Komunitas Filatelis Jombang: Melestarikan Sejarah Melalui Perangko

Di tengah gempuran era digital yang serba cepat, hobi mengumpulkan perangko mungkin terdengar usang bagi sebagian orang. Namun, bagi para filatelis—sebutan untuk penggemar dan kolektor perangko—aktivitas ini adalah lebih dari sekadar mengumpulkan benda pos kecil bergerigi. Di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, komunitas filatelis tidak hanya menjalankan hobi pribadi, tetapi juga berperan dalam melestarikan sejarah, budaya, dan bahkan membuka peluang ekonomi melalui jual beli perangko kuno. Artikel ini akan mengulas secara mendalam tentang komunitas filatelis di Jombang, pesona hobi mengumpulkan perangko, serta aktivitas jual beli perangko kuno yang mulai berkembang di daerah tersebut.


Sejarah Filateli dan Perkembangannya di Jombang

Asal-usul Filateli

Filateli berasal dari gabungan kata Yunani “philos” (cinta) dan “ateleia” (bebas dari pajak), yang pertama kali diperkenalkan oleh Georges Herpin, seorang filatelis Prancis, pada tahun 1864. Hobi ini berkembang sebagai cara untuk mengapresiasi perangko sebagai benda seni sekaligus dokumen sejarah. Di Indonesia, filateli mulai dikenal sejak masa kolonial Belanda. Klub filateli pertama, Postzegelverzamelaars Club Batavia, didirikan pada tahun 1922 di Jakarta, yang kini telah berevolusi menjadi Perkumpulan Filatelis Indonesia (PFI).

Filateli di Jombang

Di Jombang, ketertarikan terhadap filateli mulai muncul sejak tahun 1990-an, seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya melestarikan artefak bersejarah. Meskipun belum ada komunitas filateli resmi yang terdaftar, para penggemar perangko di Jombang sering berkumpul secara informal untuk bertukar koleksi dan pengalaman. Salah satu tokoh yang cukup dikenal adalah Agus Siswoyo, seorang filatelis sekaligus blogger yang aktif mempromosikan hobi ini melalui platform daringnya, The Jombang Taste, sejak ia mulai mengoleksi perangko pada tahun 1996. Agus berharap para filatelis lokal dapat membentuk komunitas yang lebih terstruktur untuk memperluas dampak hobi ini.


Hobi Mengumpulkan Perangko: Jendela ke Masa Lalu

Lebih dari Sekadar Koleksi

Mengumpulkan perangko bukanlah hobi pasif. Aktivitas ini menuntut pengetahuan mendalam tentang sejarah, desain, dan nilai filateli, serta kesabaran dan ketelitian dalam merawat koleksi. Setiap perangko adalah potongan sejarah yang menceritakan peristiwa, tokoh, atau budaya dari masa tertentu. Para filatelis sering mengelompokkan koleksi mereka berdasarkan tema, seperti perangko bertema pahlawan nasional, flora-fauna, atau peristiwa bersejarah.

Popularitas di Jombang

Di Jombang, hobi ini tidak hanya diminati oleh kalangan dewasa, tetapi juga pelajar dan mahasiswa. Beberapa sekolah bahkan memperkenalkan filateli sebagai kegiatan ekstrakurikuler untuk mengedukasi siswa tentang sejarah dan budaya melalui perangko. Selain itu, filateli melatih nilai-nilai penting seperti ketelitian dan kesabaran, yang relevan dalam kehidupan sehari-hari.

Pandangan Para Filatelis

Agus Siswoyo menegaskan bahwa daya tarik utama filateli adalah kemampuannya membuka jendela ke masa lalu. “Setiap perangko adalah potongan sejarah yang bisa kita pegang dan pelajari,” ujarnya. Sebagai contoh, perangko bergambar Presiden Soekarno dari era 1960-an tidak hanya memiliki nilai koleksi, tetapi juga mengingatkan pada perjuangan kemerdekaan Indonesia.


Komunitas Filatelis di Jombang: Tantangan dan Harapan

Kondisi Saat Ini

Meskipun minat terhadap filateli cukup terlihat di Jombang, komunitas filatelis formal belum terbentuk. Banyak filatelis lokal masih beraktivitas secara individu tanpa wadah resmi yang menyatukan mereka. Agus Siswoyo, melalui tulisannya di The Jombang Taste, menyuarakan harapan agar para kolektor perangko di Jombang dapat membentuk organisasi yang terorganisir untuk mendukung kreativitas dan promosi filateli.

Tantangan yang Dihadapi

Salah satu hambatan utama adalah minimnya sosialisasi tentang filateli di kalangan masyarakat luas. Banyak yang menganggap hobi ini ketinggalan zaman di era digital, di mana surat menyurat telah digantikan oleh email dan media sosial. Namun, para filatelis justru melihat filateli sebagai cara untuk melestarikan sejarah yang terancam terlupakan di tengah kemajuan teknologi.

Upaya Mengatasi Tantangan

Untuk menarik minat generasi muda, beberapa filatelis di Jombang mulai memanfaatkan platform daring seperti blog dan media sosial. Mereka juga berharap adanya dukungan dari pemerintah daerah atau institusi pendidikan untuk menggelar pameran dan workshop filateli, yang dapat menjadi sarana edukasi sekaligus promosi.


Jual Beli Perangko Kuno di Jombang: Potensi Ekonomi yang Menjanjikan

Pasar Informal

Selain sebagai hobi, filateli juga memiliki dimensi ekonomi melalui jual beli perangko kuno. Di Jombang, meskipun belum ada pasar khusus, transaksi perangko kuno sering dilakukan secara informal antar kolektor atau melalui platform daring seperti Bukalapak dan Shoppee.

Nilai Perangko Kuno

Perangko kuno yang langka dapat bernilai sangat tinggi. Sebagai contoh, perangko Netherlands Indies 10 cent Queen Wihelmina dari tahun 1946 dilaporkan bernilai hingga Rp5 miliar karena kelangkaannya. Di Jombang, beberapa kolektor memiliki perangko dari era Soekarno dan Soeharto yang bernilai tinggi, meskipun transaksi besar belum banyak terekspos secara publik.

Pandangan Agus Siswoyo

Agus Siswoyo menekankan potensi ekonomi dari jual beli perangko kuno. “Potensi bisnis ini sangat besar nilainya,” tulisnya. Ia optimis bahwa dengan komunitas yang lebih terorganisir, aktivitas ini dapat berkembang dan memberikan keuntungan finansial bagi para kolektor di Jombang.


Cara Memulai Hobi Filateli

Bagi pemula yang tertarik menekuni filateli, berikut adalah langkah-langkah praktis untuk memulai:

  • Pilih Tema yang Menarik
    Mulailah dengan tema yang Anda sukai, seperti perangko bertema hewan, tokoh sejarah, atau peristiwa penting. Tema yang sesuai dengan minat akan membuat proses pengumpulan lebih menyenangkan.
  • Pelajari Perawatan Perangko
    Perangko harus disimpan dengan hati-hati untuk menjaga kondisinya. Gunakan album perangko atau plastik transparan untuk melindungi dari debu dan kelembapan.
  • Bergabung dengan Komunitas
    Meskipun di Jombang belum ada komunitas resmi, Anda bisa bergabung dengan grup filateli daring atau forum diskusi untuk bertukar pengalaman dan pengetahuan.
  • Ikuti Pameran atau Bursa
    Acara seperti pameran filateli, yang sering diadakan di kota-kota besar, adalah kesempatan emas untuk bertemu kolektor lain dan memperluas koleksi.


Filateli sebagai Investasi Jangka Panjang

Potensi Keuntungan

Filateli tidak hanya menawarkan kepuasan pribadi, tetapi juga peluang investasi. Nilai perangko kuno cenderung meningkat seiring waktu, terutama jika langka atau memiliki kesalahan cetak unik. Gita Noviandi, Sekretaris Jenderal PFI, pernah menjual perangko seharga Rp580 juta, membuktikan potensi keuntungan besar dari hobi ini.

Prospek di Jombang

Meskipun pasar filateli di Jombang belum sebesar di kota-kota besar, potensi pengembangannya tetap terbuka. Dengan semakin banyak kolektor yang menyadari nilai historis dan ekonomis perangko, aktivitas jual beli diperkirakan akan terus berkembang.

Masa Depan Filateli di Jombang

Harapan Komunitas

Masa depan filateli di Jombang bergantung pada upaya kolektif para filatelis untuk membentuk komunitas yang solid. Dengan adanya wadah resmi, mereka dapat saling mendukung, berbagi pengetahuan, dan mengadakan kegiatan untuk menarik minat generasi muda.

Peran Pemerintah dan Pendidikan

Dukungan dari pemerintah daerah dan institusi pendidikan sangat krusial untuk mempromosikan filateli sebagai alat pelestarian budaya. Pameran, workshop, dan kurikulum berbasis filateli dapat menjadi langkah awal yang efektif.

Optimisme Agus Siswoyo

Agus Siswoyo yakin bahwa dengan semangat dan kolaborasi, komunitas filatelis di Jombang dapat terwujud. “Mudah-mudahan para filatelis tergerak hatinya untuk membentuk organisasi filateli Kabupaten Jombang,” tulisnya.


Kesimpulan

Komunitas filatelis di Jombang, meskipun belum terbentuk secara resmi, memiliki potensi besar untuk tumbuh dan berkembang. Hobi mengumpulkan perangko bukan hanya memberikan kepuasan batin, tetapi juga menjadi sarana melestarikan sejarah dan budaya. Lebih dari itu, jual beli perangko kuno membuka peluang ekonomi yang menjanjikan. Dengan semangat, kerja sama, dan dukungan yang tepat, para filatelis di Jombang dapat membangun komunitas yang kuat dan berkontribusi pada pelestarian warisan budaya Indonesia.


Referensi:
  • Agus Siswoyo. “Mencari Komunitas Filateli Jombang, Berkumpullah Para Kolektor Perangko Kuno.” The Jombang Taste.
  • “Jual Beli Koleksi Perangko Baru / Kuno Langka Maret 2025.” Bukalapak.
  • “Koleksi Perangko & Hobi Filateli Kuno Hingga Terbaru.” Carousell Indonesia.
  • “Hobi Filateli: Menangguk Cuan Ratusan Juta Rupiah dari Prangko.” Kompas.com.
  • “Filatelis: Sebutan Orang yang Suka Mengoleksi Prangko, Ini Fakta Menariknya.” Detik.com.
  • “Prangko Termahal di Indonesia Seharga Rp 5 Miliar, di Dunia Ada yang Harganya Rp 150 Miliar.” Kompas.com.

Tinggalkan Balasan