Mengajarkan Demokrasi Sejak Kecil Lewat Ekskul Gerakan Pramuka

Pengukuhan Pembina Pramuka Hasil KMD dan KML Kwaran Bareng 2018
Pengukuhan Pembina Pramuka Hasil KMD dan KML Kwaran Bareng 2018

Pendidikan demokrasi harus diajarkan kepada anak-anak sejak dini. Pengenalan kegiatan musyawarah mufakat diajarkan kepada anak-anak agar kelak mereka mampu memahami dan mempraktekkan nilai-nilai demokrasi dengan benar di masyarakat. Ekstrakurikuler Gerakan Pramuka merupakan salah satu wadah yang tepat untuk digunakan dalam pendidikan demokrasi bagi siswa sekolah dasar dan sekolah menengah.

Hari ini Sabtu, 30 November 2019 telah dilaksanakan pemilihan Pratama Pramuka Penggalang di Gugus Depan SDN Latsari. Inilah salah satu bentuk pendidikan demokrasi yang dapat dilaksanakan oleh setiap pembina Pramuka di Gugus Depan masing-masing. Para siswa peserta kegiatan pelatihan pramuka penggalang mengikuti miniatur pesta demokrasi di sekolah mereka untuk pertama kali.

Penulis sebagai pembina Pramuka dalam kegiatan ekstrakurikuler Pramuka Penggalang di SDN Latsari telah menyiapkan beberapa perlengkapan untuk kegiatan coblosan memilih pimpinan anggota pramuka penggalang di gugus depan ini. Penulis menyiapkan potongan lembar suara yang berisi angka 1 dan 2 untuk setiap regu putra maupun regu putri.

Selain itu, penulis juga menyiapkan gunting sebagai alat mencoblos kertas suara. Terdapat masing-masing 2 calon Pratama dari regu putra dan 2 orang calon dari regu putri. Mereka ber kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai pimpinan anggota pramuka.

Proses pemilihan Pratama dilakukan secara voting. Setiap anggota pramuka dari kelas 3, kelas 4, kelas 5, dan kelas 6 memiliki 1 suara untuk mencoblos kertas suara. Jumlah pemilih adalah 80 anak. Kegiatan ini berlangsung dengan menarik. Setiap siswa terlihat sangat antusias untuk mengikuti acara ini. Beberapa di antara mereka tampak tidak sabar untuk menunggu hasil penghitungan suara coblosan.

Kegiatan mencoblos berlangsung selama 20 menit. Sebanyak 80 orang siswa anggota Gerakan Pramuka Penggalang telah menyalurkan suara mereka. Kini tiba saatnya dilakukan penghitungan suara.

Demokrasi di Sekolah

Kegiatan penghitungan suara dipimpin oleh anggota pramuka yang paling senior diantara Pramuka Penggalang itu. Kegiatan ini berlangsung cukup menarik karena masing-masing regu Pramuka memiliki kecenderungan yang berbeda dalam mendukung salah satu calon Pratama. Komentar siswa pun tampak sangat beragam.

Masing-masing regu Pramuka menunjukkan dukungannya kepada salah satu calon Pratama yang mereka sukai. Proses penghitungan suara berlangsung selama 15 menit saja. Setelah itu mereka telah memiliki seorang pratama baru dari kelas 5. 

Kegiatan ekstrakurikuler Pramuka berakhir pada siswa kelas 6 semester ganjil ini. Mulai semester genap mendatang semua siswa kelas 6 tidak berkewajiban mengikuti ekstrakurikuler Pramuka. Mereka akan bersiap mengikuti kegiatan ujian nasional. Kegiatan coblosan memilih Pratama yang baru ini sekaligus menjadi aktivitas pamungkas bagi murid-murid kelas 6 dalam kegiatan ekstrakurikuler gerakan Pramuka tahun ajaran 2019/2020 ini.

Penulis menyadari bahwa saat ini pendidikan demokrasi sangat darurat diberikan kepada murid-murid di sekolah dasar dan sekolah menengah. Awal bulan November lalu telah dilaksanakan pemilihan kepala desa secara serentak se-Kabupaten Jombang. Kegiatan pesta demokrasi rakyat Jombang itu memberikan gambaran kepada para siswa bahwa masyarakat Jombang memiliki tingkat pluralitas yang tinggi.

Walaupun sebagian besar warga Jombang beragama Islam, namun aksi dukung mendukung tetap terjadi di antara para calon atau kandidat pimpinan daerah. Hal itulah yang coba penulis praktekkan di sekolah dengan harapan setiap siswa bisa belajar berdemokrasi yang baik dan benar tanpa melukai orang yang berpandangan berbeda dengan mereka.

Selain melalui ekstrakurikuler Gerakan Pramuka, pendidikan demokrasi di sekolah dapat dilakukan melalui proses pemilihan pengurus kelas setiap siswa dapat mencalonkan diri untuk menjadi pengurus kelas. Kumpulan beberapa orang kandidat pengurus kelas ini menjadi murid istimewa di sekolah.

Semua siswa di dalam kelas memiliki suara untuk menentukan pilihan mereka dalam memilih Ketua Kelas, sekretaris dan bendahara. Masing-masing perangkat kelas memiliki tugas yang berbeda-beda sehingga setiap Siswa memiliki tanggung jawab dalam proses pemilihan ini.

Bagi siswa yang terpilih sebagai pengurus kelas maka mereka bertanggung jawab melaksanakan kepercayaan teman-teman mereka dengan baik. Sebaliknya, untuk siswa yang tidak terpilih menjadi pengurus kelas memiliki kewajiban untuk mematuhi kesepakatan bersama yang telah tercipta di dalam musyawarah kelas.


Comments

2 tanggapan untuk “Mengajarkan Demokrasi Sejak Kecil Lewat Ekskul Gerakan Pramuka”

  1. Kereeeen…. Pembina pramuka kekinian dan cerdas itu ya kayak gini. Sukses terus kak.

  2. Sukses terus kak. semoga peserta didiknya selalu sehat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *