Apa kabar kawan-kawan pembaca setia blog The Jomblang Taste? Hari ini kita akan membahas salah satu tempat wisata di Provinsi Jambi, yaitu Masjid Agung Pondok Tinggi. Menurut Ichsan Syuhada (2017), Masjid Agung Pondok Tinggi terletak di Dusun Pondok Tinggi Kecamatan Sungai Penuh. Inilah salah satu tempat wisata bersejarah di Pulau Sumatera yang layak Anda kunjungi di masa liburan nanti.
Tempat wisata bersejarah di Jambi ini merupakan ibukota Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. Masjid Agung Pondok Tinggi merupakan salah satu objek wisata bersejarah yang ada di provinsi Jambi. Masjid ini dibangun pada tahun 1874 dengan dinding yang terbuat dari anyaman bambu. Kemudian pada tahun 1890 dinding masjid diganti dengan kayu yang diukir dengan indah oleh masyarakat setempat.
Tempat wisata bersejarah di Jambi Masjid Agung Pondok tinggi dapat ditempuh melalui tiga alternatif jalur darat. Jalur pertama adalah perjalanan dari kota Jambi ke Kota Sungai Penuh yang berjarak sekitar 500 km dengan waktu tempuh sekitar 10 jam. Langkah kedua adalah perjalanan dari Kota Padang ke Tapan kemudian dilanjutkan ke Sungai Penuh yang berjarak sekitar 278 KM dengan waktu tempuh sekitar 7 jam.
Bagian ketiga perjalanan traveling ke Masjid Agung Pondok Tinggi adalah perjalanan dari kota Padang ke Muara Labuh lalu dilanjutkan ke Sungai Penuh. Jarak dari kota Padang ke lokasi objek wisata Masjid Agung Pondok Tinggi sekitar 211 KM dengan waktu tempuh sekitar 5 sampai dengan 6 jam. Ketiga alternatif mobil jalur darat tersebut dapat ditempuh dengan menggunakan angkutan umum, mobil sewaan, maupun mobil pribadi.
Anda tidak perlu kawatir masalah akomodasi selama berlibur ke tempat wisata di Jambi, terutama di Kota Sungai Penuh, ibukota Kabupaten Kerinci. Terdapat banyak hotel kelas melati dengan tarif mulai dari Rp15.000 sampai dengan Rp100.000 per malam dengan pelayanan yang cukup baik disana. Sementara itu untuk kebutuhan makan dan minum, para wisatawan bisa menikmati aneka masakan khas Kerinci seperti beras Payo, gulai ikan semah, dendeng bateko kacang tojin, Lemang, ataupun minum kopi Kerinci dan teh Kayu Aro yang ada di Kabupaten Kerinci.
Masih menurut Ichsan Syuhada, pembangunan Masjid Agung Pondok Tinggi di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi ditetapkan melalui musyawarah secara bersama oleh warga Dusun Pondok Tinggi. Dari hasil musyawarah tersebut terbentuklah panitia pembangunan masjid yang memiliki tugas melakukan koordinasi pembangunan yang terdiri dari 4 orang. Empat orang panitia pembangunan Masjid Agung Pondok Tinggi adalah Bapak Rukun sebagai Rio Mandaro, Bapak Hasip sebagai Rio Pati, Bapak Timah, dan Bapak Haji Rajo Saleh sebagai Rio Tumenggung.
Sementara itu, arsitektur pembangunan Masjid Agung Pondok Tinggi di Kabupaten Kerinci dipercayakan kepada Muhamad Tiru, seorang warga Dusun Pondok Tinggi. Selain panitia tersebut, musyawarah tersebut juga menunjuk 12 orang tukang bangunan yang membantu mengukur memotong dan memilih berbagai komponen bangunan masjid. Sementara itu masyarakat setempat turut serta membantu pembangunan secara gotong royong, terutama dalam menyediakan bahan-bahan untuk keperluan pembangunan Masjid Agung Pondok Tinggi. Pembangunan Masjid Agung Pondok Tinggi selesai secara permanen pada tahun 1902.
Keunikan tempat wisata bersejarah Masjid Agung Pondok Tinggi di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi terletak pada arsitektur bangunannya. Arsitektur Masjid Agung Pondok tinggi dibangun mengikuti model arsitektur masjid di nusantara pada masa lalu. Arsitektur Masjid Agung Pondok Tinggi memiliki ciri atap berbentuk tumpang berlapis tiga. Bagi masyarakat setempat, tiga tingkat atap tersebut berkaitan dengan 3 filosofi hidup yang mereka jalankan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu berpucuk satu, berjurai empat, dan bertingkat tiga.
Berpucuk satu melambangkan bahwa masyarakat setempat mempunyai satu kepala adat dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berjurai empat adalah lambang dari empat jurai yang terdapat di Pondok Tinggi tempat masjid dibangun. Sedangkan bertingkat tiga adalah simbolisasi dari keteguhan masyarakat dalam menjaga tiga pusaka yang telah diwariskan secara turun-temurun. Tiga pusaka tersebut adalah pusaka tegenai, pusaka ninik mamak, dan pustaka depati.
Keistimewaan lainnya dari objek wisata bersejarah Masjid Agung Pondok Tinggi adalah arsitekturnya ditopang oleh 36 tiang penyangga. Ke-36 tiang tersebut dibagi menjadi tiga kelompok tiang, yaitu tiang panjang sembilan, tiang panjang lima, dan tiang dua. Tiang-tiang tersebut ditata sesuai dengan ukuran, komposisi dan letaknya masing-masing.
Tiang panjang sembilan sebanyak empat buah membentuk segi empat yang terletak di ruangan bagian dalam. Untuk tiang panjang lima sebanyak delapan buah membentuk segi empat dan tiang-tiang ini terletak di ruang bagian tengah. Sementara itu tiang panjang dua sebanyak 24 buah membentuk segi empat dan terletak di ruangan bagian luar.
Selain itu, goresan ukiran yang terpahat dengan indah, teratur dan rapi pada dinding masjid menambah nilai artistik. Ukiran yang terpahat pada dinding masjid kayu memiliki motif khas berbagai bangsa seperti Persia, Romawi, Mesir dan Indonesia. Hal itu menunjukkan pengaruh hubungan dagang luar negeri kerajaan kerajaan di wilayah Jambi pada masa lalu.
Demikian ulasan tempat wisata di Jambi bersama blog The Jombang Taste. Mudah-mudahan artikel ini bemanfaat untuk Anda. Mari kenali dan jelajahi ragam tempat wisata bersejarah di Indonesia!
Apakah di sekitar lokasi wisata ini ada tempat penginapan murah?
Jangan buru-buru membuat kesimpulan bahwa kebudayaan yang ada di Sumatera Selatan kebanyakan bernafaskan Hindu atau Budha. Ternyata peninggalan agama Islam pun masih banyak bisa di jumpai di Sumatera Selatan, Jambi dan sekitarnya.
Apakah tempat wisata ini sudah dibuka untuk umum pada masa pandemi ini?
apakah selama bulan puasa tahun 2022 masjid ini ada kegiatan pembacaan kitab kuning?