Menjaga Masjid dan Menjaga Hatimu

Pada suatu kampung, hiduplah seorang pemuda bernama Amir. Ia dikenal sebagai sosok pemuda penjaga masjid yang rajin dan setia, serta alim dalam beribadah. Suatu hari, tibalah bulan Ramadan, di mana seluruh umat Islam bersuka cita menyambut bulan suci ini.

Amir, seperti biasa, mendapat tugas untuk menjaga masjid sekaligus menjadi imam salat Tarawih dan salat Idul Fitri nantinya. Di samping itu, Amir juga ingin mencari jodoh yang sholehah meski ia tahu posisinya sebagai pemuda miskin sulit untuk mendapatkan wanita yang diinginkannya.

Besarnya keinginan Amir untuk mencari jodoh membuat ia berdoa setiap hari agar diberikan pasangan yang baik. Namun, di kampung itu banyak orang hanya memandang materi ketika hendak mencari jodoh. Hal ini membuat Amir semakin kesulitan.

Pada suatu malam yang penuh sukacita, warga kampung menunggu-tunggu datangnya takbir keliling untuk merayakan malam Hari Raya Idul Fitri. Namun, di tengah keriuhan tersebut, Amir melihat wajah Pak Haji Ridwan, seorang tokoh masyarakat yang dikenal kaya raya, yang sedang menatapnya lama. Amir persangka bahwa Pak Haji menghargai pengabdiannya sebagai penjaga masjid dan sebagai imam salat.

Keesokan harinya, setelah salat Idul Fitri, Amir mendapat panggilan dari Pak Haji Ridwan. Ia menemui Pak Haji dengan perasaan gugup dan cemas, tak mengetahui apa pesan yang akan disampaikan.

“Amir, saya lihat kamu ini anak baik dan rajin. Saya tahu kamu ini sedang mencari jodoh, bukan? Bagaimana kalau kamu mau menikah dengan putri saya, Laila?” tawar Pak Haji dengan tulus.

Amir terkejut mendengar tawaran tersebut. Laila adalah wanita yang ia idam-idamkan, namun ia selalu merasa tidak pantas untuk Laila karena perbedaan keadaan ekonomi mereka. Namun demikian, Amir merasa tidak mungkin menolak tawaran yang mulia itu. Setelah berfikir sejenak, ia pun menjawab, “Saya menerima, Pak Haji.”

“Saya senang, Amir. Tapi ada satu syarat,” tutur Pak Haji. “Kamu harus menjadi anak angkat saya dan mengurus usaha yang saya punya, serta terus bekerja dengan gigih.”

Amir kemudian bersujud syukur atas berkah yang diberikan oleh Allah. Tak lama kemudian, hari pernikahan Amir dan Laila pun tiba, berlangsung dengan meriah dan diberkati oleh semua warga kampung. Begitu ia memiliki kekayaan dan menikah dengan Laila, Amir tetap rendah hati dan tak lupa untuk tetap mengabdi pada masjid.

Kisah Amir merupakan contoh bahwa kesabaran, keikhlasan, serta keinginan untuk mengabdi secara tulus pada masjid bisa membuat seseorang mendapatkan berbagai keberkahan, termasuk jodoh yang baik. Inilah yang membuat pengalaman Amir sebagai pemuda penjaga masjid yang miskin menjadi satu kisah yang menginspirasi banyak orang.


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *