Panas dan Berisik Jelang Pilkada Jombang

bagaimana menentukan pilihan terbaik dalam hidup
bagaimana menentukan pilihan terbaik dalam hidup

Pemilihan kepala daerah atau Pilkada Jombang akan segera digelar tiga bulan lagi. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Jombang menjadwalkan Pilkada Bupati dan Pilkada Gubernur akan dilakukan pada 27 Juli 2018. Saat ini para kandidat sedang sibuk melakukan kampanye sesuai jadwal dari KPU. Semua aparat sipil negara (ASN) juga dilarang menunjukkan dukungan secara terbuka kepada salah satu pasangan calon.

Seperti sudah menjadi tradisi bahwa partai pengusung kandidat akan mencari massa sebanyak-banyaknya dalam proses kampanye. Kali ini pun terjadi di desa tempat tinggal saya. Dengan menunggang kendaraan organisasi Islam terbesar di Indonesia, salah satu tim sukses kandidat mengajak saya untuk ikut serta dalam kegiatan mereka. Undangan sudah saya terima. Namun saya tidak mau menghadiri acara yang diberi label turba itu. Saya kapok hadir di acara politik keagamaan.

Saya masih ingat kejadian beberapa tahun silam saat saya tertipu undangan sebuah acara keagamaan. Di undangan tersebut tertulis acaranya adalah pembacaan surat Waqiah. Namun dalam prakteknya ternyata acaranya diisi dengan kunjungan politik salah satu anggota partai. Duh, bila ingat kejadian itu saya menyesal sekali. Seperti terjebak di dalam kerangkeng macan yang dibawahnya menyala api dengan berkobar.

Panas dan tidak nyaman selalu mengiringi proses suksesi kepemimpinan. Dan sebagai seorang pendidik, saya tidak mau memperburuk keadaan. Cukup bertindak netral saja. Tak elok jika seorang guru, pendidik ataupun pengajar bergabung sebagai anggota aktif sebuah partai politik (parpol). Guru yang telah aktif bergabung di parpol akan selalu terdorong untuk membesarkan nama parpolnya. Dia akan mengarahkan muridnya untuk menyukai parpol tersebut secara langsung maupun tidak langsung.

Jika hal di atas sudah terjadi, maka netralitas guru tersebut patut dipertanyakan. Bagaimana mungkin ia mampu mengajarkan prinsip pemilu jurdil jika ia tidak dapat berpikir adil kepada parpol lain. Inilah bahaya bergabungnya ASN ke dalam sebuah organisasi politik. Dengan sikap netral ASN diharapkan keadaan di masyarakat bisa kondusif sebelum Pilkada hingga terlantiknya pemimpin baru hasil Pemilu.


Comments

5 tanggapan untuk “Panas dan Berisik Jelang Pilkada Jombang”

  1. Avatar Thohir
    Thohir

    Setuju mas. Guru harus bisa netral dlm pilkada. Jgn sampai gurujd pengurus parpol.

  2. Politik uang akan terus berlangsung selama masyarakat msh ada yg kelaparan. Dapat duit kok gak mau.

  3. ASN harus netral.

  4. Avatar Ferry
    Ferry

    Tidak ada yang aneh. Politik itu memang kotor, tapi mengasyikkan.

  5. Avatar Habibie Center
    Habibie Center

    Pilpres juga nggak kalah seru pak. Baru pengumuman cawapres saja sudah bikin heboh.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *