Cintaku Terhalang Ijazah SD

Di sebuah kampung, hiduplah seorang pemuda tampan bernama Budi. Ia berasal dari keluarga sederhana dan bekerja sebagai tukang kebun. Meskipun hidup dalam keterbatasan, Budi selalu bahagia bersama keluarganya. Namun, ada satu hal yang menjadi kelam dalam hidupnya, Budi tidak memiliki ijazah Sekolah Dasar.

Di kampung tersebut, ada seorang gadis cantik bernama Lestari yang tinggal bersama orang tua dan adik-adiknya. Ia adalah gadis yang rajajar dan telah menyelesaikan sekolahnya hingga tingkat SMA. Lestari sangat ramah, ceria, dan disenangi oleh banyak orang di kampung.

Budi dan Lestari kerap kali bertemu saat Budi bekerja di kebun, dan mereka merasa saling tertarik satu sama lain. Perasaan itu bersemi menjadi cinta, dan mereka akhirnya berani mengungkapkan perasaan mereka. Hubungan mereka berjalan baik, dan seluruh kampung ikut berbahagia.

Namun, kebahagiaan mereka menjadi goyah saat Rudi, teman Budi, mengetahui bahwa Budi tidak memiliki ijazah SD. Rudi iri dengan hubungan Budi dan Lestari, lalu ia menyebarkan berita bahwa Budi adalah seorang yang tidak berpendidikan.

Kekecewaan melanda keluarga Lestari, terutama ayahnya yang menginginkan anak perempuannya menikah dengan seorang pria berpendidikan. Mereka mengecewakan karena menilai Budi tidak layak menjadi suami bagi Lestari, sehingga ayah Lestari melarang mereka untuk melanjutkan hubungan.

Situasi berubah menjadi sulit untuk Budi dan Lestari, namun mereka tidak men bersungguh-sungguh belajar dan memutuskan untuk mengikuti ujian persamaan SD agar dapat memperoleh ijazah yang diinginkannya. Ia sering menyelinap ke perpustakaan setempat dengan bantuan Lestari dan menyusun rencana untuk menjalani ujian tersebut.

Akhirnya, saat ujian persamaan SD tiba, Budi mengikuti ujian dengan tekun. Berkat dukungan Lestari dan usaha keras Budi, ia berhasil lulus dengan hasil yang memuaskan. Budi segera menunjukkan ijazahnya kepada keluarga Lestari, yang akhirnya menerima Budi dan memberinya ijin untuk melanjutkan hubungan dengan Lestari.

Tak lama kemudian, Budi dan Lestari melangsungkan pernikahan mereka dengan meriah, dihadiri oleh seluruh warga kampung. Mereka hidup bahagia, saling mengisi dan mendukung satu sama lain dalam kehidupan yang penuh cinta dan kebahagiaan.

Pesan dari cerita ini adalah bahwa pendidikan bukanlah satu-satunya faktor penentu dalam sebuah hubungan. Usaha keras, kegigihan, dan dukungan dari orang yang kita cintai dapat membantu kita menghadapi hambatan dalam kehidupan, termasuk dalam hal pendidikan.


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *