Apa Arti Tangisan di Acara Sungkeman Wisuda?

Pada suatu hari di kota Bandung, sebuah kampus terkenal adakan acara sungkeman saat hari wisuda. Acara ini dibuat sebagai tanda rasa terima kasih para wisudawan dan wisudawati terhadap orang tua mereka telah mendukung, membiayai, dan berkorban pada pendidikan putra-putrinya. Seluruh mahasiswa yang akan diwisuda beserta keluarganya memadati aula kampus dengan penuh bahagia.

Di antara kerumunan itu, ada satu keluarga yang mencuri perhatian. Rika, seorang gadis cantik yang berhasil meraih gelar sarjana dengan predikat cum laude, tampak menangis tersedu-sedu ketika menyungkem kepada kedua orang tuanya. Orang tua Rika, Pak Wahyu dan Bu Titi, juga meneteskan air mata haru, bahkan setelah Rika selesai diwisuda.

Teman-teman Rika yang melihat kejadian itu bingung dan penasaran. Apa arti tangisan Rika di acara sungkeman wisuda? Mereka pun menghampiri keluarga Rika untuk membahas hal ini. Pak Wahyu kemudian bercerita bahwa ada sebuah alasan besar mengapa Rika dan kedua orang tuanya menangis.

Ternyata, sejak kecil Rika adalah anak yang sangat rajin dan berprestasi di bidang akademik. Namun, jalan menuju pencapaian itu tidak mudah. Keluarga Rika tidak mampu secara finansial, sehingga mereka harus berjuang keras membiayai Rika sampai kuliah dan mewujudkan impian menjelma sebagai seorang sarjana yang berhasil.

Pak Wahyu, seorang buruh pabrik dengan gaji pas-pasan, harus bekerja lembur setiap hari demi mengumpulkan biaya kuliah Rika. Sementara itu, Bu Titi menjual kue di pasar tradisional setiap pagi untuk membantu suaminya memenuhi kebutuhan keluarga. Mereka rela menjalani hidup sederhana agar bisa memberikan pendidikan terbaik bagi putri satu-satunya tersebut.

Ketika Rika berhasil meraih beasiswa pada saat masuk kuliah. Beban keluarga Rika menjadi sedikit lebih ringan. Namun di saat yang sama, beban tersebut seakan bergeser kepada Rika, dimana ia harus mempertahankan beasiswa tersebut untuk tetap diberlakukan. Akan tetapi, Rika tidak pernah membiarkan tekanan tersebut menjatuhkannya. Ia terus berprestasi di kampus dan bahkan turut aktif dalam organisasi kemahasiswaan.

Di momen sungkeman wisuda, Rika menitikkan air mata tanda terima kasihnya atas pengorbanan dan dukungan orang tuanya. Rasa syukur mendalam atas semua perjuangan yang dilalui dalam meraih keberhasilan ini meluap, membuat tangisan itu seolah menjadi ungkapan tulus bahwa kini ia sudah mampu menjadikan kebanggaan bagi kedua orang tuanya.

Setelah mendengar cerita tersebut, teman-teman Rika pun ikut merasakan begitu dalam perjuangan yang dilalui keluarga ini. Di hari yang spesial itu, tangisan bahagia dan haru memenuhi aula kampus. Rika, bersama wisudawan dan wisudawati lainnya, membuktikan bahwa impian dan kegigihan bisa mengubah takdir dengan penuh keyakinan dan usaha yang tulus.


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *