Asal-usul Desa Tebuireng

Desa Tebuireng adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Desa ini terkenal sebagai lokasi berdirinya Pesantren Tebuireng, salah satu pesantren tertua dan terbesar di Indonesia, yang didirikan oleh KH Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama. Nama desa ini memiliki beberapa versi asal-usul, yang berkaitan dengan sejarah dan budaya masyarakat setempat.

Versi pertama menyebutkan bahwa nama Tebuireng berasal dari kata “kebo ireng” yang artinya kerbau hitam. Konon, ada seorang warga yang memiliki kerbau berkulit kuning. Suatu hari, kerbau itu hilang dan ditemukan dalam keadaan berwarna hitam karena terperosok di rawa-rawa yang penuh dengan lintah dan lumpur. Pemilik kerbau itu berteriak “kebo ireng” saat menemukan hewan peliharannya. Sejak saat itu, daerah tempat kerbau itu ditemukan disebut Kebo Ireng, yang kemudian berubah menjadi Tebuireng.

Versi kedua menyebutkan bahwa nama Tebuireng berasal dari pemberian seorang punggawa kerajaan Majapahit yang masuk Islam dan menetap di daerah tersebut. Punggawa itu memberi nama Tebuireng karena banyaknya tanaman tebu yang tumbuh di sana. Tebu itu berwarna hitam karena dipengaruhi oleh tanah liat yang subur.

Versi ketiga menyebutkan bahwa nama Tebuireng berasal dari peristiwa sejarah yang terjadi pada akhir abad ke-19, ketika di sekitar daerah itu bermunculan pabrik-pabrik gula milik orang asing. Pabrik-pabrik itu membuka lapangan pekerjaan bagi warga, tetapi juga menimbulkan dampak negatif seperti judi, mabuk, dan penjualan tanah.

KH Hasyim Asy’ari merasa prihatin dengan kondisi itu dan membeli sebidang tanah milik seorang dalang terkenal di daerah Tebuireng. Di tanah itu, beliau mendirikan sebuah pondok pesantren untuk mengajarkan ajaran Islam kepada masyarakat. Pondok pesantren itu kemudian menjadi cikal bakal Pesantren Tebuireng yang terkenal hingga sekarang.


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *