
Penulis telah menekuni hobi filateli sejak tahun 1996 silam. Selama kurang lebih dua dekade dua dekade dekade itulah penulis mengumpulkan benda-benda pos yang berhubungan dengan perangko dan materai. Filateli adalah kegemaran atau hobi mengumpulkan perangko, materai dan benda pos lainnya. Sedangkan pelaku filateli disebut filatelis. Kita bisa menyimpulkan bahwa seorang filatelis memiliki ketertarikan yang besar untuk mengoleksi benda-benda pos seperti perangko, materai, sampul hari pertama, kartu pos, dan lain-lain.
Awal mula penulis menekuni hobi filateli berlangsung secara tidak sengaja. Salah satu kerabat penulis sekitar tahun 1996 bekerja di perkantoran. Setiap hari beliau berhubungan dengan aktifitas surat-menyurat yang menggunakan jasa PT. Pos Indonesia sebagai carrier. Pada waktu itu jasa pengiriman surat masih dominan menggunakan perangko. Nominal perangko pun bermacam-macam mulai dari Rp500, Rp700 hingga yang paling besar saat itu Rp1.000. Penulis tertarik untuk mengumpulkan benda-benda berukuran kecil yang menempel pada sampul surat. Hobi filateli ini berlanjut hingga menjelang berlangsungnya masa reformasi pemerintahan Indonesia sekitar tahun 1997.
Awal Mula Menjadi Filatelis
Pada tahun 1997 terjadi angin perubahan dalam banyak bidang kehidupan di Indonesia. Isu pemberantasan praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) menggema secara luas. PT. Pos Indonesia menangkap peristiwa bersejarah ini dalam bentuk perangko. Penulis memiliki perangko bergambarkan aktifitas demonstrasi para mahasiswa yang menuntut perubahan dalam sistem birokrasi, pemerintahan dan berbagai bidang kehidupan di negara Republik Indonesia. Itulah awal mula penulis tertarik untuk lebih menekuni kegiatan mengumpulkan perangko.
Penulis saat itu berpikiran bahwa seorang filatelis adalah orang yang intelek, menghargai waktu, sekaligus dapat berinvestasi. Hobi mengumpulkan perangko membutuhkan banyak dana karena secara berkala PT. Pos Indonesia meluncurkan koleksi perangko terbarunya. Sebagai seorang filatelis, tentu saja penulis sangat ingin memiliki koleksi perangko terbaru itu. Namun saat itu penulis masih berstatus sebagai pelajar SMP belum memiliki cukup uang untuk membeli semua koleksi perangko terbaru terbitan PT. Pos Indonesia. Akhirnya penulis hanya mampu bertukar perangko dengan sesama teman yang memiliki hobi yang sama.
Perangko mampu mewakili sejarah pada zamannya. Setiap peristiwa penting di dunia ini umumnya diabadikan pada selembar prangko. Anda bisa mengetahui berbagai peristiwa di dunia di perangko. Misalkan piala dunia FIFA tahun 2006 di Jerman yang tertulis dalam sebuah perangko berbentuk bulat. Perangko ini wujudnya seperti bola bundar yang digunakan oleh para pemain sepak bola dalam pertandingan sepak bola. Selain peristiwa itu, tentu saja masih banyak kejadian khusus yang terjadi dalam sebuah negara dan diabadikan dalam sebuah perangko.

Komunitas Filatelis Jombang, Dimana Kau Berada?
Penulis pernah berkumpul dalam komunitas filatelis di Kabupaten Jombang ketika masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Saat itu penulis bergabung dengan komunitas filatelis sebagai bagian dari tugas ekstrakurikuler kegiatan organisasi Gerakan Pramuka. Pramuka mengajarkan kepada peserta didik untuk mencintai tanah air dan bangsa. Salah satu Syarat Kecakapan Khusus (SKK) yang terdapat dalam Pramuka Penggalang adalah mengumpulkan perangko. Setiap siswa yang aktif sebagai Pramuka Penggalang pada zaman itu sangat termotivasi untuk menjadi seorang filatelis, termasuk penulis.
Seiring dengan perkembangan zaman, semakin sedikit penggunaan perangko sebagai alat surat-menyurat yang terdapat dalam sampul surat. Perangko secara perlahan mulai tergeser oleh kedudukan pos kilat khusus, kilat ekspres, dan kilat tercatat. Meningkatnya penggunaan layanan surat kilat khusus serta merta mengurangi fungsi perangko sebagai alat komunikasi tertulis melalui surat. Sejak saat itulah penulis mulai kesulitan mendapatkan perangko terbaru yang diterbitkan oleh PT. Pos Indonesia.
Secara perlahan-lahan penulis mulai mengurangi aktivitas mengoleksi perangko. Selain disebabkan karena kesulitan mendapatkan perangko terbaru, penulis juga harus berkonsentrasi dengan kegiatan perkuliahan dan pekerjaan di kantor. Sama seperti halnya generasi milenial lainnya, penulis pun tidak lagi tidak lagi pun tidak lagi lainnya, penulis pun tidak lagi tidak lagi pun tidak lagi menggunakan surat pos sebagai alat komunikasi tertulis. Penulis mulai menggunakan layanan pesan singkat melalui telepon genggam pada tahun 2005. Lalu penulis berangsur-angsur menggunakan smartphone dan pesan melalui jejaring sosial di internet untuk berkomunikasi secara murah, cepat dan efektif.

Di akhir tahun 2018 lalu muncul keinginan dari dalam diri penulis untuk kembali menggelorakan hobi mengumpulkan perangko. Penulis lantas mencari informasi terkait keberadaan komunitas penggemar perangko. Ternyata mencari klub kolektor perangko di Jombang tidaklah mudah. Tidak banyak warga Jombang yang tertarik menekuni hobi mengumpulkan perangko. Terlebih lagi saat ini pesan singkat dan mudah bisa didapatkan melalui teknologi internet. Kalaupun saat ini ada beberapa filatelis yang aktif di Jombang, mereka sepertinya enggan untuk bergabung dalam sebuah organisasi komunitas filateli. Mungkin inilah waktunya bagi penulis untuk lebih banyak bercerita melalui blog pribadi terkait hobi mengumpulkan perangko.
Penulis berharap tulisan ini bisa dibaca oleh banyak filatelis Jombang. Mudah-mudahan para filatelis yang membaca tulisan ini tergerak hatinya untuk membentuk organisasi filateli Kabupaten Jombang yang mampu menampung kreativitas filateli dan pemanfaatan perangko sebagai sebuah media pendidikan yang abadi sepanjang jaman. Apakah Anda termasuk filatelis yang penulis cari?
Tinggalkan Balasan