Ketika Iklan Televisi Tidak Efektif Lagi

Tempat Bekerja Seniman di Belakang Layar
Tempat Bekerja Seniman di Belakang Layar

Apa kabar sobat blogger Jombang dan blogger Indonesia? Kita bertemu lagi dalam artikel marketing bersama The Jombang Taste. Masih tetap menulis artikel marketing? Dalam posting kali ini kita akan membahas menurunnya efektifitas iklan di televisi bagi marketing sebuah perusahaan. Bagaimana peran televisi terhadap proses marketing sebuah produk sehingga konsumen mengambil keputusan membeli? Apakah masyarakat modern masih menggunakan televisi sebagai referensi saat mereka akan membeli produk sepeda motor dan tawaran diskon di minimarket?

Rata-rata masyarakat modern dihadapkan pada ratusan iklan setiap harinya sehingga mereka kini menghindari dengan alasan jenuh ataupun tidak percaya kepada brand ambassador. Philip Kotler dalam buku According To Kotler menuliskan bahwa iklan televisi saat ini kehilangan efektivitasnya karena semakin tidak karuan isi iklan, semakin banyaknya stasiun televisi, dan kemudahan berganti acara televisi.

Selain itu, faktor berkurangnya jam menonton televisi oleh kelompok masyarakat tertentu menjadikan anak-anak memiliki waktu yang terbatas dalam menyaksikan iklan televisi. Akibat kondisi ini adalah membuat marketer atau pemasar memikirkan cara lain untuk menarik perhatian calon pembeli. Mereka membutuhkan strategi marketing kreatif yang mampu menjawab tantangan dunia marketing saat ini.

Lalu, strategi promosi alternatif apakah yang bisa dilakukan oleh marketer untuk memenangkan persaingan bisnis di era modern. Kotler sendiri menuliskan bahwa terdapat beberapa cara mempromosikan produk atau jasa secara kreatif. Diantaranya adalah:

  1. Sponsorship. Perusahaan memasang nama di stadion, seragam tim, dan atlet perseorangan untuk memperluas popularitas brand tersebut. Industri olahraga dapat berkembang dengan pesat berkat strategi promosi perusahaan model ini.
  2. Penyebutan nama perusahaan dalam talkshow. Cara ini dilakukan misalnya dengan cara membagikan produk permen dengan merk tertentu sebanyak satu mobil boks kepada para penonton di studio televisi.
  3. Penempatan produk dalam syuting pembuatan film. Anda ingat film James Bond yang terkenal itu? Kalau Anda jeli, mobil, jam tangan, dan telepon genggam yang dipakai tokoh James Bond merupakan brand terkenal yang sengaja dipromosikan melalui film.
  4. Pengakuan tokoh terkenal. Kalau di Indonesia, kita mengenal sosok Ikang Fawzi sebagai artis yang mengaku menggunakan layanan jasa kesehatan pria dewasa untuk menjaga keharmonisan rumah tangganya dengan anggota DPR, Marissa Haque.
  5. Iklan pada badan manusia. Hal ini bisa kita temukan pada event olahraga berskala internasional, misalnya Piala Dunia sepakbola. Wajah, tangan, dan anggota tubuh manusia lainnya sengaja dicat warna-warni dengan atribut tertentu untuk mempromosikan tim maupun produk yang mensponsori tim mereka.

Selain beberapa strategi marketing kreatif yang tersebut di atas, mungkin akan berkembang lebih banyak metode promosi lain yang lebih efektif. Semoga artikel marketing ini bisa memberi inspirasi bagi ghost writer, penulis lepas dan freelancer writer Indonesia dalam mengerjakan proyek penulisan artikel marketing.

Tips Sukses Menghadapi Wawancara Lowongan Bank Indonesia
Tips Sukses Menghadapi Wawancara Lowongan Bank Indonesia

Cara Membuat Pembeli Tertarik Membeli Barang dan Jasa Yang Anda Pasarkan

Selanjutnya kita akan membahas artikel marketing mengenai cara menarik minat pembeli untuk membeli barang atau jasa yang kita pasarkan. Bagaimana strategi marketing menjual barang? Mari kita diskusikan bersama.

Tantangan penjualan utama yang dihadapi penjual permintaan aplikasi baru bukanlah tentang bagaimana Anda meyakinkan seorang pembeli yang sedang berada pada tahap berbelanja untuk memilih produk Anda. Tantangan penjualan utama yang dihadapi tim penjualan sebuah produk minimarket adalah sebaliknya, yaitu bagaimana Anda menciptakan permintaan pembeli untuk permintaan aplikasi baru Anda. Penciptaan permintaan ini harus dicapai khususnya dengan pembeli yang pada kontak perdana telah menunjukkan rasa ingin tahu tentang aplikasi baru ini, namun masih jauh dari keputusan untuk mengambil produk.

Sekali lagi, dalam kebanyakan kasus, penjual aplikasi baru umumnya menghubungi pembeli yang masih berada pada tahap kepuasan. Misalnya, ada sales motor Honda yang menghubungi customer yang sudah merasa yakin dengan salah satu produk mereka. Penjual ini selanjutnya secara khusus akan menjadi sibuk membantu pembeli menyadari kebutuhan aktif mereka akan penawaran aplikasi baru.

Realitas proses pembuatan keputusan dalam skenario permintaan aplikasi baru menunjukkan bahwa kebanyakan pembeli tidak pernah memasuki tahap berbelanja ketika pembeli memasuki proses pembuatan keputusan mereka pada tahap kepuasan. Hal ini bertentangan dengan hakikat kebijaksanaan penjualan tradisional yang mengatakan bahwa pembeli meluangkan banyak waktu untuk mengevaluasi alternatif, berbelanja secara kompetitif, melihat-lihat berbagai opsi, dan mengembangkan kriteria penjualan. Kenyataannya, hal ini jarang sekali pernah terjadi pada sebagian besar pembeli produk atau jasa skala besar.

Hal ini disebabkan oleh satu alasan sederhana, yaitu pembeli pada tahap kepuasan yang telah diberitahu tentang cara yang lebih baik oleh seorang wirausahawan yang menjual penawaran ini. Mereka jarang mau memasuki tahap berbelanja setelah mereka mengembangkan maksud untuk bertindak atau membeli produk minimarket atau motor Honda yang dipasarkan. Yang kebanyakan penjual lakukan adalah langsung bergerak menuju tahap perlindungan. Tahap tersebut adalah fase dimana pembeli berusaha mengurangi resiko yang mungkin timbul pada tahap peluncuran sepenuhnya penawaran aplikasi baru ini.

Sebagai kemungkinan lain, jika seorang pembeli menentukan sendiri cara yang lebih baik, menyadari sendiri adanya kebutuhan aktif, tanpa pengaruh seorang wiraniaga, ia akan memasuki tahap berbelanja dan mengevaluasi berbagai penawaran alternatif sebelum bergerak memasuki tahap perlindungan. Semoga artikel marketing ini bisa memberi inspirasi bagi proyek penulisan artikel marketing penulis lepas, ghost writer dan freelancer writer Indonesia.

Komentar

3 tanggapan untuk “Ketika Iklan Televisi Tidak Efektif Lagi”

  1. Avatar AbdulMc
    AbdulMc

    tivi sekarang masih diperlukan dalam beriklan.

  2. Avatar Heru
    Heru

    Customer jaman now lebih gampang dipengaruhi iklan di sosial media.

  3. Avatar Hendra
    Hendra

    Waspada konspirasi global!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *