Pada suatu siang yang cerah, ada seorang anak kecil bernama Adit yang sedang belajar mengayuh sepeda roda dua di halaman rumahnya. Adit sudah beberapa kali berhasil berjalan sejauh beberapa meter dengan sepedanya, namun tiba-tiba dia terjatuh dan terhuyung-huyung di tanah.
Adit merasa sakit pada lututnya dan tangisannya pecah seketika. Meskipun tidak terluka serius, itu cukup untuk membuatnya merasa sangat kecewa. Ibunya segera mendatanginya dan menjaganya. Ibunya memberinya pelukan erat dan berkata, “Jangan khawatir, Bu. Ini tidak apa-apa.”
Namun, meskipun ibunya memeluknya erat, Adit masih menangis dengan keras. Dia merasa sangat csedih dan merasa seperti semua usahanya selama beberapa minggu terakhir telah sia-sia.
Namun, ibunya tahu persis apa yang harus dilakukan untuk membawa senyum kembali ke wajah Adit. Dia merangkul kesedihan anaknya, menghibur dia dengan kata-kata yang lembut, dan memberikan es batu untuk mengurangi rasa sakit di lututnya.
Setelah beberapa saat, Adit merasa lebih baik. Meskipun lututnya masih sedikit sakit, dia tidak menangis lagi. Ibunya membantunya berdiri kembali dan melanjutkan latihan sepedanya. Dengan bantuan dan dukungan ibunya, Adit kembali mencoba mengayuh sepedanya.
Meskipun jatuh dan menangis bukanlah pengalaman yang menyenangkan, Adit belajar bahwa keberhasilan membutuhkan sedikit upaya dan rintangan tidak menghalangi keberhasilan yang dicapai. Dia tumbuh menjadi lebih kuat dan lebih percaya diri dalam mengendarai sepedanya setiap hari.