Demi Uang, Aku Tidak Merayakan Lebaran

Pada suatu malam sebelum hari raya Idul Fitri, Maryam masih terlihat sibuk bekerja di pabrik tekstil tempatnya bekerja. Meski suasana di luar sudah semarak menyambut hari raya, dia harus menuntaskan pekerjaannya.

Maryam merupakan pekerja tetap pabrik tekstil itu sejak setahun lalu. Sejak saat itu, dia sangat bersemangat dan berusaha keras melakukan pekerjaannya. Beberapa bulan lalu, dia bersama teman-temannya berjanji akan merayakan Idul Fitri bersama-sama di kampung halaman mereka. Namun berbagai suatu kejadian dan tuntutan pekerjaan yang harus diselesaikan membuat Maryam harus menunda niatnya untuk pulang ke kampung halaman tercinta.

Saat itu, hanya ada Maryam yang masih terlihat sibuk bekerja di pabrik. Kebisingan mesin dan suara petugas keamanan pabrik yang sibuk menjaga mesin-mesin berputar seakan-akan mengikis lelahnya Maryam. Namun dia tak boleh menyerah dan harus menyelesaikan pekerjaannya secepat mungkin.

Waktu terus berlalu, jam menunjukkan pukul 12 malam. Maryam merasa kelaparan, namun dia tak makan apapun karena ingin menyelesaikan pekerjaannya terlebih dahulu. Setelah hampir tiga jam bekerja tanpa henti, dia akhirnya selesai. Maryam sangat lelah dan ingin segera pulang.

Tepat ketika Maryam hendak pulang, petugas keamanan menghampirinya. Maryam merasa bingung dan bertanya ke petugas keamanan itu. Petugas keamanan itu mengatakan bahwa pihak pabrik akan memberikan bonus berupa uang tunai dan juga barang-barang kebutuhan pokok kepada Maryam dan teman-temannya sebagai pengganti tidak adanya cuti Idul Fitri. Meski tidak bisa bersama-sama di kampung, mereka masih bisa mendapatkan uang tambahan dan bantuan kebutuhan pokok.

Atas bantuan tersebut, Maryam merasa lega. Dia langsung membeli beberapa bahan makanan dan kue-kue tradisional untuk dishare bersama teman-temannya di pabrik. Setiap orang yang dijumpainya, dia sampaikan bahwa mereka akan mendapatkan bonus dan bantuan kebutuhan pokok, meski harus bekerja pada hari raya Idul Fitri. Maryam juga menyampaikan harapannya agar angka produksi pabrik bisa semakin meningkat.

Walaupun tidak bisa merayakan Lebaran bersama keluarga, Maryam merasa bahagia dan puas karena suksespul dalam pekerjaannya dan membantu teman-temannya yang bekerja di pabrik. Dia menyadari bahwa sebuah pengorbanan tak selalu harus sulit dan membawa kekurangan. Sebuah pengorbanan juga bisa membawa keuntungan, seperti bonus dan bantuan kebutuhan pokok tersebut yang diterimanya.


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *