Anak hiperaktif adalah anak yang memiliki tingkat aktivitas fisik dan mental yang lebih tinggi dari anak normal. Anak hiperaktif biasanya sulit untuk fokus, duduk diam, atau menyelesaikan tugas yang diberikan. Anak hiperaktif juga sering mengalami masalah dalam berinteraksi dengan orang lain, baik di rumah maupun di sekolah.
Mendidik anak hiperaktif bukanlah hal yang mudah. Orang tua dan guru harus memiliki kesabaran, konsistensi, dan komunikasi yang baik dengan anak hiperaktif. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda dalam mendidik anak hiperaktif:
Berikan aturan yang jelas dan tegas.
Anak hiperaktif perlu tahu apa yang diharapkan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Berikan aturan yang sederhana, spesifik, dan mudah dipahami. Jelaskan juga konsekuensi yang akan terjadi jika aturan dilanggar. Ulangi aturan secara berkala dan pastikan anak mematuhinya.
Contohnya, Anda dapat membuat aturan seperti “tidak boleh berteriak di dalam rumah”, “tidak boleh memukul adik atau teman”, atau “tidak boleh mengganggu orang lain saat sedang bekerja”.
Berikan pujian dan penghargaan.
Anak hiperaktif membutuhkan dorongan dan motivasi untuk berperilaku baik. Berikan pujian dan penghargaan ketika anak melakukan sesuatu dengan benar, seperti menyelesaikan tugas, berbagi mainan, atau mendengarkan instruksi. Hindari kritik atau hukuman yang berlebihan, karena dapat menurunkan rasa percaya diri dan membuat anak menjadi frustrasi.
Contohnya, Anda dapat mengatakan “Kamu hebat sekali bisa menyelesaikan PR matematika tanpa minta bantuan”, “Terima kasih sudah berbagi mainan dengan adikmu”, atau “Aku bangga kamu bisa mendengarkan guru dengan baik”.
Buat jadwal yang rutin dan teratur.
Anak hiperaktif lebih mudah mengikuti rutinitas yang sudah dikenal dan diprediksi. Buat jadwal yang menunjukkan kegiatan sehari-hari anak, seperti bangun tidur, sarapan, berangkat sekolah, pulang sekolah, mengerjakan PR, bermain, mandi, dan tidur. Tempelkan jadwal di tempat yang mudah dilihat anak dan ingatkan anak untuk mengikutinya.
Contohnya, Anda dapat membuat jadwal dengan gambar atau stiker yang menarik perhatian anak.
Bantu anak mengatur waktu dan tugas.
Anak hiperaktif sering kesulitan untuk mengatur waktu dan menyelesaikan tugas yang panjang atau kompleks. Bantu anak dengan memecah tugas menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan mudah ditangani. Berikan waktu yang cukup untuk mengerjakan setiap bagian dan beri tahu anak kapan harus beralih ke bagian berikutnya. Gunakan timer atau jam sebagai alat bantu.
Contohnya, Anda dapat mengatakan “Kamu punya 15 menit untuk mengerjakan soal nomor 1 sampai 5. Setelah itu kamu harus pindah ke soal nomor 6 sampai 10”.
Berikan aktivitas fisik yang cukup.
Anak hiperaktif membutuhkan saluran untuk melampiaskan energi mereka. Berikan aktivitas fisik yang cukup dan sesuai dengan usia anak, seperti bersepeda, berlari, berenang, atau olahraga lainnya. Aktivitas fisik dapat membantu anak merasa lebih rileks, meningkatkan konsentrasi, dan mengurangi kegelisahan.
Contohnya, Anda dapat mengajak anak bermain bola di halaman rumah atau di taman setelah pulang sekolah.
Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman.
Anak hiperaktif mudah terganggu oleh rangsangan eksternal, seperti suara, cahaya, atau gerakan. Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman untuk anak belajar dan beristirahat. Kurangi gangguan yang tidak perlu, seperti televisi, radio, atau mainan berisik. Berikan tempat khusus untuk anak menyimpan barang-barangnya dan bantu anak menjaga kebersihan dan kerapiannya.
Contohnya, Anda dapat membuat sudut belajar yang nyaman dengan meja, kursi, lampu, dan rak buku yang tertata rapi.
Ajarkan keterampilan sosial dan emosional.
Anak hiperaktif sering mengalami kesulitan dalam mengungkapkan perasaan, mengendalikan emosi, atau bergaul dengan teman sebaya. Ajarkan keterampilan sosial dan emosional yang penting bagi anak, seperti mengucapkan terima kasih, minta maaf, menunggu giliran, membagi perhatian, atau menyelesaikan konflik secara damai. Berikan contoh perilaku yang baik dan latih anak untuk menerapkannya dalam situasi nyata.
Contohnya, Anda dapat mengajarkan anak cara mengatakan “Aku marah karena kamu merebut mainanku” daripada “Kamu jahat! Aku benci kamu!”.
Cari bantuan profesional jika perlu.
Jika Anda merasa kesulitan dalam mendidik anak hiperaktif atau khawatir dengan perkembangan anak, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Anda dapat berkonsultasi dengan dokter, psikolog, atau terapis yang berpengalaman dalam menangani anak hiperaktif. Mereka dapat memberikan diagnosis, saran, dan terapi yang sesuai dengan kebutuhan anak Anda.
Di Smackdown Dikit bang ehehe