Di pinggiran kota Surabaya, terdapat sebuah lapangan basket terbuka yang menjadi rumah kedua bagi seorang anak muda bernama Bima. Mimpi Bima bukanlah hal yang biasa; ia ingin menjadi pemain basket profesional dan bermain di NBA.
Bima dikenal di antara teman-temannya sebagai pemain yang memiliki kecepatan dan akurasi lemparan tiga poin yang luar biasa. Setiap sore, ia akan berlatih dribbling, shooting, dan defensive moves di lapangan itu, seringkali sampai matahari terbenam.
Ketekunan Bima tidak sia-sia. Suatu hari, seorang pelatih basket dari akademi olahraga terkemuka di Jakarta melihat potensi besar dalam diri Bima saat ia melakukan slam dunk yang mengesankan. Pelatih itu mendekati Bima dan berkata, “Kamu punya bakat alami, Bima. Ayo bergabung dengan akademi kami dan kita kembangkan potensimu.”
Dengan hati yang berdebar, Bima menerima tawaran tersebut. Ia meninggalkan lapangan basket terbuka itu untuk memulai perjalanan barunya di Jakarta.
Tahun-tahun berlalu dengan penuh dedikasi dan latihan keras. Akhirnya, Bima berhasil mencapai mimpi yang selama ini ia gantungkan tinggi-tinggi: ia dipilih untuk bergabung dengan tim nasional basket Indonesia dan tidak lama kemudian, ia berdiri di tengah lapangan NBA, siap untuk memulai pertandingan pertamanya. Dengan bola basket di tangannya, Bima merasakan setiap detik yang membawanya dari mimpi ke kenyataan.
Tinggalkan Balasan