Perjuangan Guru Mengajar Anak Berkebutuhan Khusus

Parmiti, seorang guru yang mengajar anak-anak berkebutuhan khusus (ABK), merasakan betul bahwa esensi pendidikan seperti inilah yang harus dicapai. Bagi Parmiti, memampukan diri adalah modal bagi setiap anak supaya tumbuh menjadi pribadi mandiri. Sebab, percuma saja pintar, jika tidak mampu mandiri melakukan segala hal secara sendiri.

Latar belakang Parmiti bukanlah dari seorang pendidik. Ia hanyalah seorang sarjana ekonomi yang sempat menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri. Namun, akhirnya ia banting setir untuk membangun Yayasan Anak Unik. Yayasan ini berlokasi di Banjar Tengkulak Kaja, Desa Kemenuh, Sukawati, Gianyar, dan didirikan untuk menampung serta mendidik anak-anak berkebutuhan khusus.

Berikut adalah kisah perjuangan Parmiti:

  1. Menyadari Pendidikan Penting: Parmiti memutuskan untuk berhenti menjadi TKI dan membuka lembaga bimbingan belajar (Bimbel). Ternyata, di sana ia menemukan beberapa anak ABK yang unik dan tergolong aneh. Beberapa anak ini seperti tidak mampu menangkap pelajaran seperti anak normal. Ternyata, anak-anak tersebut adalah anak-anak berkebutuhan khusus, yang sering disebut tuna grahita atau keterbelakangan mental. Karena didorong nalurinya untuk mendidik, apalagi saat itu tidak ada yang mengakomodir anak-anak tuna grahita, Parmiti akhirnya memutuskan untuk mendirikan Yayasan Anak Unik dengan visi sederhana: setiap anak itu unik.
  2. Setiap Anak Terlahir Unik: Parmiti memahami bahwa cara mendidik setiap anak tidak bisa dipukul rata. Ia berkomitmen untuk memampukan diri anak-anak berkebutuhan khusus agar mereka tumbuh menjadi pribadi mandiri. Dengan tekad dan semangat, Parmiti menghadapi tantangan sebagai guru ABK dengan penuh dedikasi dan cinta.

Semoga kisah perjuangan Parmiti menginspirasi kita semua untuk memberikan pendidikan yang inklusif dan memampukan setiap anak, tanpa terkecuali.


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *