Sekarang aku merasa seperti dipaksa untuk menikah dengan seorang duda tua. Aku tidak pernah mengira bahwa hidupku akan berakhir seperti ini. Ketika ayahku memberitahukan bahwa aku telah dijodohkan untuk menikahi seorang duda yang sudah berusia hampir enam puluh tahun, aku merasa seperti semuanya berakhir bagiku.
Aku ingin menolak, tetapi ayahku memberitahukan bahwa ini adalah keputusan keluarga dan aku harus melakukannya. Aku merasa tidak adil tapi aku harus menuruti keputusan tersebut.
Pertemuan pertamaku dengan suamiku sangatlah menakutkan. Aku tidak tahu apa yang harus kukatakan atau lakukan, aku merasa kehilangan arah. Namun, suamiku terlihat baik hati dan memperlakukan aku dengan sangat baik, meskipun usianya yang sudah tua.
Dia membawaku keliling kota dan memberiku tur di gedung-gedung bersejarah. Dia juga membagikan pengalamannya saat menjadi saudagar baru dengan sangat antusias, dan aku merasa seperti aku mengenal dirinya lebih baik.
Tapi, suamiku tidak sehat, dan akhirnya dia tidak mampu menghadapi penyakitnya. Sebelum dia meninggal, dia mempercayakan bisnisnya padaku, dan aku bertekad untuk melanjutkan bisnisnya dengan baik.
Walaupun awalnya aku tidak bahagia dengan keputusan yang diambil keluarga, namun pada akhirnya aku bersyukur dengan kehidupanku. Aku mencintai suamiku, dan aku merasa beruntung telah diberikan kesempatan untuk menjalani kehidupan yang penuh dengan cinta dan arti.
Tinggalkan Balasan