Bunga Mawar untuk Gadis Bisu

Di sebuah desa kecil yang damai, hiduplah seorang gadis bisu yang bernama Rosa. Rosa adalah seorang gadis yang cantik, tetapi tak dapat mengeluarkan satu kata pun dari mulutnya. Walaupun begitu, dia memiliki hati yang penuh cinta dan keindahan, seperti bunga mawar yang mekar di taman desa.

Dalam desa itu, tinggal pula seorang pemuda bernama Gabriel. Gabriel adalah seorang musisi yang ahli memainkan biola. Setiap sore, dia akan duduk di bawah pohon rindang di dekat rumah Rosa dan memainkan melodi yang indah. Rosa selalu mendengarkan dengan penuh kagum, membayangkan melodi itu sebagai nyanyian cinta hanya untuknya.

Suatu hari, saat Gabriel sedang memainkan biolanya, Rosa berjalan perlahan mendekatinya. Dia menatap mata Gabriel dengan lembut, tidak pernah membuka mulutnya untuk bicara. Tetapi melalui tatapan matanya, Gabriel bisa merasakan betapa dalamnya cinta yang Rosa simpan di dalam hatinya.

Gabriel memutuskan untuk mengungkapkan perasaannya pada Rosa. Ia tahu bahwa mungkin tidak ada kata-kata yang bisa diucapkan oleh Rosa, tetapi Gabriel memiliki ide yang brilian. Keesokan harinya, Gabriel datang dengan memegang seikat mawar merah yang indah.

Gabriel menunjukkan bunga-bunga itu pada Rosa dan menunjukkan papan kecil yang bertuliskan, “Bunga-bunga ini adalah nyanyian cintaku untukmu.” Rosa tersenyum bahagia dan memeluk bunga-bunga itu erat-erat. Meskipun dia tidak bisa berkata-kata, Gabriel tahu bahwa cintanya telah sampai pada hati Rosa.

Sejak hari itu, Gabriel akan memberikan bunga mawar pada Rosa setiap harinya. Setiap kali Rosa melihat bunga itu, dia akan tersenyum dan membalas dengan mata yang penuh harapan. Mereka akan duduk di bawah pohon rindang dan merasakan kebahagiaan cinta yang tumbuh di antara mereka, seolah melodi yang indah dari biola Gabriel menjadi suara cinta Rosa yang bisu.

Kisah cinta mereka menjadi pembicaraan hangat di desa tersebut. Banyak yang terinspirasi oleh mereka, melihat betapa cinta sesungguhnya bisa hadir dalam bentuk yang sederhana dan mengatasi halangan-halangan bahasa yang biasa dialami oleh Rosa. Cinta mereka menjadi simbol keindahan dan ketulusan.

Dan begitulah, cerita tentang “Bunga Mawar untuk Gadis Bisu” berakhir. Meskipun tidak dapat berbicara, Rosa dan Gabriel menemukan cara untuk menyampaikan cinta mereka, membuktikan bahwa bahasa bukanlah halangan sejati dalam cinta sejati.


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *