Di sebuah sudut Kabupaten Jombang, tepatnya di Desa Manduro, Kecamatan Kabuh, sebuah kesenian kuno masih berjuang untuk bernapas. Ia adalah Sandur Manduro, sebuah teater rakyat yang memadukan tari, kidungan (tembang), parikan (pantun), musik gamelan sederhana, dan lakon yang sarat dengan nilai-nilai agraris. Lebih dari sekadar hiburan, Sandur Manduro adalah ritual, sebuah medium komunikasi spiritual dengan alam, yang biasa dipentaskan untuk bersih desa (sedekah bumi) atau ritual tolak bala.
Kebudayaan Daerah
Membentengi Pusaka Panji: Urgensi Pengusulan HKI Wayang Topeng Jatiduwur sebagai Ekspresi Budaya Tradisi (EBT) Tahun 2025
Di sebuah desa kecil bernama Jatiduwur, di jantung Kabupaten Jombang, Jawa Timur, sebuah pusaka budaya yang agung masih bernapas. Ia adalah Wayang Topeng Jatiduwur, sebuah bentuk teater ritual yang tidak hanya langka tetapi juga sarat dengan kearifan, spiritualitas, dan sejarah panjang peradaban agraris di Jawa. Berbeda dari Wayang Topeng Malang atau Cirebon, gaya Jatiduwur memiliki pakem (standar) dan karakterisasi topeng yang khas, mengakar kuat pada siklus cerita Panji yang melegenda.
Menjaga Api Besutan: Urgensi Pengusulan HKI Kesenian Jombang sebagai Ekspresi Budaya Tradisi pada 2025
Sebuah Warisan di Simpang Jalan
Indonesia adalah mozaik peradaban yang tak terukur kekayaannya. Dari Sabang hingga Merauke, ribuan Ekspresi Budaya Tradisi (EBT) hidup, bernapas, dan menceritakan kisah tentang identitas, kearifan lokal, dan perjalanan sejarah sebuah komunitas. Di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, sebuah permata budaya tersembunyi namun sarat makna, berjuang untuk tetap relevan di tengah gempuran modernitas. Kesenian itu bernama Besutan.
Gemerlap Spektakuler di Jantung Kota Santri: Ringin Contong Carnival 2025, Sebuah Epifani Budaya, Sejarah, dan Modernitas
Langit malam di atas Kabupaten Jombang tidak seperti biasanya. Minggu malam, 19 Oktober 2025, yang seharusnya mulai merayap dalam keheningan, justru menjelma menjadi lautan manusia yang berdenyut penuh euforia. Puluhan ribu pasang mata tumpah ruah di sepanjang arteri utama kota, dari GOR Merdeka hingga jantung perekonomian di Jalan Ahmad Yani, Pasar Legi. Udara malam yang sejuk terasa hangat oleh antusiasme dan sorak-sorai. Inilah malam di mana Jombang merayakan identitasnya, malam di mana sejarah, mitologi, dan isu-isu kontemporer berpadu dalam satu panggung kolosal: Ringin Contong Carnival (RCC) 2025.
Menjaga Warisan Leluhur di Jantung Tanah Jombang: Sedekah Bumi Dusun Kabuh 2025
Jumat, 10 Oktober 2025, bukanlah sekadar tanggal biasa dalam kalender warga Dusun Kabuh, Desa Kabuh, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang. Tanggal ini menandai puncak dari sebuah tradisi spiritual dan kultural yang sudah mengakar kuat dalam denyut nadi masyarakat agraris di tepi Sungai Brantas: perhelatan akbar Sedekah Bumi. Tradisi ini, yang sejatinya adalah sebuah ruwatan desa, merupakan wujud syukur, permohonan keselamatan, sekaligus jembatan spiritual yang menghubungkan manusia dengan alam, leluhur, dan Sang Pencipta. Berpusat di lokasi yang disucikan, yaitu Situs Sendang Kabuh, Sedekah Bumi Kabuh 2025 menjanjikan perpaduan harmonis antara ritual sakral dan pagelaran seni tradisi yang memukau, menjadikannya sebuah masterpiece budaya Jombang yang tak lekang dimakan zaman.
Dinamika Etnika Budaya Mataraman di Kabupaten Jombang: Gelombang Pengaruh dari Masa ke Masa
Kabupaten Jombang, yang dikenal sebagai “Kota Santri” di Jawa Timur, menyimpan lapisan sejarah yang kaya, membentuk identitas budaya yang unik dan dinamis. Jombang tidak hanya menjadi pertemuan antara tradisi keislaman yang kuat dengan kultur pedesaan yang egaliter, tetapi juga menjadi palung tempat bersemayamnya pengaruh kebudayaan Mataraman. Mataraman merujuk pada corak kebudayaan Jawa yang dipengaruhi oleh tradisi keraton, baik dari periode Mataram Kuno (Hindu-Buddha) hingga Mataram Islam (Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta).
Pagelaran Wayang Kulit Spektakuler: Empat Dalang Menuntaskan “Satria Duksina Geni” dalam Satu Malam
Pada Sabtu malam, 6 September 2025, lapangan Desa Bareng, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, menjadi saksi sebuah perhelatan budaya yang luar biasa. Pagelaran wayang kulit dengan empat dalang ternama yang bergantian dalam satu malam untuk menuntaskan cerita berjudul Satria Duksina Geni berhasil menyedot ribuan penonton dari berbagai penjuru. Acara ini tidak hanya menjadi ajang pelestarian seni tradisional Jawa, tetapi juga sarana peringatan dua momen penting: Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia dan Maulid Nabi Muhammad SAW. Dengan durasi yang panjang hingga subuh, pagelaran ini menyuguhkan harmoni antara hiburan, pendidikan moral, dan spiritualitas, membuat penonton betah bertahan hingga akhir.
Tradisi Maulid Nabi di Kabupaten Jombang: Warisan Budaya dan Spiritual yang Abadi
Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu perayaan penting dalam kalender Islam, yang memperingati kelahiran Rasulullah pada tanggal 12 Rabiul Awal. Di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, perayaan ini dikenal dengan sebutan Muludan, yang tidak hanya menjadi momen religius tetapi juga ajang pelestarian budaya lokal. Kabupaten Jombang, yang terletak di Jawa Timur, dikenal sebagai “Kota Santri” karena banyaknya pondok pesantren dan tradisi keagamaan yang kuat. Di sini, tradisi Maulid Nabi dirayakan dengan penuh semangat, menggabungkan elemen spiritual seperti pengajian dan shalawat dengan kegiatan budaya seperti pawai dan pembagian makanan khas. Artikel ini akan membahas secara mendalam asal usul Muludan di Jawa, makanan tradisional yang menyertainya, serta ragam acara di desa-desa Jombang, yang semuanya mencerminkan harmoni antara agama dan adat istiadat.
Tasyakuran Sedekah Bumi Dusun Jatirowo: Tradisi Syukur dan Harmoni Masyarakat Desa Jatigedong, Kecamatan Ploso
Makna Sedekah Bumi dalam Budaya Jawa
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, tradisi-tradisi leluhur masih menjadi pondasi kuat bagi masyarakat pedesaan di Indonesia, khususnya di Jawa. Salah satu tradisi yang tetap lestari adalah Sedekah Bumi, sebuah ritual syukur atas hasil panen dan berkah alam yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Di Dusun Jatirowo, Desa Jatigedong, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, acara ini dikenal sebagai Tasyakuran Sedekah Bumi. Acara ini bukan hanya sekadar pesta rakyat, melainkan wujud nyata dari nilai-nilai gotong royong, kerukunan, dan penghormatan terhadap alam serta leluhur.
Pameran Kearsipan “Tetenger Kabupaten Jombang”: Jejak Sejarah dan Inovasi Literasi untuk Generasi Muda
Pada Senin, 25 Agustus 2025, Pendopo Kabupaten Jombang menjadi saksi bisu dari sebuah acara yang penuh makna: Pameran Kearsipan dengan tema “Tetenger Kabupaten Jombang”. Acara ini merupakan bagian integral dari Gelar Pengawasan Internal dan Inovasi Daerah SOS LINA NUMPAK SEPEDA JENGKI, yang merupakan singkatan dari Sosialisasi Literasi Arsip Anak Menuju Peningkatan Wawasan Sejarah dan Pembangunan Daerah Jaringan Informasi Kearsipan Nasional Berkibar. Dimulai pukul 08.00 WIB, pameran ini tidak hanya menyajikan dokumen-dokumen bersejarah, tetapi juga menjadi wadah untuk membangkitkan kesadaran generasi muda tentang pentingnya arsip sebagai pondasi pembangunan daerah. Di tengah era digital yang serba cepat, acara seperti ini mengingatkan kita bahwa sejarah bukanlah barang mati, melainkan tetenger—atau landmark—yang membentuk identitas sebuah wilayah.