Pada artikel sebelumnya kita sudah membahas pengantar Aplikasi Manajemen Pemasaran Produktif untuk bank syariah[1]. Ada banyak faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen perbankan syariah sehingga mereka menjatuhkan pilihan kepada salah satu produk dan atau jasa perbankan syariah. Satu faktor penting yang harus diketahui oleh pemasar bank syariah adalah lingkungan pemasaran. Berikut ini pembagian lingkungan pemasaran dalam mempromosikan bank syariah.
Lingkungan Demografis
Lingkungan demografis berkaitan dengan populasi penduduk. Alasan mengapa lingkungan ini dianggap sebagai kekuatan pertama yang harus dipantau bank ialah sebab populasi penduduk inilah yang membentuk pasar, dan pasar adalah kumpulan nasabah. Contoh sederhana penerapan pemasaran bank syariah berbasis lingkungan demografis adalah efek pemasaran dari mulut ke mulut yang terjadi secara alami diantara para nasabah bank syariah dan orang-orang yang mereka kenal.
Aspek demografis meliputi ukuran dan tingkat populasi dalam kota, wilayah, negara yang berbeda; distribusi usia penduduk; tingkat pendidikan, usia, agama, pola rumah tangga, dan lain-lain. Tren atau kecenderungan utama di lingkungan demografis dan implikasi pemasarannya dalam bank syariah sebagai berikut:
Pertumbuhan populasi dunia yang eksplosif (meledak)
Populasi dunia menunjukkan pertumbuhan yang meledak, tingkat pertumbuhan penduduk diperkirakan 1,7% per tahun, sehingga tahun 2000, jumlah populasi mencapai 6,2 miliar orang. Ledakan populasi tersebut telah menjadi perhatian utama pemerintah dan berbagai kelompok di seluruh dunia, karena alasan keterbatasan sumber daya alam dan pertumbuhan kualitas kesehatan.
Adanya keterbatasan SDA yang mendukung kehidupan manusia, yaitu pertumbuhan penduduk dihitung sebagai deret ukur, sedangkan pertumbuhan perekonomian diukur sebagai deret tambah. Pertumbuhan populasi penduduk yang tertinggi terdapat di negara dan masyarakat di dunia ketiga (negara-negara yang kurang berkembang), saat ini merupakan 76% dari penduduk dunia dan tumbuh sebesar 2% per tahun. Di sini, tingkat kematian telah menurun karena pengobatan modern, sedangkan tingkat kelahiran tinggi. Ledakan populasi dunia akan menguntungkan bagi para pemasar apabila diiringi daya beli dan kemampuan mengadakan pertukaran.
Distribusi umur populasi menentukan kebutuhan
Suatu populasi penduduk dapat dikelompokkan dalam: usia pra-sekolah, usia sekolah, usia remaja, usia pemuda (25-40), usia dewasa paruh baya (40-65), usia penduduk tua (65-ke atas). Setiap kelompok mempunyai rangkaian kebutuhan produk dan jasa tertentu yang membantu para pemasar menyesuaikan penawaran pasar mereka.
Kelompok pendidikan
Populasi penduduk dalam setiap masyarakat terbagi dalam lima kelompok, yaitu: buta huruf, tidak lulus SMU, lulus SMU, sarjana, lulusan pendidikan profesi. Produk bank syariah yang memperhatikan aspek lingkungan kelompok pendidikan akan memfokus strategi marketing mereka hanya kepada kelompok tertentu saja. Hal itu perlu dilakukan agar proses pemasaran berlangsung efektif dan tidak membuang waktu, biaya dan tenaga yang tidak perlu.
Pola rumah tangga (RT)
Kehidupan modern telah menciptakan pola baru dalam hubungan manusia untuk hidup secara berkelompok. Dewasa ini muncul rumah tangga non keluarga atau rumah tangga non tradisional. Rumah tangga tradisional terdiri atas suami, istri, anak-anak. Sedangkan rumah tangga non-keluarga, seperti: para bujangan, baik perempuan maupun lelaki, serta orang tua tunggal. Kehidupan metropolitan telah mengubah pola rumah tangga dan melahirkan beberapa segmentasi baru dalam masyarakat. Misalnya, para wanita sosialita, pria metroseksual, mahasiswa asing, buruh pinggiran, dan lain-lain.
Pergeseran geografis dalam populasi
Dengan adanya fenomena terjadinya migrasi yang besar antar-negara dan dalam negara, misalnya pada tahun 1997 terjadi pengembalian Hongkong yang menjadi koloni Inggris sejak ratusan tahun yang lalu ke pemerintahan Cina. Penduduk Hongkong yang terbiasa hidup di alam perekonomian kapitalis, harus memutuskan apakah akan menjadi WN Cina yang komunis atau menjadi WN negara lain yang mereka sukai? Saat itu banyak penduduk Hongkong yang bemigrasi ke Kanada, Amerika Serikat, Inggris, Australia, atau Singapura.
Migrasi antarnegara tersebut telah memunculkan peluang bagi pemasar perumahan, pendidikan, jasa bank, transportasi. Perpindahan penduduk dari kota kecil atau pedesaan ke kota-kota besar di Indonesia, telah memunculkan peluang bagi pedagang kaki lima, pemilik warung, rumah kontrakan, pemilik penampungan pembantu RT, tempat-tempat wisata menengah ke bawah dan lain-lain.
Pergeseran dari pasar massal ke pasar mikro
Bank yang menganut konsep marketing akan melakukan S-T-P (Segmenting-Targetting-Positioning). Dasar yang digunakan antara lain: umur, jenis kelamin, latar belakang, etnis, pendidikan psikografis/gaya hidup, geografis, dan sebagainya. Setiap segmen memiliki preferensi dan karakteristik nasabah tersendiri. oleh karena itu, mereka akan didekati dengan program pemasaran tertentu.
Lingkungan ekonomi
Selain manusia, pasar juga memerlukan daya beli. Daya beli yang ada dalam suatu perekonomian bergantung pada pendapatan, harga, tabungan, utang, ketersediaan kredit berjalan. Jadi, para pemasar sebuah bank harus memberikan perhatian khusus kepada tren utama dalam pendapatan dan pengeluaran nasabah.
Tren distribusi pendapatan nasabah
Distribusi pendapatan berhubungan dengan struktur industri suatu negara, apakah perekonomian subsistem; perekonomian eksportir bahan baku; perekonomian industrialisasi; ataukah perekonomian industrialisasi; ataukah perekonomian industri serta sistem politik.
Para pemasar membedakan negara-negara menjadi lima pola distribusi, yaitu: (1) pendapatan sangat rendah; (2) sebagian penduduk berpendapatan rendah; (3) pendapatan sangat rendah dan sangat tinggi; (4) pendapatan rendah, sedang/menengah, tinggi; (5) sebagian besar pendapatan menengah.
Pola pengeluaran masyarakat yang berubah
Pengeluaran nasabah untuk kelompok barang dan jasa utama berubah terus dari tahun ke tahun, seperti sandang, pangan, perumahan, keperluan pribadi, dan transportasi yang merupakan 2/3 dari pendapatan rumah tangga. Pengeluaran untuk sandang, pangan, serta untuk keperluan pribadi cenderung menurun, sedangkan pengeluaran untuk perumahan serta transportasi, pengobatan serta rekreasi cenderung meningkat.
Lingkungan teknologi
Para pemasar harus memerhatikan tren di lingkungan teknologi, yaitu sebagai berikut: langkah perubahan teknologi yang semakin cepat, peluang untuk inovasi yang tidak terbatas, anggaran riset dan pengembangan yang bervariasi, dan regulasi yang meningkat atas teknologi.
Contoh paling sederhana dari penerapan lingkungan teknologi adalah kemudahan bertransaksi perbankan melalui layanan SMS banking, internet banking, mobile banking, rekening ponsel, dan lain-lain. Kecanggihan teknologi turut mempengaruhi pola transaksi perbankan masyarakat yang menghendaki kecepatan, kemudahan, sekaligus keamanan.
Lingkungan Politik
Tren lingkungan politik yang harus dipantau oleh para pemasar adalah jumlah substansial dari UU yang mengatur perbankan syariah. UU yang mengatur perbankan telah meningkat secara mantab dari tahun ke tahun. UU Perbankan yang dikeluarkan pemerintah, mempunyai sejumlah tujuan. Tujuan pertama adalah melindungi bank syariah satu sama lain, artinya harus ada aturan main yang mengatur dan mencegah persaingan yang tidak sehat atau tidak adil, misalnya UU perlindungan hak paten.
Selanjutnya, tujuan kedua adalah melindungi nasabah dari praktik perbankan yang tidak adil, misalnya penipuan dalam iklan, produk yang mencemari lingkungan agama, dan pemalsuan produk. Tujuan ketiga adalah melindungi kepentingan masyarakat dari perilaku perbankan yang tidak terkendali, misalnya bank harus membebankan biaya sosial ke dalam produknya.
Lingkungan Budaya
Lingkungan budaya pun turut mempengaruhi perilaku konsumen layanan perbankan syariah. Beberapa tren lingkungan budaya yang harus dipantau oleh pemasar adalah sebagai berikut:
Nilai budaya dasar memiliki tingkat kemapanan yang tinggi
Kepercayaan dan tata nilai dasar diteruskan dari orang tua kepada anak dan diperkuat oleh institusi-institusi sosial – sekolah, kelompok religius, dunia perbankan. Contoh: warna putih bagi orang Jepang identik dengan kematian. Bagi warga keturunan China, mempertahankan bahasa Mandarin merupakan sesuatu yang penting. Pemasar harus memahami bahwa nilai budaya dasar tersebut memiliki kemapanan yang tinggi.
Nilai budaya sekunder mengalami pergeseran sepanjang waktu
Nilai-nilai budaya sekunder seperti kebiasaan relatif mudah bergeser dari tahun ke tahun. Kehidupan modern yang telah berkembang sedemikian cepatnya telah mengubah kebiasaan konsumen perbankan syariah. Satu dekade yang lalu nasabah terbiasa mengecek catatan transaksi perbankan mereka melalui buku tabungan. Mereka harus antri selama bermenit-menit di depan teller untuk mencetak buku tabungan. Namun hal itu kini tidak harus dilakukan dengan susah-payah. Nasabah bank syariah cukup menggunakan layanan internet banking untuk memeriksa ringkasan transaksi rekening mereka dalam jangka waktu tertentu.
[1] Herry Sutanto dan Khaerul Umam, Manajemen Pemasaran Bank Syariah, Bandung: 2013.
Tinggalkan Balasan