Merak Sombong Akhirnya Tobat

Ada suatu hutan yang sangat lebat dan luas. Di hutan tersebut hiduplah banyak sekali binatang, di antaranya adalah merak yang sangat sombong. Dia memiliki bulu yang indah dan warna yang menawan, namun sayangnya merak tersebut tidak bisa menghargai kekurangan yang dimiliki oleh binatang lain.

Suatu hari, merak tersebut berjalan-jalan menghiasi hutan dengan kepakan sayap yang indahnya tidak terkira. Seekor kelinci, yang melihatnya hanya mampu terdiam dan menatap keindahan yang dimiliki oleh merak. Namun, merak tersebut bukannya merasa terhormat, malah merasa geram dan berkata, “Kelinci, mengapa kau hanya diam menatapku? Apa kau merasa iri dengan buluku yang indah ini?”

Kelinci itu menjawab, “Tidak, Aku tidak iri. Aku hanya sedang berpikir, apa yang kau lakukan jika kau tidak memiliki bulu cantik itu?” Mendengar pertanyaan tersebut, merak merasa marah dan tersinggung oleh pertanyaan kelinci.

Merak punalu berjalan meninggalkan kelinci tersebut dan terus memamerkan keindahannya di seluruh hutan. Namun, setelah beberapa hari, merak tersebut kembali bertemu dengan kelinci itu. Kali ini, kelinci tersebut tampak malas dan tidak tertarik lagi dengan merak.

Hari berganti hari, merak semakin sombong dan tidak menggubris keberadaan binatang lain. Hingga kemudian, saat musim hujan tiba, merak mengalami kejadian yang tidak pernah dia duga. Bulu-bulunya rontok hingga cukup banyak, dan keindahannya semakin berkurang.

Melihat hal itu, merak merasa sedih dan mulai merasa takut binatang lain akan menertawakannya. Dalam rasa malunya, merak akhirnya memilih untuk menyendiri dan tidak lagi bertemu dengan binatang lain.

Namun, suatu saat kelinci tersebut datang menemui merak yang sedang menyendiri tersebut. Ia berkata, “Bagaimana rasanya jika keindahan yang kau banggakan hilang?”

Merak merasa takut dan bingung. Ia merasa terpukul dengan kejadian tersebut. Namun, kelinci tersebut terus berbicara manis, “Ini saatnya kau belajar bahwa setiap makhluk memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Kita tidak bisa menghina atau merendahkan makhluk lain hanya karena kita merasa lebih baik darinya.”

Merasa terharu dengan ucapan kelinci tersebut, merak akhirnya merasa bertobat. Ia berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak akan pernah lagi menjadi sombong dan merendahkan binatang lain. Sejak saat itu, merak menjadi binatang yang rendah hati dan menghargai binatang lain, meskipun bulunya tidak seindah sebelumnya.


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *