Cerita Rakyat Papua Barat: Legenda Asal Usul Burung Cendrawasih

Cerita Rakyat Papua Barat Legenda Asal Usul Burung Cendrawasih
Cerita Rakyat Papua Barat Legenda Asal Usul Burung Cendrawasih

Apa kabar kawan-kawan blogger pecinta seni budaya daerah? Blog The Jombang Taste kembali menyapa Anda dengan serial cerita rakyat dari berbagai daerah di Nusantara. Artikel kali ini akan menceritakan asal usul burung cenderawasih dari Papua. Keindahan bulu cendrawasih telah terkenal di seluruh dunia. Pesona cendrawasih dari Tanah Papua mengilhami para pujangga untuk menyebutnya sebagai burung dari surga.

Bagaimanakah asal mula burung cendrawasih? Berikut ini kisah selengkapnya. Dahulu, terdapat seorang perempuan tua hidup bersama seekor anjing betina di Pegunungan Bumberi, Fak-fak. Keduanya hidup di tengah hutan. Anjing itu bertugas menjaga perempuan tua dari serangan binatang buas. Hingga pada suatu hari rnereka mencari makanan ke hutan. Mereka sampai di suatu tempat yang ditumbuhi pohon pandan yang sedang berbuah.

Perempuan tua itu sangat menyayangi anjing peliharaannya. Anjing itu telah menjadi sahabat setianya sepanjang hidup di tengah hutan. Kemudian perempuan tua itu mengambil buah dan memberikannya kepada anjing betina. Terdorong oleh rasa lapar, anjing betina itu memakan buah pandan itu dengan lahapnya. Sesaat setelah memakan buah pandan, mendadak perut anjing itu hamil dan melahirkan seekor anak anjing.

Menyaksikan anjing itu bisa hamil karena makan buah pandan, perempuan tua itupun ingin memiliki anak. Ia ingin mempunyai keturunan yang akan merawatnya di masa tuanya. Tidak lama kemudian, perempuan tua itu pun memakan buah pandan. Ajaib sekali! la pun hamil dan melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Kweiya. Ia merawat Kweiya dengan kasih sayang. Ia ajarkan segala macam pengetahuan hidup yang ia miliki. Kweiya pun tumbuh menjadi anak yang cerdas dan berbakti kepada ibunya.

Setelah Kweiya dewasa, ia membuka ladang baru di hutan itu. Ia bekerja dengan semangat dan rajin setiap hari. Peralatan yang dipakainya hanya kapak batu yang berbentuk pahat. Pada suatu hari ketika Kweiya sedang menebang pohon, tiba-tiba ada seorang pria mendekatinya. Selanjutnya, pria itu memberikan kapak besi kepada Kweiya. Dengan alat kapak besi itu, kini ia dapat menebang pohon dengan lebih cepat.

Pada saat makan siang tiba, Kweiya mengajak pria itu pulang dan memperkenalkan pria itu kepada ibunya. Setelah rnakanan tersedia, ibunya memanggil Kweiya. Kweiya mengajak pria tadi untuk ikut makan di rumah dan berkenalan dengan ibunya. Karena pria itu berjasa dalam hidupnya. Si Ibu menerima kehadiran pria tersebut dengan senang hati. Sejak saat itu mereka rnenjadi suami-istri dan hidup berumah tangga.

Kehidupan perkawinan ibu Kweiya dan pria itu berlangsung bahagia. Beberapa tahun kemudian lahirlah beberapa anak. Anak-anak itu dianggap sebagai adik-adik Kweiya. Namun, eratnya persaudaran mereka bertiga makin hari makin memudar gara-gara rasa iri kedua adiknya. Pada suatu hari, mereka mengeroyok Kweiya. Perkelahian yang tak seimbang itu menyebabkan tubuh Kweiya mengalami luka-luka.

Kweiya bersembunyi di sudut rumah, sambil memintal tali dari kulit pohon Pogak Nggein. Ia tidak ingin menceritakan perilaku jahat adik-adiknya kepada kedua orang tuanya. Kweiya lebih banyak mengalah dan bersabar menghadapi perilaku buruk kedua adiknya. Ketika orang tua mereka pulang, mereka diam saja. Adik perempuan yang paling bungsu menceritakan pengeroyokan itu pada kedua orang tua mereka. Dipanggilnya Kweiya, tetapi tidak kunjung ada sahutan.

Tiba-tiba terdengar suara yang berbunyi “Eek… ek… ek… eeeeeeek…..” Rupanya itu suara Kweiya. Atas kuasa Dewa, Kweiya telah berubah menjadi seekor burung yang berbulu indah. Kesabarannya selama ini menyebabkan rasa kasihan para Dewa dan memberinya kemampuan mengubah diri menjadi seekor burung dari surga.

Sambil bersuara berkotek layaknya unggas, Kweiya yang berubah menjadi burung menyisipkan benang pintalannya pada kakinya lalu meloncat-loncat di atas rurnah dan berpindah ke dahan pohon dekat rumahnya. Kweiya telah berubah menjadi seekor burung yang berbulu indah. Burung itu dapat terbang dari satu pohon ke pohon lainnya. Sementara itu kedua orang tua dan saudara-saudara Kweiya hanya dapat memandangi dari bawah.

Ibunya menangis menyaksikan anaknya telah berubah menjadi seekor burung. Ia tidak menyangka anak kesayangannya telah diperlakukan tidak baik oleh adik-adiknya. Ibunya ingin menyusul Kweiya menjadi seekor burung. Ibunya berteriak memangil nama Kweiya sambil meminta bagian benang emas untuknya yang dapat mengubahnya menjadi seekor burung pula.

Kata Kweiya, bagian untuk ibunya ada pada koba-koba (payung tikar) yang berada di sudut rumah. Ibunya segera rnencari koba-koba. Ia teringat kejadian yang baru saja berlangsung pada anaknya. Ia ingin menjadi burung surga seperti anaknya. Benang pintalan itu lalu disisipkan pada ketiaknya, dan ajaib ia berubah menjadi burung dan terbang ke atas dahan pohon yang tinggi.

Ibunya terbang mendekati Kweiya. Kweiya dan ibunya bertengger di atas pohon sarnbil berkicau dengan suara lantang.

“Wong, wong, wong, wong, ko, ko, ko, wo-wik!!”

Maka sejak itulah burung cenderawasih ada di dunia. Bagaimana cara rnembedakan burung cendrawasih jantan dan betina? Burung cenderawasih jantan selalu memiliki bulu berukuran lebih panjang dari burung cenderawasih betina dan disebut Siangga. Sedangkan burung cenderawasih betina bulunya lebih pendek pendek dan disebut Hanggam Tombor. Itulah cerita rakyat Papua yang berkisah tentang asal-usul burung cenderawasih.

Amanat cerita legenda dari Papua ini adalah kesabaran akan selalu memberi jalan bagi orang yang mau menjalaninya. Tuhan tidak akan pernah salah memberi anugerah kehidupan kepada manusia yang selalu berbuat baik dan benar. Orang yang berlaku di jalan kebenaran akan dikenang dan dikagumi orang karena kebaikannya. Sebaliknya, orang yang berperilaku jahat akan menyesal di kemudian hari karena ulahnya sendiri. Semoga kita bisa mengambil hikmah dari cerita legenda rakyat Papua ini. Semoga terinspirasi. Sampai jumpa di artikel blog The Jombang Taste berikutnya.

Daftar Pustaka:

Rahimsyah, MB. 2007. Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara Lengkap dari 33 Provinsi. Bintang Usaha Jaya, Surabaya.


Comments

5 tanggapan untuk “Cerita Rakyat Papua Barat: Legenda Asal Usul Burung Cendrawasih”

  1. numpang lewat gan/sis,, manfaatkan perangkat komputer utk menambah pundi uang agar dapur terus ngebul, menerima pendaftaran gratis ppob pospay pt handaru pm dari kantor pos, tinggal isi saldo dan kerja bagai bak kantor pos sungguhan, no tipu tipu, berminat silahkan hub 083843170710 atau email ke toko.bpass@yahoo.com, kami bantu hingga program oke,
    makasih gan/sis

  2. Avatar Khery Sudeska
    Khery Sudeska

    I love papua. Negeri elok dan indah sepanjang masa.

  3. Mantap mas tulisannya.

  4. Dongengnya keren dan ngayal banget.

  5. Cerita ini perlu dibaca semua kids jaman now.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *