Artikel cerita rakyat Nusantara bersama blog The Jombang Taste sampai di Jawa Timur. Pada suatu masa, kerajaan Majapahit diperintah oleh seorang ratu bernama Kencanawungu. Parasnya elok dan cantik terkenal di mana-mana sehingga banyak raja-raja yang ingin mempersuntingnya. Begitu pula Adipati Minakjinggo dari kerajaan Blambangan. Adipati Minakjinggo akan menghancurkan Majapahit apabila pinangannya ditolak oleh Kencanawungu.
Mengingat ancaman Minakjinggo dari kadipaten Blambangan yang kecil itu, Kencanawungu amat sedih dan murka sekali. Siang malam ia mohon pertolongan dewata. Kisah legenda rakyat Jawa Timur ini bermula pada suatu hari Kencanawungu mengutus Patih Logender untuk mencari seseorang yang bernama Damarwulan.
Menurut Kencanawungu, Damarwulan yang akan dapat melindungi kerajaan Majapahit. Kebetulan Damarwulan adalah pembantu Patih Logender. Damarwulan adalah seorang ksatria yang tampan dan jujur. la adalah anak Udara, kakak Patih Logender. Patih Logender berputra tiga orang yaitu Anjasmara, Layang Seta, dan Layang Kumitir.
Kedatangan Damarwulan dalam keluarga Logender menyebabkan kedua saudara Anjasmara menjadi iri hati. Keduanya menghasut ayahnya. Karena hasutan itu, Damarwulan yang diikuti Anjasmara diasingkan ke sebuah tempat. Akan tetapi, karena kepentingan Kencanawungu, Damarwulan dibebaskan dan diajaknya ke istana. Kencanawungu mengutus Damarwulan untuk membunuh Minakjinggo.
Alangkah berat tugas dari Sri Ratu, namun dijalankannya tugas berat itu. Damarwulan adalah seorang ksatria yang pantang menyerah, lebih-lebih tugas itu dari Ratu Majapahit. Dengan bantuan istri Minakjinggo yang bernama Waito dan Puyengan, Damarwulan dapat memiliki pusaka Minakjinggo yang bernama Besi Kuning. Karena pusaka besi kuning adalah tumpuan nyawa Minakjinggo, maka dengan mudahnya Damarwulan mengalahkannya.
Dalam perjalanan menuju Majapahit untuk melaporkan tugasnya, Damarwulan dihadang oleh Layang Seta dan Layang Kumitir. Karena tipu dayanya kedua orang itu dapat mengalahkan Damarwulan, dan dimasukkannya ke dalam sumur. Berkat bantuan ayahnya, Damarwulan dapat diselamatkan dan disuruh segera menghadap ke Majapahit. Demikian cerita rakyat Jawa Timur ini terus berlanjut.
Layang Seta dan Layang Kumitir telah berada di hadapan Kencanawungu. Dilaporkannya bahwa ia berdua dengan mudah mengalahkan Minakjinggo. Tak Iama kemudian masuklah Damarwulan ke istana. Karena kedatangan ksatria itu, keduanya menjadi pucat dan takut sekali. Atas keadaan ini, Kencanawungu memakluminya.
Maka diujilah ketiga ksatria itu untuk membuktikan kebenarannya. Semua penduduk menyaksikan pertarungan itu, tak ketinggalan pula Patih Logender sendiri. Karena ketangkasan dan kekuatan Damarwulan, Layang Seta dan Layang Kumitir dapat dikalahkan. Melihat kejadian ini, Ratu memutuskan bahwa yang benar adalah Damarwulan. Kemudian Damarwulan dijadikan suaminya.
Patih Logender dengan kedua putranya, karena berbuat kesalahan mendapat hukuman yang setimpal. Begitulah nasib patih Logender yang melindungi kesalahan kedua putranya. Setelah Damarwulan menjadi raja, pemerintahannya berlangsung semakin adil, rakyatnya menjadi makmur serta hidup rukun. Raja dan permaisuri memerintah dan memimpin kerajaan Majapahit dengan baiknya.
Pesan moral yang terkandung dalam kisah legenda Damar Wulan dari Jawa Timur ini adalah supaya kita selalu berperilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, amanat cerita rakyat Jawa Timur ini adalah kebenaran akan selalu mampu mengalahkan kejahatan. Semoga artikel legenda Damar Wulan dari Kerajaan Majapahit ini bisa menambah wawasan Anda. Sampai berjumpa dalam artikel The Jombang Taste selanjutnya.
Daftar Pustaka:
Maryanto, Soemadji. 2008. Pelengkap IPS: Cerita Rakyat Untuk SD. Jakarta: Balai Pustaka.
Tinggalkan Balasan