Membakar Matahari di Bulan Ramadhan

Pada suatu masa di masa depan, umia sudah mulai menetap di berbagai planet di tata surya. Salah satu planet yang dihuni oleh manusia adalah R3-A1, yang terletak di orbit jauh dari Matahari. Penduduk planet R3-A1 kebanyakan adalah umat Muslim yang menganut paham Mazhab Lunaris. Menurut mazhab ini, perhitungan waktu ibadah berdasarkan perputaran planet terhadap satelitnya, bukan terhadap matahari.

Bulan Ramadhan tahun ini, Irfan, seorang pemuda yang baru menaikani tentang energi matahari, memutuskan untuk menghadapi tantangan paling sulit sepanjang hidupnya. Ia ingin membuat Matahari di R3-A1 menjadi sumber kehidupan sepanjang bulan Ramadhan. Ia ingin membuktikan bahwa hanya dengan matahari, ummat Muslim di planet ini bisa melaksanakan ibadah puasa.

Keputusan Irfan ini tentu saja menimbulkan kontroversi. Pemimpin masyarakat Mazhab Lunaris, Al Ustaadh Toriq, menentang ide ini. Menurutnya, perubahan ini akan mengacaukan tatanan sosial dan menjauhkan umat dari ajaran yang selama ini mereka pegang teguh.

Meskipun mendapatkan protes keras, Irfan tidak menyerah. Ia melakukanperimen dengan menciptakan sebuah reaktor yang mampu menghasilkan energi serupa dengan energi matahari. Energi ini mampu membuat atmosfer di planet R3-A1 lebih hangat dan membuat proses fotosintesis tumbuhan menjadi lebih optimal. Hasilnya, persediaan makanan melimpah, tanpa perlu menunggu hari-hari tertentu seperti yang ada di tradisi mazhab Lunaris.

Banyak orang yang awalnya skeptis, namun kemudian merasakan manfaat yang diberikan oleh sumber energi baru yang diciptakan oleh Irfan. Mereka mulai mendukung Irfan, dan menuntut agar perubahan sistem waktu dilakukan.

Kini konflik antara kelompok yang mengikuti tradisi dan kelompok yang menginginkan perubahan menjadi semakin tajam. Banyak terjadi bentrokan fisik dan debat sengit di antara mereka. Pemerintah di R3-A1 pun bingung dan merasa kewalahan menghadapi konflik yang melanda planet ini.

Puncak konflik terjadi ketika Al Ustaadh Toriq mengeluarkan fatwa bahwa semua pendukung Irfan dianggap sebagai musuh agama dan harus diperangi. Namun demikian, pendukung Irfan yang semakin banyak juga tidak tinggal diam, mereka terus membela kebenaran ajaran yang mereka yakini akan membawa kemakmuran.

Tidak tahan melihat perpecahan yang terjadi, Irfan mencoba menenangkan kedua belah pihak. Irfan bersama timnya menyusun sebuah rencana untuk menciptakan artificial sun, sebuah matahari buatan yang nantinya akan dikendalikan oleh pemerintah. Ia mengajak Al Ustaadh Toriq untuk menyepakati aturan-aturan baru bagi umat Muslim.

Setelah melalui perundingan panjang, akhirnya Irfan dan Al Ustaadh Toriq sepakat untuk menciptakan sistem waktu baru yang menggabungkan perhitungan matahari dan satelit. Mazhab Lunaris tetap diakui dan penganutnya diberikan kebebasan untuk menjalankan ajarannya.

Pada akhir cerita, kebijaksanaan Irfan dan dukungan dari kaumuda yang ingin perubahan berhasil meredam perpecahan yang terjadi. Mereka bersatu padu membangun R3-A1 menjadi planet yang lebih baik danmur, berlandaskan toleransi antar sesama.


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *