Apa kabar sobat guru di Jombang? Seorang guru sekolah yang pertama kali berada di muka kelas mungkin baru akan menyadari bahwa dari sekian banyak jumlah siswa yang dihadapinya ternyata memiliki beragam karakteristik fisik, gaya berjalan, cara bertindak, cara berbicara, cara berkomunikasi, kemampuan mengerjakan tugas, memecahkan persoalan dan sebagainya. Bahkan bagi Anda yang telah bertahun-tahun mengajar pun bisa seringkali telat menyadari keragaman individu di dalam menyadari keragaman individu di dalam kelas.
Kondisi kelas yang anda ajar ajar pasti terdapat perbedaan karakter siswa. Sebagian siswa mungkin aktif bertanya dan berpendapat di dalam diskusi kelas. Namun sebagian siswa lagi merasa kurang percaya diri dan cenderung menarik dari pergaulan teman-temannya di kelas. Keragaman perilaku juga bisa berupa ketertarikan para siswa dalam membahas sebuah materi pelajaran. Sebagian siswa boleh jadi menyukai pelajaran yang mengandalkan daya nalar. Namun siswa yang lain boleh jadi menyukai materi hafalan.
Diantara sekian banyak keragaman psikologi itu, hal penting untuk dipahami setiap guru adalah keragaman siswa dalam hal kecakapan dan kepribadian. Seseorang yang tampak dapat bertindak secara cepat, nyata dan mudah maka kita disebut orang itu cakap. Dalam istilah psikologi pendidikan dapat digunakan sebutan orang itu berperilaku intelijen. Perilaku intelek dapat berkembang dalam beragam bidang peminatan sesuai dengan gaya belajar siswa.
Pengertian perilaku intelek ada bedanya dengan konsep intelegensi. Hal ini bukanlah substansi suatu benda atau kekuatan yang terletak dalam bagian tertentu dari tubuh seseorang, melainkan pemberian sifat kualifikasi perilaku individu yang menunjukkan pernyataan intelek yang digunakan, demikian disampaikan oleh Profesor Doktor Haji A. Syamsudin Makmun (2017).
Jenis Kecakapan Individu
Individu memperoleh kecakapan tertentu bukan karena kelahirannya semata-mata, melainkan juga karena perkembangan dan pengalamannya memangnya dianugerahi potensi dasar atau kapasitas untuk berperilaku intelijen. Lingkungan tempat tinggal dan gaya hidup sangat mempengaruhi tingkat kecakapan seseorang. Dengan demikian kecakapan individu dapat dibedakan dalam dua kategori, yaitu kecakapan nyata dan kecakapan potensial.
Kecakapan nyata atau aktual menunjukkan kepada aspek kecakapan yang segera dapat di demonstrasikan dan diuji sekarang juga. Kecakapan nyata merupakan hasil dari proses belajar yang bersangkutan dengan cara tertentu dan dalam hal tertentu yang telah dijalaninya. Contoh kecakapan nyata adalah kemampuan seorang siswa dalam mempraktekkan sebuah gerakan olahraga senam, demonstrasi gerakan olahraga bela diri, maupun praktek gerakan shalat lima waktu bagi siswa yang beragama Islam.
Sedangkan kecakapan potensial menunjukkan kepada suatu kemampuan yang masih tergantung di dalam diri siswa yang bersangkutan. Kecakapan potensial diperoleh secara pembawaan kelahiran. Kecakapan potensial dapat berupa kemampuan dasar umum dan kemampuan dasar khusus dalam bidang tertentu. Seorang anak yang terlahir dengan membawa gen sifat tubuh tinggi dari kedua orang tuanya kemungkinan besar akan mewarisi tubuh berpostur tinggi pula. Hal ini tidak bisa diminta dan ditolak.
Memang benar bahwa guru tidak bisa memilih siswa berkarakter seperti apa yang akan ia ajar dan ia didik di dalam kelas. Namun setiap guru memiliki kemampuan untuk mengendalikan situasi kelas dan mengontrol kondisi gelas supaya tercipta lingkungan pendidikan yang ideal. Di sinilah diperlukan kreativitas guru dalam menciptakan inovasi pembelajaran yang menarik, menyenangkan sekaligus mendidik bagi para siswa.
Kemampuan inovatif dan kreatif seorang guru tidak datang dengan sendirinya, melainkan harus dilatih dengan berbagai jenis kegiatan Pendidikan dan Pelatihan guru. Semoga tulisan ini bisa menginspirasi anda untuk selalu meningkatkan potensi dan kompetensi diri dalam mengajar murid di sekolah.
Beginilah seharusnya guru Indonesia. Selalu belajar setiap saat.