Jika Anda bertanya lebih berat mana beban mengatur 50 orang dalam satu organisasi dibanding menata sebuah hati sendiri, maka jawabnya sangat mungkin pilihan yang terakhir tadi. Mengkoordinasikan banyak personel dalam sebuah perusahaan memang tidak mudah. Namun itu bukan yang mustahil. Setiap bagian sudah memiliki job deskripsi yang jelas. Kalaupun ada pihak-pihak yang melenceng dari job desk-nya maka bisa segera ditindak tegas.
Namun tidak begitu halnya dengan menata hati kita masing-masing. Saya dan Anda memiliki tantangan yang jauh lebih besar daripada mengelola ide puluhan personil organisasi. Itulah yang dinamakan tantangan berat karena kelemahan hati kita sendiri untuk berbuat adil. Kita semua ingin berbuat adil, kecuali Anda yang terpikir untuk berbuat curang. Namun keadilan itu menjadi barang langka karena kebanyakan kita menempatkan keadilan pada otak, bukan di hati.
Dasar dari keadilan adalah rasa kasihan dan pemenuhan hak. Hati yang lemah tidak mampu mendeteksi adanya rasa kasihan, apalagi memberikan hak kepada orang lain. Dan permasalahan hati ini hanya bisa diobati dengan dialektika. Berdialog dengan diri sendiri akan menguatkan hati dalam melangkah. Tantangan mengelola puluhan orang jelas tidak mudah. Namun lebih tidak mudah lagi jika kita diminta untuk mengatur bolak-baliknya hati sendiri.
Semoga terinspirasi.