joel Whalen dalam buku I See What You Mean, dalam perilaku kehidupan politik Bilbo adalah seorang pria licik yang tidak berdiri untuk kebaikan dan keadilan. Julukan yang diberikan oleh Whalen mungkin terdengar sarkastik. Dan saya yakin teman-teman semua bukan termasuk karakter ini.
Dalam hal blogging, Anda pasti pernah mengalami penentangan berupa argumen orang-orang yang rasional maupun dari orang-orang yang emosional. Oleh karena itu, penting bagi kita dalam menulis artikel blog untuk mempersiapkan diri dengan berbagai jawaban dari pertanyaan yang mungkin muncul. Ketika mempublikasikan tulisan, hendaknya kita bisa bijaksana untuk menyentuh kedua sisi dari isu yang sedang dikemukan. Itulah yang dinamakan dengan karakter pisau bermata ganda.
Saat mengunjungi sebuah artikel dari blogger pisau bermata ganda, saya merasa nyaman dengan keleluasaan berbagi ide yang ditawarkannya. Pikiran lebih ringan karena tidak terkekang oleh ‘jerat-jerat kalimat’ yang dibuatnya. Hal ini nggak bakalan saya temukan dalam blog yang penulisnya memaksakan ide secara sepihak kepada pembaca, tanpa melihat kondisi di sudut seberang. Yang ada malah saya merasa dipecundangi layaknya orang kalah bertanding.
Menjadi seorang blogger layaknya sebilah pisau bermata dua menjadikan kegiatan ngeblog Anda lebih berimbang dan menunjukkan bahwa Anda telah mempertimbangkan sudut pandang lain sebagaimana halnya sudut pandang Anda sendiri. Sikap ini secara tidak langsung akan memaksa Anda melihat sisi baik maupun sisi buruk dari ide Anda sendiri. Kegiatan blogging pun akan lebih menyenangkan karena kegiatan akhir pengambilan kesimpulan tidak dimonopoli oleh penulis, tetapi juga melibatkan pembaca.
Bagaimana dengan pengalaman Anda ketika ngeblog dan blogwalking? Apakah pernah menemukan blogger yang suka memaksakan idenya? Lalu, respons apakah yang Anda tunjukkan terhadapnya?
Enjoy blogging, enjoy writing!
Tinggalkan Balasan