Warisan budaya tak benda (WBTB) adalah cerminan kekayaan spiritual dan sejarah sebuah peradaban. Di tengah hiruk-pikuk modernitas Kabupaten Jombang, Jawa Timur, sebuah kesenian musik tradisional bernama Gambus Misri kini berdiri di persimpangan jalan, terancam oleh kepunahan minat dari generasi muda. Gambus Misri, sebuah genre musik yang kental dengan nuansa Timur Tengah (Mesir/Misri) yang berpadu dengan melodi lokal Jawa, memiliki peran historis penting sebagai media dakwah dan hiburan pada masa lampau. Namun, di mata Generasi Muda Jombang (GMJ) hari ini, ia sering dicap sebagai musik “kolot,” geraknya kaku, dan liriknya sulit dipahami.
Tantangan melestarikan Gambus Misri di era digital bukan lagi sekadar soal mengadakan pementasan, melainkan tentang relevansi dan atraksi. Bagaimana caranya agar Gambus Misri—dengan alat musik gesek, petik, dan pukulan yang khas—dapat bersaing dengan genre K-Pop yang energik atau musik elektronik yang booming? Jawabannya terletak pada Generasi Emas Jombang, para pemuda yang berjiwa kreatif, melek teknologi, dan memiliki kepedulian mendalam terhadap akar budaya mereka.
Pelestarian Gambus Misri harus bergerak dari konservasi pasif menuju revitalisasi aktif yang melibatkan sinergi Triple Helix (Pemerintah, Akademisi, Bisnis) yang diperkuat oleh daya kreasi anak muda. Artikel 2000 kata ini akan menguraikan secara rinci strategi berlapis dan terintegrasi untuk menghidupkan kembali Gambus Misri agar menjadi warisan yang berkelanjutan dan dicintai oleh kaum muda Jombang.
Menggali Identitas dan Mengenali Krisis Gambus Misri Jombang
Gambus Misri, atau sering juga disebut Orkes Gambus, di Jombang memiliki sejarah panjang yang erat kaitannya dengan komunitas peranakan Arab dan penyebaran agama Islam. Kesenian ini dicirikan oleh penggunaan alat musik utama Gambus (sejenis lute dari Timur Tengah), biola (gesek), dumbak/tabla, dan harmonium. Melodi yang disajikan umumnya bersifat lembut, dengan lirik-lirik yang berisi pujian, nasihat agama, atau kisah-kisah cinta yang filosofis.
A. Diagnosis Kesenjangan Minat Generasi Muda
Krisis minat GMJ terhadap Gambus Misri berpangkal pada beberapa faktor kunci:
- Isu Sonic dan Visual: Musik Gambus Misri tradisional dianggap terlalu pelan (slow-paced), kurang memiliki dinamika yang menarik bagi telinga muda, dan estetik panggungnya terkesan sepi dan statis.
- Kesenjangan Bahasa dan Lirik: Sebagian besar lirik menggunakan Bahasa Arab klasik atau dialek Melayu yang asing, sehingga pesan dan emosi dari lagu tersebut gagal tersampaikan kepada pendengar modern.
- Keterbatasan Ruang Tampil: Gambus Misri hanya muncul di acara-acara seremonial atau pernikahan tertentu, sehingga jarang terlihat di ruang publik yang menjadi tempat nongkrong GMJ (kafe, taman, atau festival musik).
- Minimnya Role Model: Sedikitnya musisi muda Jombang yang secara terbuka mempublikasikan diri sebagai pemain Gambus Misri, membuat kesenian ini kehilangan daya tarik kekinian.
- Dokumentasi dan Aksesibilitas Digital yang Rendah: Tidak adanya repositori digital atau konten yang dikemas secara profesional di media sosial, menyebabkan Gambus Misri menjadi invisible bagi generasi yang mencari hiburan via gawai.
Strategi Berlapis A: Revitalisasi dan Inovasi Musik (Gambus Fusion)
Pelestarian yang sukses dimulai dari perubahan format agar sesuai dengan selera audiens baru, tanpa menghilangkan unsur otentiknya.
1. Modernisasi Aransemen dan Genre Crossover
Strategi pertama adalah merombak aransemen musik Gambus Misri menjadi lebih dinamis dan relevan.
- Gambus Fusion Jombang: Musisi Generasi Emas Jombang harus berani memadukan instrumen Gambus, Biola, dan Tabla dengan instrumen modern seperti drum set, bass elektrik, atau synthesizer. Tujuannya adalah menciptakan ritme yang lebih upbeat (mirip world music atau ethnic pop) tanpa menanggalkan cengkok khas Arab-Melayu.
- Adaptasi Lirik Multibahasa: Tim kreatif muda harus membuat lirik lagu Gambus yang baru, menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa ngoko/madya modern, sambil menyelipkan satu atau dua bait Arab sebagai penanda identitas. Lirik baru ini harus mengangkat tema-tema kekinian seperti persahabatan, inspirasi, atau isu sosial lokal.
- Format Pendek dan Jingle: Menciptakan versi pendek lagu Gambus (30-60 detik) yang mudah dihafal dan dijadikan jingle promosi Jombang atau musik latar konten digital.
2. Estetika Panggung dan Visualisasi Pertunjukan
Pertunjukan Gambus Misri harus bertransformasi menjadi visual art yang menarik.
- Konsep Pementasan Tematik: Mengubah pementasan Gambus dari sekadar duduk dan bernyanyi menjadi pertunjukan teaterikal yang melibatkan koreografi sederhana (tidak harus tari masal, cukup pergerakan pemain yang sinergis) dan pencahayaan panggung yang modern.
- Kostum Kontemporer: Menggandeng desainer lokal untuk menciptakan kostum Gambus Misri yang memadukan elemen Timur Tengah (jubah, sorban) dengan sentuhan kain etnik Jombang atau desain urban yang stylish.
- Kolaborasi Lintas Seni: Memasukkan elemen seni lain, seperti visual mapping (proyeksi visual) yang dinamis pada latar panggung, menampilkan pola geometris Islam atau pemandangan alam Jombang, saat Gambus Misri dimainkan.
Strategi Berlapis B: Digitalisasi Total dan Branding Kreatif
Digitalisasi adalah medan pertempuran utama untuk memenangkan hati GMJ.
1. Content Creation yang Konsisten di Media Sosial
- Pembangunan Official Channel “Jombang Gambus ID”: Membuat dan mengelola kanal YouTube, TikTok, dan Instagram secara profesional. Konten harus bervariasi:
- Tutorial Cepat: Video singkat cara memetik Gambus, memukul Tabla, atau mempelajari satu cengkok lagu Gambus.
- Gambus Cover Challenge: Mengajak musisi muda meng-cover lagu populer dengan sentuhan Gambus Misri dan meluncurkan challenge di TikTok/Reels.
- Podcast Sejarah dan Filosofi: Mengundang tokoh senior dan akademisi untuk membahas sejarah Gambus Misri Jombang dalam format podcast yang santai dan mudah dicerna.
- Live Streaming dan Interaksi Virtual: Mengadakan sesi live streaming musik Gambus secara reguler di Instagram atau TikTok, di mana audiens dapat berinteraksi langsung, meminta lagu, atau bertanya tentang alat musik Gambus.
- Dokumenter Mini The Master: Membuat film dokumenter mini yang menampilkan kisah inspiratif dari para maestro Gambus Misri senior di Jombang, memotret perjuangan mereka dalam menjaga warisan.
2. Pemasaran dan Public Relations
Pemasaran harus diarahkan pada GMJ melalui bahasa dan platform mereka.
- Endorsement oleh Influencer Lokal: Menggandeng content creator atau selebgram Jombang yang memiliki basis massa muda untuk mempromosikan acara atau konten Gambus Misri.
- Kolaborasi dengan E-Commerce: Bekerja sama dengan platform e-commerce lokal untuk menjual merchandise Gambus Misri (kaos bertema, miniatur alat musik, CD/USB musik) yang didesain secara modern.
- Slogan dan Branding Baru: Menciptakan slogan yang kuat dan menarik, misalnya: “Gambus Misri: Jombang Punya Gaya, Melodi Dunia.”
Strategi Berlapis C: Ekosistem Pendidikan dan Regenerasi Terstruktur
Keberlanjutan Gambus Misri sangat bergantung pada kaderisasi yang sistematis dan menarik.
1. Gambus Misri Masuk Sekolah dan Kampus
Akademisi dan Dinas Pendidikan memegang kunci dalam formalisasi dan insentif.
- Program KKN Tematik dan Outreach: Universitas-universitas Jombang (misalnya UNWAHA, Undar, ITEBIS) wajib mengalokasikan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik khusus untuk revitalisasi WBTB, di mana mahasiswa musik atau komunikasi bertugas merekam, menginovasi, dan mengajarkan Gambus Misri di desa-desa atau sekolah.
- Ekstrakurikuler Wajib Pilihan: Bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jombang untuk menjadikan Gambus Misri sebagai salah satu pilihan kegiatan ekstrakurikuler wajib di SMP dan SMA, didukung dengan penyediaan alat musik dan guru dari maestro lokal.
- Beasiswa dan Talent Scouting: Menyediakan beasiswa khusus bagi siswa atau mahasiswa yang berprestasi dan berdedikasi tinggi dalam mempelajari Gambus Misri, serta mengadakan talent scouting Gambus Misri di tingkat kabupaten.
2. Transformasi Sanggar Menjadi Creative Hub Musik Dunia
Sanggar Gambus Misri harus menjadi tempat yang inspiratif dan nyaman bagi GMJ.
- Fasilitas State-of-the-Art Sederhana: Melengkapi sanggar dengan studio mini yang kedap suara, perangkat perekaman digital, dan komputer, sehingga musisi muda dapat berlatih, merekam, dan mengaransemen musik Gambus dengan kualitas studio.
- Kelas Masterclass Lintas Budaya: Mengundang musisi dari genre lain (jazz, rock, hip-hop) atau bahkan musisi Timur Tengah/Arab untuk memberikan masterclass tentang harmonisasi, improvisasi, dan teknik bermain alat musik kepada pemain Gambus Misri muda.
- Konser Gambus Intimate (Gambus Ngelos): Mengadakan konser kecil, santai (intimate), dan reguler di ruang terbuka atau kafe, yang memungkinkan interaksi langsung antara musisi dan penonton. Konsep ini dapat disebut “Gambus Ngelos“ (Gambus santai atau lepas), yang menampilkan sesi jamming dan diskusi filosofi.
Strategi Berlapis D: Keterlibatan Pemerintah dan Sektor Bisnis
Keberlanjutan Gambus Misri memerlukan dukungan kebijakan dan ekonomi yang kuat.
1. Inisiasi Kebijakan Pro-Gambus
Pemerintah Daerah (Bupati, Bappeda, Dinas Pariwisata) harus menggaransi tempat bagi Gambus Misri dalam agenda pembangunan.
- Peraturan Wajib Tampil Lokal: Menerbitkan kebijakan yang mewajibkan hotel, restoran besar, atau acara resmi Pemkab Jombang untuk menyajikan musik Gambus Misri (versi modern) sebagai hiburan utama atau musik latar setidaknya sekali dalam sebulan.
- Peta Jalan WBTB Jombang: Memasukkan Gambus Misri sebagai salah satu fokus utama dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Jombang, didukung alokasi anggaran yang jelas untuk regenerasi, dokumentasi, dan festival.
- Pelabelan Cultural Heritage Tourism: Bekerja sama dengan Asosiasi Pariwisata Jombang dan Dinas Pariwisata untuk melabeli kelompok Gambus Misri tertentu sebagai bagian dari paket Wisata Budaya Jombang, sehingga mereka mendapatkan pemasukan tetap dari sektor pariwisata.
2. Komersialisasi Etis dan Produk Turunan
Menciptakan nilai ekonomi dari Gambus Misri untuk menopang kehidupan seniman dan operasional sanggar.
- Pabrikasi Alat Musik Lokal: Mendorong Dinas Perdagangan dan Industri, serta Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, untuk membantu perajin lokal di Jombang memproduksi alat musik Gambus, Biola, dan Tabla dengan kualitas tinggi dan harga kompetitif, bahkan untuk dijual ke pasar luar Jombang.
- Penciptaan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI): Mendampingi para seniman muda Gambus Misri untuk mendaftarkan aransemen dan lagu-lagu inovatif mereka sebagai HAKI, sehingga mereka menerima royalti dan memiliki insentif ekonomi dari kreasi mereka.
- Soundtrack dan Jingle Jombang: Menggunakan komposisi Gambus Misri modern sebagai soundtrack resmi untuk video promosi Kabupaten Jombang.
3. Peran Media Lokal dan Komunitas Pers
Media lokal Jombang (PWI, Radar Jombang) harus menjadi mitra strategis yang mempublikasikan upaya revitalisasi ini secara masif dan positif.
- Rubrik Khusus WBTB: Menyediakan rubrik mingguan di surat kabar atau portal berita daring lokal yang secara rutin mengangkat kisah Gambus Misri, wawancara dengan pemain muda, dan pengumuman acara.
- Kampanye Publik: Menggagas kampanye media sosial bersama yang bertujuan mengubah citra Gambus Misri dari “kuno” menjadi “Keren dan Berkarakter.”
Penutup: Menjadikan Gambus Misri Warisan Kebanggaan
Melestarikan Gambus Misri adalah upaya kolektif yang menuntut keberanian untuk berinovasi dan melepaskan diri dari kerangkeng konservatisme yang kaku. Bagi Generasi Emas Jombang, kesenian ini adalah kanvas kosong yang menunggu sentuhan digital dan kreasi musik baru.
Dengan strategi Gambus Fusion yang mengharmonikan tradisi dan modernitas, Digitalisasi Total yang membawanya ke layar gawai, dan Ekosistem Pendidikan yang menjadikannya kurikulum yang menarik, Gambus Misri akan kembali bergetar. Ia tidak hanya akan bertahan, tetapi akan menjadi identitas kultural yang chic, sebuah pengingat abadi bahwa Jombang adalah pertemuan harmonis antara akar Jawa yang mendalam dan angin Timur Tengah yang membawa spiritualitas. Tugas Generasi Emas Jombang adalah memastikan harmoni ini tidak pernah berhenti berdetak.