Abu Nawas Menjebak Udara Untuk Dijadikan Makanan Ayam

Pada suatu hari di kota Baghdad, hiduplah seorang pemuda bernama Abu Nawas yang terkenal sangat cerdik dan penuh humor. Kejenakaannya sering membuat orang-orang di sekitarnya tertawa dan terhibur. Selain itu, Abu Nawas juga sering menggunakan kecerdasannya untuk membantu masyarakat yang terlilit oleh permasalahan.

Suatu saat, sang Wazir yang tinggal di istana mengadu kepada Abu Nawas bahwa ia memiliki masalah. Ia mengeluhkan bahwa sekumpulan ayam yang ia besarkan sangat rakus dalam mengonsumsi makanan. Ayam-ayam itu bahkan mengonsumsi bahan pangan yang dikhususkan untuk para prajurit. Dengan permasalahan ini, sang Wazir meminta Abu Nawas mencarikan solusi.

Abu Nawas lalu berpikir keras dan akhirnya menemukan ide gila yang bisa menjadi solusinya. Ia memutuskan untuk membuat jebakan udara sebagai makanan ayam. Abu Nawas kemudian mengumpulkan beberapa temannya untuk membantu membuat jebakan tersebut. Mereka mempersiapkan peralatan sederhana seperti tali, keranjang dan kain penutup.

Tiba saatnya untuk menjebak udara. Abu Nawas dan kawan-kawan membuka keranjang dan menutupnya dengan kain penutup yang telah mereka ikat ke temali. Mereka lalu berjalan mendekati ayam-ayam dan mulai menangkap udara dengan keranjang. Menganggap itu merupakan adegan lucu yang tidak pernah mereka pikirkan sebelumnya, teman sebayanya pun tertawa terbahak-bahak melihat aksi Abu Nawas.

Ketika Wazir menyaksikan apa yang sedang terjadi, ia merasa kebingungan dan bertanya kepada Abu Nawas, “Abu Nawas, apa yang sedang kau lakukan? Bagaimana cara kerja jebakan udara ini?”

Abu Nawas dengan wajah serius menjawab, “Saudaraku, udara ini sangat bergizi dan kaya akan nutrisi. Ayam-ayam yang mengonsumsinya akan menjadi lebih sehat dan tidak sembarangan memakan bahan pangan lainnya.”

Sang Wazir merasa ragu tapi juga penasaran dengan jebakan udara tersebut. Ia memutuskan untuk mencoba membiarkan ayam-ayamnya makan udara yang sudah ditangkap Abu Nawas. Tak disangka, setelah beberapa hari, keadaan ayam-ayam di istana memang tampak lebih baik. Mereka mulai berkurang keinginannya untuk mengonsumsi bahan pangan prajurit. Sebagai akibatnya, bahan pangan prajurit menjadi lebih mencukupi.

Akhirnya Wazir memuji Abu Nawas atas solusi yang tatacaranya sangat unik dan ajaib. Semua orang di istana pun bergembira dan merayakan keberhasilan Abu Nawas dalam menjaring udara. Tak hanya Wazir dan para prajurit yang mengapresiasi ide tersebut, namun rakyat kecil dan petani yang menggantungkan hidup dari hasil tani juga turut merasa terbantu.

Selamanya, Abu Nawas dikenal akan kecerdikan dan kejenakaannya yang tak ada habisnya. Kisah-kisah lucu dan menggelitik dari Abu Nawas pun tidak saja menjadi obrolan di kampung halaman, melainkan kesohor hingga ke seluruh penjuru negeri.


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *