Muda Memandang, Tua Melarang dalam Senyuman

Di perdesaan yang tertata rapi dengan sawah-sawah yang hijau, hiduplah seorang pemuda tampan bern Suatu hari, Andi pergi ke pasar untuk menjual hasil pertanian yang baru saja iaen. Wajahnya yang tampan menarik perhatian banyak penduduk kampung, terlebih ketika ia tersenyum. Di pusat pasar, Andi bertemu dengan seorang gadis cantik yang sedang berjualan bunga bernama Rara.

Mata Andi dan Rara saling bertemu, dan pada pandangan pertama, mereka saling tertarik satu sama lain. Senyum Andi membuat Rara jatuh hati, begitu pula senyum Rara yang juga memikat hati Andi. Setiap hari, keduanya saling berkunjung dan terjalinlah hubungan yang semakin dekat.

Namun, rasa bahagia mereka harus terancam ketika para orang tua di desa mengetahui hubungan Andi dengan Rara. Bukannya membicarakan secara baik-baik, para orang tua justru melarang Andi dan Rara untuk melanjutkan hubungan mereka. Alasannya sederhana, menurut mereka, Andi dan Rara seharusnya lebih fokus pada pekerjaan masing-masing daripada saling jatuh cinta.

Kepada para orang tua membuat Andi dan Rara sangat sedih. Tapi, mereka tetap tegar walau hati mereka berat melangkah ke arah yang berbeda. Setiap hari, Andi dan Rara berusaha menjalani aktivitas mereka tanpa saling bertemu.

Pada suatu sore yang indah, Andi merasa sangat kehilangan Rara. Ia lalu mengambil keputusan untuk pergi menemui Rara di sumber mata air tempat mereka biasa bertemu. Begitu pula dengan Rara yang merasa begitu rindu pada Andi dan beranjak untuk hendak menemui Andi.

Mereka berdua akhirnya bertemu di tempat yang biasa mereka kunjungi, sumber mata air. Tanpa kata-kata, Andi dan Rara saling memandang dan tersenyum. Saat itulah, mereka menyadari bahwa cinta mereka tidak bisa dipisahkan oleh larangan dari para orang tua.

Mereka lalu menciptakan strategi untuk membawa para orang tua berkumpul di sumber mata air. Disana, Andi dan Rara membuktikan betapa kuatnya cinta mereka dengan menampilkan senyuman terindah bagi para orang tua.

Melihat kebahagiaan Andi dan Rara pada saat itu, para orang tua pun tersentuh dan mengizinkan mereka melanjutkan hubungan mereka. Akhirnya, Andi dan Rara resmi menjadi sepasang kekasih yang damai dan bahagia, tetap tinggal di desa mereka dengan dukungan serta restu dari orang tua mereka.

Dan begitulah kisah “Muda Memandang, Tua Melarang dalam Senyuman” berakhir dengan cinta yang tulus dalam sebuah kemenangan untuk Andi dan Rara. Senyum mereka yang cerah kini menjadi simbol persatuan dan kebahagiaan yang melambungkan nama desa itu menjadi desa terbekat.


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *