Sebagai pemenang Hadiah Nobel yang juga seorang ekonom dan filsuf, Amartya Sen telah menyelidiki sifat dasar dan arti penting kebebasan dan otonomi serta kondisi-kondisi yang mendukungnya. Di dalam bukunya Development as Freedom, ia membedakan nilai penting pilihan berbelanja, di dalam dan dari dirinya sendiri, dari peran fungsional yang dimainkan oleh pilihan dalam kehidupan kita. Kondisi ini sesuai dengan era perdagangan bebas saat ini dimana persaingan antar produsen menghasilkan limpahan produk dan layanan jasa.
Amartya Sen mengatakan bahwa daripada mengeramatkan kebebasan memilih, kita seharusnya bertanya kepada diri sendiri apakah hal tersebut mampu mengembangkan potensi kita atau justru menjerumuskan kita dalam kebingungan yang baru. Apakah banyaknya kebebasan memilih membuat kita bergerak atau justru mengurung kita? Benarkah kebebasan berekspresi dan berpendapat membuat kita mampu berpartisipasi dalam komunitas atau malah menghambat kita? Ataukah pilihan memulai berwirausaha dengan bergabung dalam bisnis waralaba kuliner mampu meminimalkan resiko dan meningkatkan profit usaha?
Kebebasan adalah hal esensial bagi harga diri, partisipasi publik, mobilitas, dan pertumbuhan. Namun tidak semua pilihan memajukan kebebasan. Secara khusus, pilihan yang meningkat antara barang dan jasa bisa saja memberikan sedikit kontribusi, atau malah tidak sama sekali, terhadap jenis kebebasan yang diharapkan. Sesungguhnya pilihan itu dapat menghambat kebebasan dengan menyedot waktu dan tenaga yang seharusnya dapat digunakan untuk hal-hal lain.
Isaiah Berlin dalam buku Four Essays on Liberty, diterbitkan oleh Oxford University Press, menyatakan bahwa anggapan lama yang beredar di masyarakat adalah bahwa semakin banyak pilihan yang dimiliki masyarakat maka mereka akan semakin lebih baik. Bahwa jalan terbaik untuk mendapatkan hasil yang baik adalah dengan memasang standar yang sangat tinggi. Dan bahwa selalu lebih baik bila kita memiliki cara untuk menarik diri dari sebuah keputusan.
Sebenarnya anggapan tersebut salah, setidaknya dalam hal apakah kita merasa puas dengan keputusan yang kita ambil. Contoh nyata saat ini adalah pilihan untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari kita. Kita punya pilihan untuk berbelanja di pasar tradisional, minimarket lokal ataupun supermarket di pusat kota. Masing-masing tempat belanja menawarkan produk yang beragam, baik dalam hal jenis, merek, harga, dan kombinasi beberapa hal lain.
Bagaimana dengan pengalaman Anda dalam menjalani kebebasan memilih pada jaman sekarang? Apakah Anda termasuk orang yang bingung dengan membludaknya pilihan?
Ulasan yang singkat tapi mantap. Thanks.
Tiap manusia punya HAM. Gunakan hakmu dengan baik. Jangan mau dipaksa orang lain.
Jgn bnyk pilih. Entar malah dapat zooooonk…