Hari Raya Qurban Tanpa Korban

Hari Raya Qurban adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh semua umat Islam di dunia. Pada hari itu, mereka akan menyembelih hewan kurban sebagai bentuk pengorbanan dan ketaatan kepada Allah SWT. Hewan kurban biasanya berupa sapi, kambing, domba, atau unta yang sehat dan sempurna. Daging hewan kurban kemudian dibagikan kepada fakir miskin, tetangga, dan keluarga.

Namun, pada tahun ini, ada sesuatu yang berbeda. Sebuah virus misterius menyebar di seluruh dunia dan menginfeksi semua hewan kurban. Virus itu membuat hewan kurban menjadi ganas, liar, dan berdarah-darah. Mereka menyerang siapa saja yang mendekatinya dengan gigi dan cakar yang tajam. Banyak orang yang terluka bahkan tewas akibat virus itu.

Para ulama dan pemimpin agama bingung dan khawatir. Mereka tidak tahu bagaimana cara mengatasi virus itu dan bagaimana cara melaksanakan ibadah qurban. Mereka berdoa dan beristighfar kepada Allah SWT, memohon petunjuk dan perlindungan.

Di tengah kekacauan itu, ada seorang anak kecil bernama Rizal yang memiliki ide cemerlang. Ia adalah anak yatim piatu yang tinggal di panti asuhan. Ia sangat mencintai hewan dan sering bermain dengan mereka. Ia juga sangat pintar dan kreatif.

Ia memutuskan untuk membuat hewan kurban dari barang-barang bekas yang ia temukan di sekitar panti asuhan. Ia menggunakan kardus, botol plastik, kertas, kain, benang, dan lem untuk membuat replika hewan kurban yang mirip dengan aslinya. Ia membuat sapi, kambing, domba, dan unta dengan ukuran yang bervariasi.

Ia kemudian membawa hewan-hewan kurban buatannya ke masjid terdekat. Ia menawarkan hewan-hewan itu kepada para jamaah yang ingin berqurban. Ia menjelaskan bahwa hewan-hewan itu adalah simbolisasi dari pengorbanan dan ketaatan kepada Allah SWT. Ia mengatakan bahwa Allah SWT tidak melihat bentuk fisik hewan kurban, tetapi melihat niat dan kesungguhan hati para qurban.

Para jamaah awalnya ragu dan bingung. Mereka tidak pernah melihat hewan kurban seperti itu sebelumnya. Namun, setelah mendengar penjelasan Rizal, mereka tersentuh dan terharu. Mereka mengagumi kecerdasan dan keikhlasan Rizal. Mereka pun menerima hewan-hewan kurban buatan Rizal dengan senang hati.

“Terima kasih ya nak, kamu sangat baik hati,” kata seorang bapak tua yang menerima sapi buatan Rizal.

“Semoga Allah SWT memberkati kamu,” kata seorang ibu muda yang menerima kambing buatan Rizal.

“Kamu hebat sekali, bisa membuat hewan kurban dari barang bekas,” kata seorang anak laki-laki yang menerima domba buatan Rizal.

“Kamu pintar sekali, bisa membuat unta dari botol plastik,” kata seorang anak perempuan yang menerima unta buatan Rizal.

Rizal lalu meminta izin kepada imam masjid untuk menyembelih hewan-hewan kurban buatannya di halaman masjid. Imam masjid mengizinkan dengan syarat Rizal harus membaca doa qurban terlebih dahulu. Rizal pun membaca doa qurban dengan suara lantang dan jelas.

“Ya Allah, sesungguhnya aku menyembelih (hewan ini) karena Engkau semata-mata, tidak ada sekutu bagi-Mu. Ya Allah terimalah (qurban) dari diriku.”

Kemudian ia menyembelih hewan-hewan kurban buatannya dengan pisau tumpul yang ia pinjam dari dapur panti asuhan. Ia memotong leher hewan-hewan itu dengan hati-hati agar tidak merusak bentuknya.

Setelah itu, ia membagikan daging hewan kurban buatannya kepada fakir miskin, tetangga, dan keluarga. Daging hewan kurban buatannya ternyata berisi makanan bergizi seperti roti, biskuit, susu, buah-buahan, sayur-sayuran, dan daging kaleng. Semua orang yang menerima daging hewan kurban buatannya merasa senang dan bersyukur. Mereka memuji Rizal sebagai anak yang baik hati dan berbakti.

“Alhamdulillah, ini adalah daging kurban terenak yang pernah saya makan,” kata seorang fakir tua yang mengunyah roti.

“Subhanallah, ini adalah daging kurban terlezat yang pernah saya rasakan,” kata seorang tetangga yang meneguk susu.

“Allahu Akbar, ini adalah daging kurban terbaik yang pernah saya dapatkan,” kata seorang saudara yang menyantap buah-buahan.

Rizal pun merasa bahagia dan puas. Ia merasa telah melaksanakan ibadah qurban dengan sebaik-baiknya. Ia berharap Allah SWT menerima qurban dari dirinya dan memberkahi dirinya dan semua orang.

Tiba-tiba, ia mendengar suara gemuruh dari langit. Ia menengadah dan melihat awan berwarna-warni membentuk tulisan besar. Tulisan itu berbunyi:

“Ya Rizal, sesungguhnya Aku telah menerima qurbanmu. Engkau adalah anak yang cerdas, kreatif, dan beriman. Engkau telah menunjukkan pengorbanan dan ketaatan yang luar biasa kepada-Ku. Engkau telah menyelamatkan Hari Raya Qurban dari bencana. Engkau telah membahagiakan banyak orang dengan qurbanmu. Oleh karena itu, Aku akan memberimu hadiah yang istimewa. Aku akan menghapus virus yang menginfeksi semua hewan kurban di dunia. Aku akan menyembuhkan semua orang yang terluka atau tewas akibat virus itu. Aku akan mengembalikan semua hewan kurban ke kondisi semula. Aku akan memberkati semua orang yang berqurban dengan rahmat dan kebaikan-Ku. Dan Aku akan memberimu keluarga baru yang akan mencintai dan merawatmu seumur hidupmu.”

Rizal terkejut dan takjub. Ia tidak percaya bahwa Allah SWT telah berbicara kepadanya dan memberinya hadiah yang begitu indah. Ia menangis haru dan bersujud syukur kepada Allah SWT.

“Ya Allah, Engkau Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Engkau Maha Pemberi lagi Maha Pemaaf. Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Aku bersyukur atas segala nikmat-Mu. Aku memohon ampun atas segala dosa-ku. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau, dan Muhammad adalah utusan-Mu.”

Semua orang yang menyaksikan kejadian itu juga terkejut dan takjub. Mereka menyadari bahwa mereka telah menyaksikan mukjizat dari Allah SWT. Mereka juga menangis haru dan bersujud syukur kepada Allah SWT.

“Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar.”

Mereka kemudian memeluk Rizal dengan penuh kasih sayang. Mereka mengucapkan selamat kepada Rizal atas hadiah yang diberikan Allah SWT kepadanya. Mereka juga mengucapkan terima kasih kepada Rizal atas qurban yang dibagikannya kepada mereka.

“Selamat ya Rizal, semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat-Nya kepadamu,” kata imam masjid sambil mengusap kepala Rizal.

“Terima kasih ya Rizal, semoga Allah SWT membalas kebaikanmu dengan kebaikan yang lebih besar,” kata pengurus panti asuhan sambil memeluk Rizal.


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *